Hei Sobat  Guru,...Â
Salam Sehat dan Bahagia. ...Â
Khususnya Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( PJOK ).Â
Pernahkan temen-temen berandai bahwa dalam proses pembelajaran PJOK Â semua terlibat tanpa ada yang duduk santai hanyalah mainan sendiri di ruang yang rindang misalnya? Serta pernahkan diantara temen-temen atau murid mengalami hal semacam ini.Â
Ijin berbagi  nih, supaya siswa dan guru dalam proses pembelajaran PJOK lebih mengasyikan dan pastinya berpihak pada murid sesuai dengan  filosofis pendidikan dalam kurikulum merdeka. Berpihak Pada Murid.Â
Yaitu, Sport Education Model atau di sebut SEM. Model ini merupakan model pembelajaran PJOK yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan olahraga yang sering diselenggarakan oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah kompetisi sepak bola antar desa. Guru memberikan gambaran bahwa dalam kompetisi sepak bola antar desa memerlukan banyak komponen mulai dari kepanitiaan, peserta, perangkat hingga tenaga medis untuk mensukseskan acara tersebut. Â Kenyataan di masyarakat tersebut itulah yang bisa dijadikan model pendidikan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik.Â
Model SEM merupakan suatu pendekatan pemmbelajaran PJOK yang menawarkan pengalaman belajar yang lengkap dalam kontek kehidupan yang nayata di bidang olahraga. Dalam Model ini peserta didik untuk memperlajarai ketrampilan, taktik, strategi, , atruan permainan serta memahami tanggujng jaawab sosial melalui berbagai bentuk peran yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.Â
Nah, dalam proses pembelajaran PJOK Â dengan materi permainan bola besar sepak bola misalnya. Peserta didik diberikan kesempatan mengeksporasi berbagai peran seperti, panitia,tim, pelatih, pemain, wasit, supporter, pengamat, jurnalis, konten kreator dan lain sebagainya.Â
Dengan Model SEM tersebut memberikan kebermaknaan bahwa pembelajaran PJOK merupakan bagian yang menyatu dengan masyarakat sebagia sendi-sendi kehidupan di dalamnya bahkan olahraga bisa mempunyai nilai jual yakni industri olahraga.
SEM ini mempunyai karakteristik diantaranya :Â
1. Pengalokasian Waktu. Untuk kategori SD bisa mencapai 10-12 sesi sedangkan SMP 18-20 sesi.Â
2. Perorganisasian Peserta Didik. Jika permainannnya adalah sepak bola maka peenentuan kelompok dan tugas bersifat permanen hingga akhir pelaksanaan.Â
3. Berbagi Peran. Â Yakni memberikan peserta didik untuk memilih dan menentukan peran yang diinginkan dan bertanggung jawab sesuai dengan pilihannya. mulai dari pelatiih, pemain hingg tim supporter.Â
4. Permainan dimodifikasi.  Bentuk permainan disepakati bersama sesuai dengan kemampuan dari kelas tersbuet, misalnya  futsal 4 vs 4 dan lain sebagainya.Â
5. Pengenalan Kompetisi Musim. Yakni memberikan kesempatan bahwa waktu pelaksanaan  menadi salah satu proses pembelajaran tentang periode kempoetisi sesuai dengan sistem kompetisi yang ada.Â
6. Seri Kompetisi, Seri ini lebih menekankan pada sistem kompetisi yang digunakan dalam kompetisi  pertandingan, sistem gugur, setengah kompetisi maupun full kompetisi.Â
7. Pengorganisasian Tim, peserta didik diberikan kesempatan untuk menjadi organisasi penyelaggaran dan timyang bermain dalam kompetisi.Â
8. Catatan Pertandingan . Pencatat hasil pertadningan sebagai bentuk lapororan pertandingan.Â
9. Â Penentuan Juara. di sesuaikan dengan kesepakatan sistem pertandinganÂ
10. Perayaan Akhir Musim. Â Perayaan ini berupa penghargaan kepada tim dan lain sebagainya sebagai closing ceremony.Â
Diatas beberapa karakteristik Model SEM ( Sport Education Model )
Muhamad Mahfudin, S.Pd
Peserta PKG PJOK 2024
SD Islam Ulil Albab Kebumen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H