Mohon tunggu...
Muhammad ArifAbdullah
Muhammad ArifAbdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang produktif, saya selalu berusaha untuk mengelola waktu dengan baik dan menetapkan prioritas yang jelas. Saya disiplin dalam menjalankan rutinitas harian, memastikan bahwa saya menyelesaikan tugas-tugas akademik tepat waktu sambil tetap aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Saya proaktif dalam mencari peluang untuk belajar dan berkembang, baik melalui organisasi kampus maupun proyek-proyek pribadi. Saya juga fokus pada tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan bekerja keras untuk mencapainya. Kemampuan saya untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan baru membantu saya tetap fleksibel dan siap menghadapi berbagai situasi. Selain itu, saya memiliki keterampilan komunikasi yang baik, yang memungkinkan saya untuk berkolaborasi dengan teman-teman dan dosen dengan efektif. Saya selalu berusaha menjaga keseimbangan antara akademik, kehidupan sosial, dan kesehatan pribadi. Dengan demikian, saya tidak hanya produktif dalam studi, tetapi juga menjaga kesejahteraan diri secara keseluruhan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ancaman yang Tak Kunjung Reda, Tantangan Kesehatan Masyarakat

16 September 2024   09:45 Diperbarui: 16 September 2024   09:45 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ALFISAHR HANAFATIN / NIM: 191241210

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah dengue (DBD) telah lama menjadi ancaman serius bagi

kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti ini masih menjadi momok yang menakutkan, terutama di

daerah perkotaan dan kawasan yang padat penduduk. Meskipun berbagai upaya

telah dilakukan untuk mengendalikan penyebarannya, kasus DBD terus meningkat

dari tahun ke tahun.

Salah satu tantangan utama dalam penanggulangan DBD adalah

penyebarannya yang sangat cepat. Nyamuk Aedes aegypti memiliki kemampuan

berkembang biak dengan sangat cepat dalam wadah-wadah penampungan air yang

bersih dan jernih, seperti bak mandi, vas bunga, atau ban bekas. Urbanisasi yang

pesat, perubahan pola curah hujan, dan resistensi nyamuk terhadap insektisida

semakin memperparah situasi. Selain itu, mobilitas penduduk yang tinggi juga turut

mempercepat penyebaran virus dengue ke daerah-daerah baru.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan merupakan tantangan lain yang tidak kalah penting. Banyak masyarakat

yang masih belum memahami bahwa DBD dapat dicegah dengan cara sederhana,

seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Padahal, hal tersebut merupakan

salah satu upaya yang paling efektif untuk memutus rantai penularan DBD. Selain

itu, masih banyak masyarakat yang kurang memahami gejala awal DBD, sehingga

sering kali terlambat dalam mendapatkan penanganan medis.

Keterbatasan sumber daya juga menjadi kendala dalam upaya pengendalian

DBD. Tenaga kesehatan yang terbatas, anggaran yang minim, dan fasilitas

kesehatan yang belum memadai di beberapa daerah, membuat upaya penanganan

DBD menjadi tidak optimal. Selain itu, kurangnya koordinasi antara berbagai pihak

yang terkait, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat

sendiri, juga menghambat keberhasilan program pengendalian DBD.

Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, peran kesehatan

masyarakat sangatlah diperlukan. Kesehatan masyarakat memiliki tugas untuk

melakukan berbagai upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengendalian DBD.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

Peningkatan kesadaran masyarakat dapat melalui berbagai kegiatan

sosialisasi dan edukasi, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang komprehensif

tentang DBD, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya.

Dapat juga dengan deteksi dini yaitu masyarakat perlu didorong untuk segera

membawa anggota keluarga yang mengalami gejala DBD ke fasilitas kesehatan

terdekat. Selain itu, dapat berkolaborasi dengan sektor lain seperti kesehatan

masyarakat perlu menjalin kerjasama dengan sektor lain, seperti pemerintah daerah,

lembaga swadaya masyarakat, dan media massa, untuk meningkatkan efektivitas

program pengendalian DBD.

Dalam upaya mengatasi masalah DBD, diperlukan pendekatan yang

komprehensif dan berkelanjutan. Selain peran kesehatan masyarakat, pemerintah

juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyediakan anggaran yang

cukup, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan menciptakan kebijakan

yang mendukung upaya pengendalian DBD.

Jadi demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang kompleks dan memerlukan penanganan yang serius. Tantangan yang dihadapi

dalam pengendalian DBD sangat beragam, mulai dari penyebaran yang cepat,

kurangnya kesadaran masyarakat, hingga keterbatasan sumber daya. Oleh karena

itu, diperlukan upaya yang terpadu dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah

ini. Kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan

berbagai upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengendalian DBD. Dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat, melakukan pemeriksaan melalui

pengunjunganke rumah-rumah warga secara berkala, dan menjalin kerjasama

dengan berbagai pihak, diharapkan kasus DBD dapat ditekan dan angka kematian

akibat DBD dapat menurun.

KATA KUNCI: Ancaman, Kesadaran, Kesehatan, Penyebaran, Peran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun