Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jangan-jangan, Ibuku Seorang Filsuf?

24 November 2020   07:19 Diperbarui: 24 November 2020   18:39 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana pun, anak adalah seorang peniru yang ulung! | pixabay.com

Idenya adalah, jangan menggurui seorang pun, tetapi berdiskusilah dengan mereka. Karena dengan begitu, kita pun menerima pembelajaran dari mereka.

Ketika kita menggurui seseorang, kita tak ada bedanya dengan kaum sofis (lihat di sini) semasa Socrates hidup.

Dan tidakkah Anda melihat sesuatu yang egois di sana? 

Socrates mengatakan bahwa pengetahuan dilahirkan dari dalam diri sendiri. Dengan demikian, ketika orang lain ingin "melahirkan" pengetahuan, kita hanya jadi seorang "bidan".

Ketika proses persalinan, bidan tidak melahirkan anak itu. Si ibulah yang melahirkan anak itu. Bidan hanya membantu, memotivasi, "menyemangati" supaya si ibu melahirkan dengan selamat.

Begitu pun dalam upaya kita membantu orang lain dalam mengetahui sesuatu. Semenjak menyadari nasihat ibu itu, ketika saya dihadapkan untuk berbicara di depan orang banyak, saya selalu memulainya dengan pertanyaan, bukan pernyataan.

Ketika mereka menjawab, saya akan menyanggahnya. Kemudian mereka menyanggah kembali; dan begitu pun saya. Maka terjadilah diskusi yang sehat.

Menggurui itu bersifat satu arah, semacam monolog. Karenanya, kita (sebagai orang yang menggurui) tak akan belajar apa pun dari lawan bicara kita.

Sedangkan berdiskusi itu bersifat dua arah, semacam dialog. Karenanya, kita (meskipun kesannya sedang "menggurui") tetap saja lebih terbuka pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara kita dan kita pun menerima pembelajaran darinya.

Menggurui itu biasanya tidak mau dipersalahkan (seperti saya selama masa awal remaja). Tetapi dengan berdiskusi, kita lebih terbuka untuk menerima masukan. Dan begitulah pembelajaran yang sehat terjadi.

Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana mungkin ibu memberikan nasihat yang persis seperti Socrates katakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun