Tersesat di pusaran kemiskinan,
Mereka tetap berdiri, meski tak terlihat.
Beton mewah bertinggi, tak menyadari,
Bahwa kehidupan nyata adalah di bawah sana.
Seorang Anak, dalam ironi menyelamatkan,
Kehidupan glamor yang tak pernah bertanya.
Gelak tawa surga kota yang kian tinggi,
Sementara mereka di tanah lupa.
Harta bersinar, namun hati terkubur,
Di antara puing mimpi yang tak terdengar.
Mereka, berdendang dengan lirih,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!