Seseorang dengan mobilitas capat, tidak mungkin saat mengendarai kendaraan la sempat membaca iklan. Dan mereka tidak mungkin menyempatkan diri untuk meleng, melengos atau mangkir dari pandangannya ke jalan raya. la akan lebih mengutamakan untuk membaca petunjuk jalan, melihat suasana jalan, atau cuaca.
Inilah kondisi jalan raya kita yang dipenuhi spanduk iklan, meskipun tidak tentu dibaca oleh orang yang berlalu lalang namun cara demikian diyakini sebagai jemput bola yang efektif. Tampaknya orang dengan popularitas, jabatan, gelar, dan kekuasaan di negeri ini mempercayai hal itu. Meskipun tidak dilengkapi fitur analisa dan jumlah tayangan. Poster Iklan, baliho, dan spanduk lainnya yang terpasang pada kanan kin bahu jalan yang diikat pada tiang listrik, pohon, pagar, dan lain sebagainya itu menunjukan bahwa orang-orang kita lebih percaya kepada nalar logika serampangan.
Jalan raya dan carut marutnya iklan berbentuk spanduk, poster, atau baliho adalah pernak-pernik yang paling tidak masuk akal di jalan raya. Bukanya melengkapi jalan raya dengan zebrakros, trotoar, jembatan penyebrangan, rambu-rambu lalu lintas yang sederhana dan dengan simbol yang mudah untuk di mengerti. Karena Jalanan bukan tempat yang tepat untuk membaca Visi misi Caleg, kecuali kalau dia seorang pejalan kaki yang hendak beristirahat di sebuah kedai nutri sari dan punya banyak waktu sekaligus bebas dari resiko untuk mempertanyakan diri "kenapa aku harus melihat baliho itu?" Dan Sekali lagi Jalanan telah memberikan gambaran kepada kita bahwa ada banyak orang lucu, yang tidak sadar telah membuat kelucuan.
Meletakan spanduk iklan, promosi, atau lainnya bukanlah sebuah kesalahan. Akan tetapi yang perlu dikaji adalah apakah khalayak akan memabacanya? Atau apakah orang-orang di jalan memerlukannya. Apalagi jika isi kontennya berisi banyak tulisan. Sehingga memasang baliho, sepanduk, iklan, promosi, atau himbauan perlu melakukan penyederhanaan dengan memuat konten yang tidak cukup dibaca sekejap mata saja. Seperti spanduk yang berupa gambar, simbol, atau nama daerah penting.Â
Sekali lagi, jalanan telah memberikan kepercayaan lain kepada manusia di negeri ini. Tempat di mana data hasil analisa tidak menjadi poin utama, akan memberikan gambaran bahwa masyarakat kita percaya kepada hal yang tidak irasional. Dan memang seperti itulah sifat manusia, kadang kala sesuatu yang irasional menjadi kepercayaan mutlak. Kepercayaan yang dimiliki manusia sejak lahir.