Mohon tunggu...
Muhamad Sahrul gunawan
Muhamad Sahrul gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kopi Merah Jambuwer, Inovasi Menuju Aset Negeri

27 April 2024   21:58 Diperbarui: 28 April 2024   08:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Jambuwer merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Desa yang berada di selatan lereng gunung kawi tersebut masih terjaga alamnya. Nuansa alam yang masih terjaga dengan asri menjadikan udara terasa sangat sejuk. Akses jalan menuju desa tersebut juga mudah karena sudah terbangun akses jalan aspal yang bagus. Jangan khawatir Lelah dalam perjalanan karena disepanjang jalan menuju desa Jowaran akan disuguhi pemandangan yang menawan.

         Dengan sisi kanan dan kiri jalan pepohonan serta persawahan rasa lelah akan tidak terasa. Suara merdu dari kicauan burung seakan menjadi lantunan lagu yang mengiringi sepanjang perjalanan menuju desa jambuwer. Masyarakat yang ramah Tamah akan menyambut dengan penuh suka cita. Masyarakat yang dominan menjadi profesi petani akan terlihat disepanjang pesawahan dan Perkebunan sepanjang jalan desa Jambuwer. 

         Maka dari hal tersebut yang menjadi alasan mengapa disepanjang jalan desa Jambuwer masih terjaga alamnya. Dengan alam yang masih terjaga serta Masyarakat yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah tersebut. 

Ada pesawahan dan beberapa Perkebunan seperti Perkebunan papaya, coklat, dan kopi.Kopi yang menjadi komoditas utama desa Jambuwer menjadi salah satu ikon desa tersebut. Maka dengan hal tersebut jangan kaget jika bertamu atau berwisata di desa Jambuwer akan ada banyak yang menyuguhi kopi untuk hidangan tamunya.Dengan hal tersebut menjadi suatu kebanggaan masyarakat lokal.

        Dari beberapa petani yang mengemukakan salah satunya bapak maturi.

"Kita disini memanfaatkan lahan yang kosong untuk menanam beberapa jenis kopi. Seperti kopi jenis robusta dan arabika untuk komoditas utama kami yaitu jenis robusta dan kami mencoba jenis arabica untuk mengembangkan inovasi produk kopi kami." Ucap pak maturi selaku petani kopi desa Jowaran.

         Petani yang akrab dipanggil pak mat atau pak ri tersebut mengemukakan bahwasannya ada beberapa jenis kopi yang ada di kebun wilayah desa. Jenis kopi robusta menjadi komoditas utama yang dipertahankan masyarakat lokal. Tidak berhenti berinovasi, para petani juga mencoba jenis lain yaitu kopi jenis arabika.

"Untuk panen kita biasanya dalam jangka waktu satu tahun sekali panen tepatnya pada bulan Agustus" Tegas pak Maturi.

        Dari penjelasan petani langsung untuk masa panen kopi di desa Jowaran yaitu satu kali panen pada bulan Agustus.Dari panen setiap petani mengolahnya sendiri untuk di jual dalam bentuk bahan mentah maupun berbentuk minuman kopi siap saji.Tetapi ada sesuatu yang berbeda dari kopi khas Jambuwer. Sesuatu tersebut adalah kopi merah.

       Pastinya kita baru mendengar kopi merah. Kita akan dipaksa berfikir apakah yang dimaksud kopi merah itu warnanya yang merah saat diseduh atau bagaimana?

"Yang menjadi produk unggulan kita yaitu kopi merah mas, yang dimaksud kopi merah bukan warna kopi saat diseduh merah tetapi pada saat pemetikan kopi masih berwarna merah. Nah dengan pengolahan basah yaitu dengan direndam selama 16 jam untuk fermentasi dan mendeteksi biji kopi yang terbaik. Jika terdapat biji kopi yang mengambang itu adalah biji kopi yang jelek dan langsung kita buang karena kita mencari biji kopi yang terbaik untuk disediakan kepada konsumen" Jelas pak Yon selaku pelaku usaha kopi di Wisata Edukasi Jowaran desa Jambuwer tersebut.

         Jadi kopi merah adalah produk unggulan yang dipasarkan oleh pelaku usaha diwilayah Jambuwer. Kopi merah khas Jambuwer diolah dengan sistem basah yaitu dengan fermentasi direndam selama 16 jam untuk memilih biji kopi terbaik. Jika terdapat biji kopi yang mengambang maka langsung dibuang dikarenakan biji tersebut jelek karena bisa dipastikan bahwa terdapat rongga udara didalam biji kopi tersebut. Dengan sistem pengolahan basah ada cita rasa yang berbeda yaitu rasa yang sedikit lebih masam dari kopi kopi umumnya. 

         Selain rasa yang sedikit lebih masam juga rasanya akan lebih soft karena mengalami proses fermentasi sebelumnya.Tidak hanya itu beberapa pelaku usaha juga mengatakan ada inovasi baru untuk menjadikan ciri khas kopi Jambuwer ini. Seperti ada inovasi *_wine_* yaitu fermentasi selama beberapa bulan tetapi masih didiskusikan dengan grub pelaku usaha juga petani.Dari semangat masyarakat yang luar biasa untuk mengharumkan desanya kita selaku warga indonesia patut mendukung. 

        Semua usaha yang berusaha untuk mengharumkan desanya atau bahkan negara wajib kita dukung semaksimal mungkin. Dengan cara apa kita mendukung hal hal tersebut? Hanya dengan hal hal kecil seperti membeli dan mengenalkannya kepada khalayak umum akan sangat membantu untuk hal pemasaran. Untuk pecinta kopi saya rasa wajib untuk menciba menikmati kopi merah khas Jambuwer tersebut. 

Tunggu apa lagi ayo kita ke Jambuwer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun