Mohon tunggu...
Muhamad NurHafidz
Muhamad NurHafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai mahasiswa UIN SALATIGA

Keseharian saya menjalani peran sebagai mahasiswa, dan tak jauh dari kegiatan membaca ataupun menulis, selebihnya dalam kegiatan membuat artikel menjadi daya tarik saya pribadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan Dari Empiris

27 Mei 2024   16:02 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:26 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Namun aku tidak begitu berpikir panjang karena bagiku itu hanyalah sebuah penghormatan saja tidaklah begitu penting jika kita terlalu mempercayai karena yang seharusnya kita percaya yaitu hanyalah kepada sang pencipta saja. "Yah bu, semoga Asih dan teman-teman semua diberikan keselamatan." Jawabku untuk menenangkan hati dan pikiran ibuku, tidak heran juga sih apabila orang tua begitu memperhatikan apalagi seseorang ibu yang begitu sangatlah sensitif dengan semua pergerakan anak-anaknya.

      Semuanya sudah siap untuk melakukan perjalanan akhirnya kita bersamaan mengucapkan salam kepada ibuku saja, karena bapak telah dahulu pergi ke pasar. Di dalam perjalanan kita sangat menikmati semua suasana yang sangat indah dengan segala cuacanya.

     Akhirnya kita telah sampai pada tempat yang kami tuju. "Bagaimana perjalanan tadi teman-teman?" Tanya Putra kepada semuanya. "Yah begitulah, tapi kita tidak boleh menyerah untuk melakukan perjalanannya." Sahutan dari Dito yang memang dialah sumbernya untuk mengadakan perjalanan ini.

      "Sebelum melakukan perjalanan selanjutnya marilah kita berdoa bersama semoga diberikan keselamatan semuanya." Pintaku kepada seluruh teman-teman. 

     Setelah selesai, kemudian kita lanjut untuk menelusuri hutan meskipun saat sampai lokasi kita disambut oleh keadaan cuaca yang begitu ekstrim, yakni hutan yang begitu terlihat petang dan juga langit begitu mendung. Di dalam perjalanan kita juga saling berkomunikasi agar tetap saling semangat untuk melakukan langkah demi langkah.

      Namun tanpa sepengetahuan diantara dari kita ada yang hilang ketika di beristirahat sejenak. "Dimana Putra? Bukankah tadi ada di belakangmu yah Sih?" Tanya Dito kepadaku. "Aku tidak merasakan apapun, sepertinya dari tadi memanglah masih terasa ada di belakangku."

     Seketika semuanya panik bukan main karena kita berangkat berawal dari lima orang dan kenapa kita malah menjadi empat orang saja. Akhirnya kita semua memutuskan mencari Putra di perjalanan yang telah kita lalui.

     "Put, Putra, dimana kamu?" Semuanya menanyakan keberadaan Putra. Namun tidak ada sahutan sama sekali darinya. Kita juga tak menyerah begitu saja semuanya tetap kompak untuk mencari keberadaan si Putra.

     Hari telah sore, dan kita memutuskan untuk pulang saja karena hutan itu sudah semakin petang dan kita semua juga sudah tidak jadi untuk melakukan perjalanan yang menjadi tujuan kita semuanya.

      Dalam perjalanan pulang kita juga berwaspada satu sama lain agar menjaga keselamatan bersama. Syukurlah sampai tujuan di rumah masing-masing kita masih aman.

      Malam itu Putra telah kembali ke rumahnya yang disambut hangat oleh kedua orang tuanya. Kemudian disitulah keluarga dari Putra merasakan hal yang baik-baik saja. Seolah-olah anak yang kemarin pergi telah kembali dengan utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun