Apa yang terjadi dengan jalanan hari ini?
Kenapa jalanan hari ini terlihat semakin padat dan ramai dipenuhi para pengemudi?
Bagaimana jalanan dapat menjelma sebuah imajinasi?
Bagaimana jalanan menjadi pelampiasan batin, bagi mereka yang sibuk mencari kebahagiaan?
Jalanan adalah muka suatu wilayah. Entah sejak kapan pernyataan ini didapatkan. Namun jalanan yang rapih dan elegan Seperti yang ada di Jakarta sana seolah-olah memberikan daya tarik bagi kaum urban. Jalan Raya Sudirman tidak hanya terlihat rapih dan lebar, tetapi juga memberikan kebanggaan.Â
Kebanggan yang kita maksud seperti yang sering terlihat dalam unggahan foto atau vidio di sosial media. Jalanan memberikan mitos yang luar biasa bagi masyarakatnya, terutama bagi masyarakat yang mengimajinasikan kehidupan yang mewah, elegan, necis, rapih, dan modern. Akan tetapi kehidupan semacam ini tidak akan pernah abadi meskipun keabadian itu terunggah dan terakses pada internet.
Mereka kaum urban yang instagrameble berswafoto di sepanjang trotoar jalanan Sudirman dengan pakaian yang necis kebarat-baratan. Kemudian mereka mengunggahnya dengan penuh kebanggaan.Â
Tidak hanya disertai dengan deskripsi yang menarik, mereka juga menautkan alamat lokasi. Dengan keberadaan media Sosial Jalan Raya Sudirman seketika tidak hanya punya manfaat untuk kendaraan, dan perekonomian tetapi juga yang lain. Manfaat yang memberikan kepuasan batin dan eksistensialis.
Beberapa waktu lalu Fenomena yang terjadi di trotoar Jalanan Sudirman terjadi juga di Citayam. Orang-orang sosesialita dan para tiktokres menyebutnya dengan Istilah Citayam Fashon Week. Mereka mengenakan pakaian yang nyentrik kemudian berjalan dari tepi ke tepi jalanan layaknya seorang peraga.Â
Lokasi Citayam Fashion Week ini persisnya di dekat Terowongan Kendal yang lokasinya tak jauh dari stasiun MRT Dukuh Atas dan stasiun KRL Sudirman. Siapa saja mereka?