Setelah menyalakan gulungan tembakau berbalut kertas putih di tangannya,lalu ia menyalakan gundukan jerami di depannya. Lantas,ia mendekatkan kedua telapak tangannya kedekat api itu.Â
Berbarengan dengan kepulan asap yang menghembus dari mulut nya,hatinya bergerutu" dimana kau,nak ? Bapakmu sedang mencarimu" Â . Setelah merasa kehangatan tubuhnya kembali,ia langsung bergegas lagi. Melanjutkan perjalanan mencari Cipta,karena rasa kekhawatiran yang cukup mendalam membuat terpaksa terus menembus kedinginan malam.Â
Namun tetap tak membuat langkahnya gontai,ia terus berjalan cepat menyusuri malam berbarengan dengan suara kodok yang saling bersahutan dengan jangkrik. Ia tak mempedulikan semua itu,ia hanya memikirkan pulang membawa anaknya. Agar istrinya tak sampai khawatir lagi, apalagi sampai kecewa. Terlebih dirinya adalah sebagai kepala keluarga tanggung jawab sepenuhnya ada di pundaknya.