PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran dengan melalui aktivitas jasmani yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, keterampilan motorik, emosi, serta prilaku hidup sehat (Nugraha, 2015). Pentingnya pendidikan jasmani serta olahraga dalam bentuk pendidikan di Indonesia telah dirumuskan oleh pemerintah yakni berupa Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 (Lengkana & Sofa, 2017).
Pendidikan jasmani disabilitas adalah suatu kegiatan pendidikan jasmani yang dimana di dalamnya terdapat orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dll. Menurut (Wardani, 2017) sebagai makhluk hidup Anak Berkbutuhan Khusus berhak untuk tumbuh serta berkembang dalam keluarga, masyarakat maupun bangsa. Mereka juga mempunyai hak untuk sekolah sama halnya dengan anak pada dasarnya yang tidak ada kelainan. Tujuan penjas adaptif yaitu untuk melatih/merangsang aktivitas gerak tubuh anak sesuai dengan kondisi fisik masing-masing (Hakim, 2017).
Mengenai alat dan fasilitas penjas disabilitas tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut. Dapat disebutkan bahwa pengertian alat tersendiri adalah sesuatu yang bisa dipakai serta dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan aktivitas, yang tentunya dapat mudah untuk dipindahkan. Contohnya seperti bangku, bola dll. Fasilitas penjas merupakan sesuatu yang bisa mempermudah serta berjalan lancarnya sebuah kegiatan pendidikan jasmani yang sifatnya permanen atau susah dipindah-pindahkan. (K, 2009)
Fungsi dari pendidikan jasmani yaitu dalam (1) aspek perseptual, mengembangkan segala sesuatu yang berhubunan dengan koordinasi gerak visual, keseimbbangan tubuh, image tubuh, serta hubungan yang berkaitan dengan tempat atu ruang. (2) aspek koginitif, menngembangkan kemampuan untuk mengeksplorasi, meningkatkan pemahaman soal konsep gerakk untuk memecahkan suatu problem perkembangan melalui gerakan. (4) aspek sosial adalah untuk belajar berkomunikasi antara satu dengan yang lain, mengembangkan sifat kepribadian yang positif. (5) aspek emosional, mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani (Harjasuganda, 2008).
Dalam observasi alat dan fasilitas penjas disabilitas kami mengunjungi salah satu sekolah yaitu SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER JAYA 1yang dimana sekolah tersebut terakreditasi A serta alat dan fasilitasnya cukup memiliki kriteria yang baik, sehingga anak-anak dapat mengenal dan menggunakan berbagai macam alat olahraga, serta siswa kebugaran jasmaninya akan tetap terjaga, akan tetapi dalam segi fasilitas masih belum tertampung akan fasilitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu kami tertarik untuk meneliti alat dan fasilitas di SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER JAYA 1tersebut.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei wawancara dan dokumentasi yang artinya peneliti hanya menjabarkan temuan yang sesuai dengan fakta pada penelitian ini.
- Â
- HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan fasilitas merupakan suatu komponen yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Pada kesempatan ini saya akan menjabarkan alat dan fasilitas yang ada di Sekolah Dasar Negeri Sumber Jaya 1. Pada sekolah SEKOLAH Â tersebut memiliki alat dan fasilitas yang cukup memadai namun ada beberapa alat yang belum ada di sekolah tersebut yakni bola basket. Adapun alat dan fasilitas yang ada di SEKOLAH Â tersebut yaitu alat seperti bola, kok, ring basket, raket, tolak peluru, bola tenis, bola bocce. Kemudian, Fasilitas Outdor nya seperti Lapang mini soccer, lapang tolak peluru, lapang basket, lapang bola voli, bulu tangkis, bak pasir dan taman bermain. Dan Fasilitas indor nya seperti Lapang tenis meja, ruang tenun, toilet.
Berdasarkan analisis SWOT, yakni Strenght atau Kekuatan merupakan yang berhubungan dengan keunggulan, strenght atau kekuatan yaitu mampu mengambil keuntungan dari peluang (Chaniago, 2014). hasil observasi, alat dan fasilitas di SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER JAYA 1sangat memadai untuk melaksanakan pembelajaran penjas, seperti jumlah bola yang sesuai dengan jumlah peserta didik di SPLB C YPC, lapangan yang luas. Oleh karena itu, hal ini seharusnya bisa dijadikan kekuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Dan pencapaian tersebut juga telah dapat diraih oleh beberapa peserta didik yakni sudah meraih kejuaraan Special Olympics word games-Amerika dan mendapatkan 3 emas 1 perak serta 1 emas di raih di tempat yang berbeda yaitu di Abudabi, lalu juara 1 bocce sekota Bandung dan masih banyak prestasi lainnya. Weakness atau Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangannya dalam sumber daya, keterampilan, serta kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut bisa berupa fasilitas, sdm (Pernamawati et al., 2020). Berdasarkan observasi yakni, banyak alat untuk berolahraga sehingga membuat anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Sumber Jaya 1 seakan-akan asik bermain dan tidak mematuhi intruksi gurunya, sehingga guru kerap sekali mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Serta ada beberapa fasilitas dan alat yang masih belum ada sehingga peserta didik untuk memakainya menggunakan fasilitas yang ada. Opportunity atau Peluang adalah hal yang paling penting untuk suatu perusahaan karena hal ini yang akan menjadi penentu berkembang tidaknya perusahaan (Atmoko, 2018). Berdasarkan observasi mengenai ketersediaan alat dan fasilitas yang lengkap. Dengan hal tersebut seharusnya ini dapat dijadikan keuntungan yang besar jika pendidik mempu memanfaaktkan atau menggunakan alat dan fasilitas yang tersedia untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta ekstrakurikuler sebagai metode untuk menciptakan peserta didik yang berprestasi dalam bidang olahraga. Kemudian Threats atau Ancaman yaitu mencakup hal-hal yang apa saja mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan (Tamara, 2016).
Terkadang ketika banyaknya alat pembelajaran penjas yang disediakan oleh guru saat pembelajaran mengajar bisa menjadi tidak efektif seandainya guru tidak bisa memanajemen ini dengan baik. Seperti disalah gunakan oleh murid untuk tidak mengikuti perintah guru. Oleh karena itu harapannya seorang pendidik harus ahli dalam memanajemen ketersediaan alat dan fasilitas pembelajaran penjas yang ada di sekolah tersebut.