Oleh : Ridwan
Di antara beton megah berkilau,
Ada seorang anak berjalan dengan pasrah.
Harta tak sebanding dengan mimpi,
Mereka tersenyum, hidup dalam derita.
Puncak pencakar langit menyapa,
Sementara mereka di jalanan terlupa.
Senyap di negeri beton dan besi,
Seorang Anak, tak terlihat oleh mata.
Tersesat di pusaran kemiskinan,
Mereka tetap berdiri, meski tak terlihat.
Beton mewah bertinggi, tak menyadari,
Bahwa kehidupan nyata adalah di bawah sana.
Seorang Anak, dalam ironi menyelamatkan,
Kehidupan glamor yang tak pernah bertanya.
Gelak tawa surga kota yang kian tinggi,
Sementara mereka di tanah lupa.
Harta bersinar, namun hati terkubur,
Di antara puing mimpi yang tak terdengar.
Mereka, berdendang dengan lirih,
Menyuarakan derita dalam senyap yang terus berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H