Mohon tunggu...
Admin
Admin Mohon Tunggu... Jurnalis - Read To Write

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Reinterpretasi Eksistensi Gerakan Melalui Fenomenologi

26 Oktober 2024   20:31 Diperbarui: 27 Oktober 2024   20:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Eksistensi yang Sadar sebagai Landasan

Eksistensi yang sadar merupakan inti dari keberadaan manusia. Mengutip kalimat terkenal dari Rene Descartes, "Aku berpikir, maka aku ada," kesadaran diri adalah dasar dari setiap tindakan manusia. Dalam gerakan hidup, kesadaran eksistensial menjadi landasan dari setiap langkah, karena setiap tindakan adalah cerminan dari keberadaan yang berpikir dan mempertimbangkan.

Kesadaran ini menuntut setiap individu dalam gerakan untuk memahami keberadaannya dan menegaskan arah perjuangannya. Gerakan tidak seharusnya hanya dimaknai sebagai upaya kolektif tanpa kesadaran diri, tetapi harus menjadi ekspresi dari individu-individu yang sadar akan makna keberadaannya. Eksistensi yang sadar ini membuat setiap tindakan dalam gerakan memiliki arah dan tujuan yang lebih mendalam, bukan sekadar mengikuti arus tanpa pertimbangan.

5. Suasana Perjuangan yang Terbuka

Perjuangan bukanlah tujuan akhir, melainkan ruang untuk menghidupkan dialog dan berbagi pengalaman. Sebuah gerakan yang hidup selalu terbuka pada suara-suara baru dan beragam. Di sinilah pentingnya menciptakan ruang yang inklusif, di mana semua perspektif dapat berbicara dan saling memberi makna. Keterbukaan ini bukan hanya memperkaya pandangan gerakan, tetapi juga menjadikannya lebih responsif terhadap perubahan dan tantangan baru.

Dalam suasana yang terbuka, dialog adalah cara untuk terus memperbaharui makna gerakan. Dialog membuka kesempatan untuk refleksi dan koreksi diri, sehingga gerakan tidak stagnan atau terjebak dalam pola pikir yang sempit. Hanya dengan keterbukaan, gerakan dapat tetap hidup dan relevan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Gerakan yang hidup adalah gerakan yang terus mengeksplorasi, mempertanyakan, dan merangkul perubahan. Dengan menjadikan fenomenologi sebagai alat bantu, gerakan dapat mendekati pengalaman dengan keterbukaan dan kepekaan yang mendalam. Melalui kesadaran akan eksistensi, kita dapat memberi makna pada perjuangan dan menolak kekakuan dogma yang membatasi ruang gerak kita. Pada akhirnya, perjuangan bukanlah tentang mencapai satu tujuan, tetapi tentang membangun suasana di mana makna selalu bisa diperbarui dan disegarkan.

Oleh; Muhamad Tonis Dzikrullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun