Setiap ada info beasiswa pun selalu ia coba untuk daftar, tapi persyaratan yang biasanya harus terpenuhi adalah harus menunjukkan SKTM atau surat keterangan tidak mampu dari desa. Hal itu lantas memupuskan hasrat Ofik untuk mendaftar. "Biasa saya coba mas, daftar beasiswa walaupun sudah tau pasti bakal ditolak karena dokumen persyaratannya kurang, ngga ada SKTM" ujarnya.Â
Menurutnya beasiswa di Indonesia terlalu pilih kasih, kalau "kamu" tidak bisa menunjukkan "kamu" miskin, ya tidak bisa dapat beasiswa. "Seharusnya golongan menengah ke bawah yang lebih diperhatikan pemerintah, apalagi anak seorang pegawai negeri" ujar Ofik. Pada kenyataannya golongan menengah ke bawah seperti Ofik ini lah yang juga berhak mendapatkan lebih banyak kesempatan dan beasiswa. Karena persentase golongan ini lebih banyak dan lebih membutuhkan beasiswa terutama untuk pendidikan.
Baginya, beasiswa kebanyakan juga hanya untuk orang yang "outstanding" atau pinter banget, bukan untuk kaum mendang mending. Walaupun IPK Ofik cukup bagus yakni 3,81 namun kebanyakan beasiswa selain menaruh persyaratan tidak mampu, tapi juga minimal IPK, keaktifan di kampus, dan bahkan peran di masyarakat. "Kalau orang kaya kan bisa pakai biaya sendiri mas, kalau orang yang mungkin tidak mampu ada banyak beasiswa. Nah kalau untuk orang medioker gimana mas?. Buat makan aja pas-pasan tapi gabisa dapet beasiswa alasannya karena orang mampu".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H