Semasa kecil beliau sekolah di Sekolah Rakyat atau disebut "SR". kemudian beliau melanjutkan ke sebuah Pondok yang termasuk Pondok Pesantren terbaik di Indonesia, yaitu Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah yang didirikan oleh Tuan Guru KH. Abdurrasyid yang merupakan alumnus Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir pada tahun 1922. Setelah menempuh Pendidikan disana, semangat menunutut ilmu masih menggema didalam diri beliau sehingga meneruskan Pendidikan ke Pondok Pesantren Darussalam.
Pondok Pesantren Darussalam Martapura juga termasuk Ponpes terbaik di Indonesia karena banyaknya alumnus dari Pondok ini menjadi Ulama besar. Ponpes ini didirikan oleh KH. Jamaluddin pada tahun 1914 M. yang termasuk pondok tertua di Kalimantan, KH. Jamaluddin merupakan seorang ulama terkemuka pada zaman itu. Pendiri sekaligus pimpinan pertama Pondok Pesantren Darussalam.
Selama belajar di kampung orang. Beliau berguru kepada ulama-ulama yang keilmuannya tidak diragukan lagi, seperti Tuan Guru KH.Anang Sya'rani Arif Kampung Melayu ,Tuan Guru KH Salim Ma'ruf, Tuan Guru KH. Husien Qadri, Tuan Guru KH. Abdul Qadir Hasan, Tuan Guru KH.Salman Mulya, dan masih banyak lagi.
Beliau juga memiliki guru khusus yaitu Al'alim Allamah Tuan Guru KH.Muhammad Zaini bin KH.Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. Beliau diajarkn ilmu-ilmu agama sekaligus dididik dan diberikan ijazah amalan-amalan, thoriqat yang sanad-sanadnya bersambung kepada baginda Rasulullah SAW.
Sebelumnya Guru Sekumpul bermimpi ada seorang laki-laki yang menyerahkan anaknya dan meminta kepada Guru Sekumpul agar mendidik anaknnya. Dan setelahnya Guru Lok Bangkai melanjutkab sekolah ke Ponpes Darussalam sehingga bertemulah dengan Guru Sekumpul yang waktu itu masih menjadi salah satu Guru di Pondok Pesantren Darussalam.
Terjadilah dialog diantara keduanya. yang isinya kurang lebih seperti ini:
ikam adalah ba isi gambar abah mu...(kamu punya foto Ayahmu )
ujar Tuan Guru KH.Ahmad Riiduan ada ai, tapi di Amuntai..(Kata Tuan Guru Ahmad Riduan "ada tapi di Amuntai )
ujar Abah guru sekumpul kena bawa kayah aku,aku handak melihat gambar abah mu.(kata Abah Guru sekumpul "nanti bawa ketempat ku,aku mau melihat foto ayahmu )
ujar Tuan Guru KH.Ahmad Riduan inggih, lalu beliau bulik ma ambil, lalu di lihatakan lawan abah guru,(ujar Tuan Guru KH.Ahmad Riduan Iya,lalu beliau pulang ke kampung dan mengambil foto ayahnya dan diperlihatkan kepada Abah Guru sekumpul)