Misalnya, jika media ingin menjelaskan seberapa besar dampak suatu bencana alam, mereka dapat menggunakan perbandingan dengan bencana alam lain yang pernah terjadi, seperti tsunami atau gempa bumi. Dengan demikian, audiens dapat lebih mudah memahami skala dan dampaknya.
Dampak Framing Media pada Opini Publik
Dengan pemahaman tentang teori-teori framing media, kita dapat mengidentifikasi bagaimana media memengaruhi opini publik melalui penyajian berita. Beberapa dampak framing media pada opini publik adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Terhadap Prioritas Isu
Framing media dapat memengaruhi prioritas isu dalam pikiran masyarakat. Ketika suatu isu mendapat pemberitaan yang intensif, masyarakat cenderung lebih memperhatikan isu tersebut dan menganggapnya lebih penting. Sebaliknya, isu-isu yang kurang mendapat liputan media dapat diabaikan atau dianggap kurang relevan.
2. Pengaruh Terhadap Sikap dan Persepsi
Cara media mengemas cerita juga dapat memengaruhi sikap dan persepsi audiens terhadap isu tertentu. Jika suatu isu disajikan dengan framing yang mendukung pandangan tertentu, audiens dapat cenderung lebih setuju dengan pandangan tersebut. Sebaliknya, jika isu tersebut disajikan dengan framing yang berlawanan, audiens mungkin memiliki sikap yang berbeda.
3. Pengaruh Terhadap Emosi
Framing media dapat memicu emosi dalam audiens. Ketika media menggunakan framing yang mendalam dan kuat, seperti penggunaan gambar-gambar yang dramatis, ini dapat memicu emosi seperti kecemasan, ketakutan, atau kebencian. Emosi ini dapat memengaruhi cara audiens merespons isu tersebut dan mungkin bahkan memotivasi mereka untuk bertindak.
4. Pengaruh Terhadap Pengetahuan
Media juga berperan dalam membentuk pengetahuan publik tentang suatu isu. Dengan memilih informasi apa yang akan disampaikan dan bagaimana informasi itu disusun, media dapat mempengaruhi sejauh mana audiens memahami isu tersebut. Framing yang jelas dan informatif dapat meningkatkan pemahaman, sementara framing yang ambigu atau bias dapat mengaburkan pemahaman.
5. Pengaruh Terhadap Kepatuhan Terhadap Kebijakan
Pemberitaan media juga dapat memengaruhi tingkat dukungan atau ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu. Jika media mengemas cerita dengan framing yang mendukung suatu kebijakan, audiens mungkin lebih cenderung mendukung kebijakan tersebut. Sebaliknya, jika framing media menyoroti masalah-masalah dengan kebijakan tersebut, audiens mungkin lebih cenderung menentangnya.
Kritik terhadap Framing Media
Meskipun framing media adalah alat yang kuat untuk membentuk pemahaman dan opini publik, pendekatan ini juga memiliki kritik dan tantangan. Beberapa kritik yang sering diajukan terhadap framing media meliputi:
1. Bias Media: Framing media dapat menciptakan bias dalam berita. Beberapa media dapat memiliki kecenderungan politik atau ideologis tertentu, dan ini dapat tercermin dalam cara mereka mengemas berita. Ini dapat menghasilkan cerita yang tidak netral dan mungkin mengabaikan sudut pandang yang berbeda.
2. Kurangnya Keragaman Perspektif:Â Framing media yang terlalu terfokus pada satu sudut pandang dapat mengabaikan sudut pandang yang beragam. Hal ini dapat mengurangi keragaman pendapat dan membatasi diskusi yang sehat.
3. Manipulasi Emosi: Penggunaan framing yang kuat untuk memicu emosi tertentu, seperti ketakutan atau kebencian, dapat dianggap manipulatif. Ini dapat memengaruhi cara audiens merespons berita tanpa mempertimbangkan secara rasional.
Kesimpulan
Framing media adalah konsep penting dalam dunia berita dan informasi. Teori-teori framing membantu kita memahami bagaimana media mengemas cerita dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi pemahaman, sikap, emosi, dan tindakan publik terhadap isu-isu tertentu.Â
Penting untuk memahami bahwa framing tidak selalu bersifat negatif, tetapi itu adalah alat yang digunakan oleh media untuk menyampaikan informasi dengan dampak tertentu.
Sebagai konsumen berita, penting bagi kita untuk menjadi kritis terhadap cara berita disajikan. Kita harus mencari sumber-sumber berita yang beragam, mendekati isu-isu dari berbagai sudut pandang, dan mengembangkan kemampuan untuk mengenali framing dalam berita.Â