Mohon tunggu...
Muhammad Haritsah Rais
Muhammad Haritsah Rais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Faqir Ilmi

Bahagia itu ketika kita bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Orang Baik dalam Aspek Ibadah dan Pelajaran

14 Desember 2022   16:45 Diperbarui: 16 Desember 2022   18:48 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari firman Allah tersebut, kita bisa memahami bahwa shalat bisa berfungsi untuk mencegah ‘para pelakunya’ dari segala perbuatan fahsya’ dan mungkar.

Kata ‘al-fahsyâ` (الفحشاء ) terambil dari akar kata fahusya (فحش ), yang berarti: “melampaui batas dalam (hal) keburukan dan kekejian, baik ucapan maupun perbuatan yang keluar dari syahwat/hawa nafsu.” Contoh: berkata jorok, melakukan zinah dan LGBT (Lesbi, Gay, Bigsexsual dan Transgender)

Dan kata (المنكر ) ‘al-munkar’ pada mulanya berarti: “sesuatu yang tidak dikenal sehingga diingkari dalam arti tidak disetujui oleh hati.” Contoh: mencuri dan berbohong.

Bahwa Allah memerintahkan untuk salat karena mempunyai peranan yang sangat besar dalam mencegah kedua bentuk keburukan itu, akan tetapi bila kita masih mengerjakan kedua keburukan tersebut pasti ada yang salah dalam salat kita karena tujuan salat itu ketika ditunaikan diantara faedahnya untuk menjauhkan kita dari perbuatan fahsya dan munkar serta mendorong pribadi kita menjadi lebih baik dalam pandangan Allah SWT.

Maka dari itu apabila kita ingin mendapatkan nilai-nilai kebaikan berubah menjadi orang yang lebih baik, maka petunjuk dari al-Qur’an yaitu dekatkanlah kepada ibadah, karena ibadah menuntun kita kepada kebaikan sehingga kebaikan yang lahir dari proses ibadah itu disebut akhlak.

Aspek Pelajaran

Ada sifat kebaikan-kebaikan yang dapat muncul dalam perilaku manusia yang bersumber dari aspek pelajaran yaitu nilai-nilai kebaikan yang ditempuh dengan proses belajar yang disebut adab. Sehingga munculah istilah pendidikan adab yang bertujuan penanaman sikap yang baik, sifat yang terpuji, adab yang mulia, serta pengokohannya pada diri seseorang.[1]  

Bagi seseorang yang telah tertanam adab dalam dirinya akan mampu menahan dirinya dari tindakan-tindakan yang buruk, dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia akan memikirkan terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu perbuatan sesuai dengan nilai-nilai atau ketentuan-ketentuan yang berlaku. Ia akan menyadari dan mengakui bahwa segala sesuatu di alam ini telah ditata secara harmonis oleh sang pencipta. 

Dengan demikian, secara otomatis ia akan mampu menempatkan dirinya pada posisi yang tepat pada situasi dan kondisi yang bagaimanapun, sehingga tercerminlah kondisi keadilan. Manusia seperti inilah yang diprediksikan sebagai manusia yang adil, yaitu manusia yang menjalankan adab pada dirinya, sehingga mewujudkan atau menghasilkan manusia yang baik.[2]  

Maka dapat disimpulkan nilai-nilai kebaikan atau budi pekerti yang lahir dari proses peribadahan kepada Allah SWT atau dari aspek ibadah disebut dengan akhlak, sedangkan nilai-nilai kebaikan atau budi pekerti yang lahir dari proses pembelajaran atau dari aspek pelajaran itu disebut dengan adab.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita harus mengiringinya dengan akhlak dan adab. Selain menunaikan tanggung jawabnya pada Allah Swt., dan juga memelihara hubungan yang baik dengan orang lain sehingga akan tercipta suatu hubungan yang baik yakni adanya rasa saling menghargai, saling menghormati, dan saling kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun