Memamngnya tujuan pendidikan kita apa sih?
Apakah mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan?
Hidup mapan dan terhormat?
Atau apa?
Sejatinya semua manusia saat ini adalah murid, dan meskipun tidak semua orang bisa menjadi guru tapi setiap tingkah laku manusia dapat ditiru. Maka pendidikan tidak hanya tanggung jawab guru, tapi tanggung jawab kita bersama. Pertanyaan yang sangat mendasar untuk kita hari ini adalah “apa tujuan pendidikan kita?” barang kali kita masih tidak mengerti karena tidak disampaikan langsung oleh guru kita di sekolah dahulu atau memang pertanyaan itu terlalu implisit untuk kita pahami.
Tujuan pendidikan bukanlah untuk sekedar pintar, tujuan pendidikan bukan untuk sekedar berilmu saja, tetapi juga untuk mengasah pikiran. Tujuan pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan ijazah lalu memperoleh pekerjaan, tujuan pendidikan bukanlah hal yang kita anggap sebagai materi, tujuan pendidikan tidak lain dan tidak bukan menurut KI Hajar Dewantara adalah untuk memerdekaan manusia, memberikan keselamatan, dan kebahagiaan.
Kata “memerdekakan manusia” memang digunakan oleh KI Hajar karena kebutuhan pendidikan saat itu. Penjajahan yang panjang, dan pengaruhnya yang tidak berkesudahan memunculkan ide untuk merdeka. Maka dalam kata lain pendidikan berarti memiliki sifat yang dinamis mengikuti keadaan zaman. Lalu bagaimana dengan tujuan pendidikan pada era ini?
Anda mungkin bahagia ketika mendapatkan ijazah untuk melamar pekerjaan, tetapi mungkin Anda tidak bahagia ketika ternyata pekerjaan yang Anda dapatkan tidaklah sesuai dengan kemampuan. Anda mungkin sangat bahagia karena gelar Anda mengantarkan pekerjaan dengan gaji yang pas-pasan, tapi Anda bangga dan bahagia karena bisa membantu sesama dengan kemampuan yang Anda miliki. Tujuan pendidikan bukanlah milik personal masing-masing individu atau sekelompok orang saja, tujuan pendidikan memiliki nilai yang luas karena menyangkut lintas generasi. Tujuan pendidikan ialah milik bersama yang perlu kerjasama untuk mewujudkannya. Karena mendidik bukan hanya dari guru kepada murid, pendidikan pula berarti membangun masyarakat. Maka kita perlu bergotong-royong dalam mengejar kepentingan bersama ini.
Gotong-royong yang pertama dapat dimulai sejak murid berada di lingkungan rumah.
Kolaburasi antara orang tua dan anggota rumah dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan yang baik sejak berada di lingkungannya sendiri. Biasanya seorang murid membawa kebiasaan-kebiasaan di rumah ke dalam aktivitas belajar. Jika kebiasan tersebut bernilai positif maka dapat menularkannya ke lingkungan belajarnya, dan tentunya pekerjaan guru akan sedikit terbantu.