4. Lambang Kejujuran
Antasena adalah simbol kejujuran. Antasena tidak suka berbasa-basi ketika berbicara dan menggunakan bahasa ngoko kepada siapapun dan perkataannya cenderung kasar. Sepupunya Wisanggeni memanggilnya Cah Edan (Anak Gila) karena Antasena sangat sembrono, urakan, suka-suka, lugu, naif, namun teguh dalam pendiriannya. Dia juga sangat setia kepada keluarga Pandawa. Sehingga para Pandawa sangat hormat kepadanya.Â
5. Berkorban untuk Kemenangan Pandawa dalam Perang Bharatayudha
Antasena dikisahkan meninggal secara moksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Bharatayudha.Â
Ketika itu Wisanggeni dan Antasena menghadap Sanghyang Wenang, leluhur para dewa untuk mengharapkan restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi pihak Kurawa. Namun Sanghyang Wenang malah memberikan wejangan bahwa bila keduanya ikut berperang justru akan menciptakan kekalahan kepada pihak Pandawa. Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali dan memilih moksa demi kemenangan Pandawa. Keduanya kemudian menyusut sedikit-demi sedikit dan akhirnya musnah sama sekali di kahyangan Sanghyang Wenang.
Dari beberapa kesaktian yang dimiliki oleh Antasena, ia tak langsung menjadi sombong ataupun jumawa. Kekuatan yang diberikan kepadanya digunakan kejalan yang baik hingga rela berkorban demi kemenangan di pihak yang lurus. Kesaktian yang dimiliki nya pun tentu mirip dengan tank boat pertama karya anak bangsa Indonesia, tak hanya bisa berfungsi di atas air, namun memiliki daya rusak yang cukup besar untuk menjaga kedaulatan negara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H