Mohon tunggu...
Muhammad Rezza
Muhammad Rezza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

PSK dalam Kacamata Moral

21 November 2018   22:40 Diperbarui: 21 November 2018   23:00 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi agaknya mereka lupa bahwa pemahaman moral yang dianut oleh para PSK ini berbeda dengan mereka. Kehidupan yang berbeda membuat pemahaman akan moral menjadi berbeda pula. Hidup adalah pilihan, orang yang mau hidup tentu harus membuat pilihan diantara banyak hal yang harus dijalaninya. Orang bisa memilih sesuatu hal yang sungguh-sungguh berlainan dengan apa yang menjadi pilihan orang lain.

Pilihan itu bisa bertentangan dengan nilai, norma, hukum, atau bahkan agama. Pilihan inilah yang dikenal dengan pilihan menyimpang. Pilihan yang secara diametrik berbeda dengan mainsteam (arus utama) moralitas dianggap sebagai pilihan yang salah. Ukuran baik-buruk dan benar-salah selalu menggunakan tolak ukur moralitas (Syam. 2017:117).

Menurut Suseno (1987:19) definisi dari kata moral tidak hanya mengacu pada baik-buruknya saja, melainkan terhadap tanggung jawab profesinya. Bidang moral ialah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan benar-salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.

Secara etismologis kata moral berasal dari bahasa latin yaitu "Mores" yang berasal dari suku kata "Mos". Mores berarti adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya berkembang menjadi kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik (Darmadi, 2009: 50).

Kesimpulannya ialah moral merupakan sebuah tindakan baik dan tindakan buruk pada diri manusia yang terbentuk karena sebuah kebiasaan. Jadi kebiasaan baik dan buruk itulah yang membentuk moral baik dan moral buruk, oleh sebab itu sebuah kebiasaan akan menjadi mengkristal atau membentuk moral seseorang (Suryanto, 2013: 12).

Dari beberapa penjelasan soal moral, dapat dikatakan bahwa pemahaman moral yang dianut oleh masyarakat dengan pemahaman moral yang PSK anut. Pemahaman moral yang berbeda inilah yang membuat sering terjadi pendapat yang berseberangan soal pandangan hidup dan khususnya penutupan lokalisasi.

Menarik untuk dicermati dan dipelajari lebih dalam mengenai pemahaman moral dari PSK. Ketika mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah menurut pemahaman moral yang dianut oleh kebanyakan masyarakat pada umumnya. Sehingga dari fenomena penutupan lokalisasi gang Dolly ini terdapat sebuah tema yang menarik untuk dilakukan penelitian berlanjut yaitu Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi pemahaman moral dari para PSK di gang Dolly ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun