Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi hitam

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tidak Mempertahankan Pemimpin yang Buruk

26 September 2023   01:47 Diperbarui: 26 September 2023   01:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riuh rendah pemilu akan ditutup dengan pesta demokrasi Pilkades. proses memilih raja miniaturnya Indonesia. Raja Diraja yang akan memperelok rupa kurva pemerintahan Indonesia. raja yang sentuhannya langsung terasa sampai ke ulu hati.

Disini, hati nurani manusia diuji ketika memilih. karena godaanya melulu uang yang bila dihitung secara matematis hanya bernilai seharga satu butir telur puyuh. tetapi mudharat nya membuang banyak umur sia-sia.

Pemimpin di desa adalah tolak ukur bangsa ini mau maju atau memang mau kita hancurkan sama sekali. asah kesadaran kita dengan memilih sosok yang tidak bermasalah hingga ketika terpilih tidak membuat bahkan menambah masalah ditengah-tengah permasalahan bangsa yang terkotak-kotakan dan terkoyak.

2024 adalah moment terbaik untuk secepatnya mengganti pemimpin yang buruk dengan pemimpin yang baik. ganti presiden. memang sudah waktunya karena Pak Jokowi sudah tidak bisa menjadi presiden lagi. ganti gubernur, ganti walikota, ganti bupati, ganti kades, ganti pakaian pemerintahan yang lama-lama dengan yang baru se baru-baru nya. kita ganti para pemimpin ini dengan model yang berkarakter dan berakhlak. yang sesuai dengan konteks Islam.

Dalam konteks Islam, prinsip-prinsip keadilan, amanah, kejujuran, dan tanggung jawab, sangatlah penting dalam kepemimpinan. Islam mendorong umatnya untuk mendukung dan memilih pemimpin yang memiliki kualitas-kualitas tersebut. Pemimpin yang buruk, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ini, bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan negara.

Namun, dalam situasi tertentu di mana menggantikan pemimpin buruk dapat mengakibatkan lebih banyak kerusakan atau ketidakstabilan, ada pertimbangan untuk mengambil tindakan yang bijak. Hal ini bisa terjadi, misalnya, dalam situasi di mana pergantian kepemimpinan dapat mengarah pada konflik bersenjata atau krisis sosial yang lebih besar. Dalam hal seperti ini, mungkin ada pertimbangan untuk mencari solusi yang menghindari kerugian besar bagi masyarakat.

Namun, tujuan akhir harus tetap menuju pemimpin yang adil, amanah, dan bertanggung jawab. Jika ada cara damai dan konstitusional untuk melakukan pergantian pemimpin yang buruk dengan yang lebih baik, itu adalah jalan yang lebih diinginkan dalam pandangan Islam maupun dalam konteks sosial dan politik yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun