Moda: Asinkron
Mengajar gerak sudah menjadi makanan sehari-hari Bapak/Ibu. Dalam kesempatan ini, pembelajaran akan memfasilitasi Bapak/Ibu dalam melakukan refleksi terhadap apa yang selama ini menjadi keseharian profesi Bapak/Ibu. Namun, kita akan kembali kepada apa yang paling esensial dari profesi Bapak/Ibu, yakni sebagai guru PJOK. Bapak/Ibu akan diminta merefleksikan secara metaforis mengajar PJOK dengan dibantu foto artistik. Metafora di sini artinya Bapak/Ibu akan membuat perumpamaan mengajar PJOK dengan sesuatu yang justru tidak ada hubungannya dengan PJOK. Misalnya, Bapak/Ibu memilih foto jembatan dan kemudian memetaforakan: "Mengajar PJOK ibaratkan jembatan karena menjembatani peserta didik untuk hidup aktif sepanjang hayat."
Bagaimana Bapak dan Ibu mempersiapkan diri dalam mengajar?
Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( PJOK ) Peserta didik bukanlah orang dewasa. Peserta secara jasmani mempunyai ukuran berbeda dengan orang dewasa.
Daalam bermain sepeda, tentunya peserta didik harus disiapkan dengan alat atau media yang sesuai dengan karakter fisiknya apalagi jika peserta didik tersebut menyandang disabilitas. Ketersediaan media pembelajaran PJOK dalam proses pembelajaran sebaiknya seuai dengan kondisi fisik dan alam yang ada di lingkungan sekitar. Mengajarkan PJOK yang sekolahnya berada di area pemukiman pandat penduduk (kota) dan area alam yang luas (desa) tentunya sangat berbeda. Namun esensi dari PJOK bertujuan sama yakni optimalisasi penerapan gerak pada peserta didik dalam melakukan fungsi tubuh dengan baik dan optimal.Â
Guru PJOK sebagai pemimpin pembelajaran juga harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya bahwa kehadiran guru PJOK adalah membersamai proses perkembangan yang ada dalam kodrat anak/peserta didik itu sendiri dengan senang dan bahagia. Dalam foto diatas, memang seharusnya anak diberikan sepeda yang sesuai dengan usianya, namun tidak menjadi soal jika anak di berikan kesempatan menaiki sepeda orang dewasa bersama adik kecilnya. Sedangkan nampak Ibu yang luar biasa dapat membersamai bermain sepeda dengan cukup indah dan menyenangkan.Â
Perbedaan fisik anak dalam mapel PJOK harus mendapatkan layanan yang sama yakni mereka mendapatkan rasa bahagia mengikuti proses pembelajarannya. Fasilitas yang ada menjadi tantangan tersendiri, misal tidak adanya alat yang ada dan lain sebagainya, Â guru PJOK mampu memanfaatkan media yang bisa di modifikasi untuk mendukung proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Hindari kalimat beda fisik bahkan beda kemampuan, setiap peserta didik mempunyai kemampuan/kemerdekaan dalam gaya belajar masing-masing.Â
Keterbatasan alat menjadikan guru PJOK bisa meningkatkan kreatifitasnya dalam inovasi pembelajaran. Guru PJOK bukanlah segalanya, namun bisa membuat peserta didik mampu dan yakin pada kemampuannya masing-masing adalah hal yang sangat indah.Â
Bagaimana Bapak/Ibu dalam melaksanakan mengajar? Deskripsikan renungan Bapak/Ibu?Â
Saya mengajar di 2 kelas yang berbeda yakni kelas Fase D dan Fase A, Guru PJOK kelas 1 di SD Islam Ulil Albab Kebumen dan Kelas 7-9 di SMP Islam Ulil Albab Kebumen.Â
Kesiapan belajar peserta didik dan linngkungan belajar menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran yang saya alami. Di Kelas 1 SD misalnya, materi gerak manipulatif yang berisi tentang gerak anggota tubuh yang menggunakan alat. Dengan jumlah siswa 27 dengan perolehan sama rata putra dn putri. Kami mengawali proses pembelajaran di kelas terlebih dahulu untuk melakukan asasmen awal, Apa itu gerak manipulatif, dan apa saja menjadi pertanyaan pemantik saya dalam mengajar, menggunakan gambar yang dibuat secara langsung dipapan tulis dan emoticon yang dibuat menjadi daya tarik sendiri menarik perhatikan peserta didik.Â
Terbiiasa, menanyakan kabar, absensi, doa  yang dipimpin oleh siswa menjadi menu wajib setiap awal pelakaran tentunya. Dalam asasmen awal kami mendapatkan pengetahuan dari peserta didik,  hal tersebut sangat bermanfaat bagi saya untuk mengetahui sembari memberikan pemahaman arti dan macam apa saja gerak manipulatif tersebut, kisaran waktu yang dibutuhkan biasanya 10-15 menit. Al hasil , Cus ke lapangan depan.
Dilapangan, kami mulai terbiasa melakukan pemanasan yang dipimpin oleh peserta didik yang dibuat secara melingkar, sedangkan saya berada di belakang peserta didik secara berkeliling. HIngga pemanasan usai, kami melanjutkan permainan kondisional yang searah dengan materi pelajaran yakni gerak manipulatif.Â
Alat yang digunakan sederhana, yakni bola plastik yang telah dibuat oleh masing-masing peserta didik dirumah. Besarannya sama ukurannya dengan bola kasti atau bola tenis. Mereka mulai melakukan lempar tangkap secara mandiri dengan ke atas dan ke bawah baik ditempat maupun sambil berjalan. Setelah dilakukan beberapa menit siswa diberikan kesempatan untuk merefleksikan diawal tentang perasaan melakukannya. Berbagai teknik, melempar dan menangkan dengan bentuk permainan bisa dilakukan dengan kondisi yang ada dalam lingkungan sekolah, melempar sasaran dekat, sasaran bawah/atas meja atau sesutu yang mengganntung bisa jadi opsional dalam model pembelajaran.Â
Dokumentasikan kegiatan dengan baik, bisa sistem rekaman maupun live bisa menjadi salah satu bahan refleksi bersama saat pelajaran telah usai. Dengan hal tersebut, guru PJOK bisa menilai diri sendiri tentang bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan, tinggal bagian mana yang akan di refleksikan karena sebagai guru olahraga pastinya mempunyai ruang yang luas baik di kelas maupun di lapangan. Selain itu, model refleksi umpan balik kepada rekan sejawat juga bisa menjadi langkah bisa digunakan oleh guru PJOK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. Hal ini sering kami lakukan mengirimkan unpn balik dari wali peserta didik.Â
Saya merasa senang, meskipun tidak semua wali memberikan respon, umpan balik itu sangat berarti melihat apresiasi hingga kritik dan masukan untuk meningkatkan keampuan saya dalam mengajar.Â
Apakah Bapak/Ibu merasa berhasil/sukses dalam mengajar? Jika iya/tidak, mengapa?
Jika siswa senang mengikuti proses pembelajaran dengan baik saya merasa berhasil. Keberhasilan itu pastinya atas dasar partisipatif peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Setiap kesempatan siswa aktif dan menyenangkan. Namun Keberhasilan dalam proses pembelajaran bukanlah keberhasilan mutlak karena harus seiring terus dengan proses pembelajaran selanjutnya, siswa dapat bahagia dengan dirinya dan bisa berkolaborasi dengan siswa lain dengan baik.Â
Ada saatnya sebagia guru PJOK tidak berhasil melihat peserta didik ada yang tidak nyaman dengan PJOK, dengan alasan capek, panas, berkeringat dan menakutkan, biasanya yang saya alami pada materi-materi yang menantang seperti Senam lantai untuk siswa putri atau lari jarak jauh. Namun, pada prinsipnya sebagai guru PJOK harus memberikan kesempatan siswa untuk saling memahami posisinya masing-masing serta tujuan pembelajaran bersama sihingga guru tidaklah menjadi monster bagi peserta didik.Â
Muhahamd Mahfudin, S.Pd
Peserta PPKG PJOK 2024
SD Islam Ulil Albab Kebumen
BBGP Jawa Tengah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI