Safri lah yang pertama tinggal di kampung bollangi dari pada kami berdua, ia ditugaskan untuk jaga kantin milik amal usaha Muhammadiyah.
Safri sudah cukup lama kuliah sambil bekerja di amal usaha milik Universitas Muhamadiyah Makassar
Kepribadiannya yang sederhana, cerdas dan jujur adalah benteng yang membuatnya disenagi oleh masyarakat setempat.
Seperti pohon jomlo yang berdiri sendiri diatas bukit bersahaja, semua kisah kami tentang perjuangan, kisah pengorbanan dan kisah cinta yang perna terjadi di kampung bollangi adalah bunga bunga proses menuju kesuksesan.
Kesuksesan adalah paradigma yang relatif. Semua orang punya fersi suksesnya masing-masing. Kesuksesan menurut kami adalah menyelesaikan studi.
Di bawah pohon jomlo, Kopi yang hangat pun dingin, malam makin larut, api unggun menyala kecil, sesaat saya mengangkat kepala dan menatap kilau lampu malam yang menghiasi Kota Daeng
Mereka sahabatku adalah manusia yang unik, Kampung bollangi adalah Kota Raja yang bersahaja, pohon jomlo adalah istana intelektual. Sedangkan Supriadi adalah penulis amatiran, dia mungkin hanya seorang yang akan menjaga pohon jomlo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H