Pendahuluan
Banjarmasin, yang dikenal sebagai "Kota Seribu Sungai," memiliki keindahan dan kekayaan alam yang mempesona, namun sekaligus menantang. Kota ini berada pada dataran rendah yang seringkali tergenang air, terutama saat musim hujan tiba. Sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial, banjir bukan hanya menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat, tetapi juga pada stabilitas ekonomi lokal. Praktikum kajian bahaya banjir bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan risiko banjir serta menganalisis dampaknya bagi masyarakat. Melalui pemetaan risiko dan kajian ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah Kota Banjarmasin memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap risiko bencana dan mampu menyusun strategi mitigasi yang lebih efektif dan berbasis bukti.
Latar Belakang Kajian Risiko Banjir di Banjarmasin
Kondisi geografis Banjarmasin yang dikelilingi sungai besar, seperti Sungai Martapura dan Barito, memberikan dampak signifikan pada tingginya tingkat risiko banjir. Pada 2022-2024, Pemerintah Kota Banjarmasin menyusun Dokumen Kajian Risiko Bencana sebagai panduan mitigasi untuk melindungi masyarakat dari bencana banjir. Dokumen ini mencakup analisis potensi bahaya, kerentanan, serta langkah-langkah mitigasi yang didesain untuk menjaga keselamatan dan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat di kota tersebut.
Metodologi Kajian
Proses pengkajian risiko banjir ini menggunakan metode yang mendalam, mencakup tiga komponen utama: bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Pemetaan ini menggunakan data dari sumber seperti INARISK dan BIG (Badan Informasi Geospasial), serta memanfaatkan teknologi GIS (Geographic Information Systems) untuk membuat peta risiko yang dapat diakses dan digunakan untuk memahami risiko yang berbeda di berbagai wilayah kota. Analisis risiko ini dilengkapi dengan data historis mengenai kejadian banjir di masa lalu, yang menjadi dasar penilaian tingkat risiko di masa mendatang.
Analisis Kerentanan dan Kapasitas
Dokumen ini juga mengkaji kerentanan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan infrastruktur yang ada. Kerentanan ini diukur melalui kepadatan penduduk, kondisi fisik wilayah, serta kemampuan sistem drainase yang ada. Kota Banjarmasin yang sangat padat penduduk membuatnya lebih rentan terhadap dampak bencana, khususnya di wilayah-wilayah padat yang memiliki infrastruktur drainase yang kurang memadai. Selain itu, aspek sosial seperti tingkat kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi faktor yang menentukan kemampuan kota dalam menghadapi banjir.
Pemetaan Risiko Banjir Kota Banjarmasin
Salah satu hasil praktikum adalah peta tematik yang menunjukkan klasifikasi risiko banjir di seluruh wilayah Banjarmasin. Peta ini menampilkan zonasi area berdasarkan tingkat risiko rendah, sedang, hingga tinggi. Zonasi ini menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyusun rencana mitigasi serta menjadi panduan bagi masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Dengan adanya peta ini, masyarakat dapat dengan mudah mengidentifikasi apakah wilayah tempat tinggal mereka berada di area yang rawan banjir.
Dampak Sosial dan Ekonomi dari Banjir
Banjir di Banjarmasin tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik tetapi juga menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang besar. Setiap kali banjir besar terjadi, aktivitas ekonomi terganggu, dan infrastruktur rusak. Beberapa area yang terisolasi atau sulit dijangkau membuat distribusi bantuan menjadi terhambat, yang berdampak langsung pada ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Kehilangan properti dan potensi produktivitas akibat banjir mengakibatkan penurunan kualitas hidup masyarakat di Banjarmasin.
Rekomendasi Strategi Mitigasi
Dokumen ini memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh berbagai pihak terkait. Beberapa rekomendasi utama termasuk penguatan sistem drainase di area rawan, peningkatan edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat, serta pengembangan kebijakan yang responsif terhadap perubahan iklim dan faktor-faktor lokal yang mempengaruhi potensi banjir. Selain itu, disarankan pula adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dalam merespons bencana secara cepat dan tepat.
Teknologi sebagai Pendukung Pemetaan Risiko
Penggunaan teknologi, khususnya GIS, memberikan peran penting dalam menyajikan data risiko banjir dengan cara yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat dan pemerintah. GIS memungkinkan visualisasi data secara real-time, yang memudahkan pemantauan area yang berisiko tinggi. Teknologi ini juga berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik saat menyusun strategi mitigasi maupun saat bencana benar-benar terjadi.
Pentingnya Partisipasi Masyarakat
Masyarakat Banjarmasin diharapkan aktif berpartisipasi dalam setiap tahapan mitigasi bencana, baik melalui kegiatan sosialisasi maupun pelatihan kesiapsiagaan. Dengan adanya pemahaman yang baik tentang langkah-langkah mitigasi dan kesiapan menghadapi banjir, masyarakat dapat membantu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. Kesadaran dan kesiapsiagaan yang tinggi juga menjadi modal penting bagi masyarakat untuk menjaga ketahanan mereka di tengah kondisi yang sulit.
Kesimpulan
Kajian risiko bencana banjir di Kota Banjarmasin menunjukkan bahwa dengan pemetaan yang tepat, pemahaman mengenai faktor risiko, serta perencanaan mitigasi yang sistematis, pemerintah dan masyarakat dapat membangun ketangguhan menghadapi bencana. Melalui teknologi dan partisipasi aktif dari masyarakat, Banjarmasin dapat beradaptasi dan meminimalisir dampak dari bencana yang berulang. Harapannya, langkah-langkah ini akan mewujudkan Banjarmasin sebagai kota yang tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H