Mohon tunggu...
Muhamad Luqman Nuryana
Muhamad Luqman Nuryana Mohon Tunggu... Lainnya - Sociopreneur

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahapan-Tahapan Pembuatan Kebijakan Pendidikan

21 Mei 2024   09:45 Diperbarui: 3 Juni 2024   12:30 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis Muhamad Luqman Nuryana

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tahapan Pembuatan Kebijakan Pendidikan melibatkan beberapa langkah kunci yang memastikan isu-isu penting dapat diangkat dan diimplementasikan secara efektif dalam sistem pendidikan. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan tersebut.

Agenda Kebijakan

Agenda Setting adalah langkah awal yang krusial dalam pembuatan kebijakan. Pada tahap ini, isu-isu yang ada di masyarakat harus terlebih dahulu diangkat dan dimasukkan dalam agenda kebijakan pemerintah. Tanpa melalui tahap ini, seberapa pun pentingnya suatu masalah, tidak akan menjadi kebijakan pemerintah. Isu-isu yang dianggap sebagai masalah publik harus memenuhi kriteria seperti memiliki dampak yang luas, melibatkan banyak aktor, dan menimbulkan persepsi yang sama antar aktor. Misalnya, masalah distribusi pendidikan yang tidak merata yang menjadi masalah publik karena mempengaruhi banyak orang dan sistem distribusi tersebut.

Agenda kebijakan dibedakan berdasarkan aktor yang terlibat, kemurnian persoalan, dan jumlah orang yang dipengaruhi serta hubungan antar aktor. Agenda sistemik mencakup isu-isu yang memerlukan perhatian publik secara umum, sedangkan agenda pemerintah mencakup masalah yang memerlukan pertimbangan aktif dari pembuat kebijakan. Beragam pendekatan dalam pembuatan agenda kebijakan termasuk pendekatan pluralistik, elitis, negara-pusat kekuasaan, inisiatif luar, akses dalam, dan mobilisasi.

Dari Isu Menjadi Agenda menguraikan proses dari masalah sosial hingga menjadi kebijakan pemerintah. Proses ini melibatkan identifikasi masalah sosial, penerimaan oleh kelompok, penggabungan dengan kelompok lain, dan pengartikulasian isu hingga masuk ke dalam agenda pemerintah. Setelah diangkat menjadi agenda, pemerintah menetapkan keputusan kebijakan terkait.

Formulasi dan Legitimasi Kebijakan

Formulasi Kebijakan adalah tahap di mana usulan-usulan kebijakan dirumuskan untuk memecahkan masalah publik yang telah masuk agenda pemerintah. Proses ini melibatkan pencarian masalah, pendefinisian masalah, spesifikasi masalah, dan pengenalan masalah. Aktor-aktor yang terlibat termasuk birokrasi publik, pakar, kelompok kepentingan, dan anggota dewan. Dalam proses ini, alat bantu analisis seperti social-cost-benefit analysis dan decision analysis digunakan untuk membuat keputusan yang terbaik.

Legitimasi Kebijakan merupakan tahap di mana kebijakan yang telah diformulasikan mendapatkan pengesahan atau kekuatan hukum. Legitimasi dapat diberikan oleh lembaga legislatif, peraturan dan prosedur administrasi, lembaga peradilan, atau melalui proses langsung oleh masyarakat seperti referendum. Proses ini memastikan bahwa kebijakan memiliki dukungan dan otorisasi yang diperlukan untuk diterapkan.

Implementasi Kebijakan

Penentu Implementasi adalah tahapan di mana kebijakan yang telah disahkan dilaksanakan. Faktor organisasi, politik, dan politik antar organisasi memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi. Implementasi yang sukses memerlukan formulasi tujuan kebijakan yang jelas, dukungan dana yang memadai, serta koordinasi antara berbagai organisasi yang terlibat.

Perspektif Keberhasilan Implementasi melihat keberhasilan implementasi dari dua perspektif: kepatuhan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan interaksi berbagai organisasi untuk mencapai hasil program yang diinginkan. Implementasi yang baik tidak hanya tentang kepatuhan, tetapi juga tentang pencapaian hasil yang diharapkan.

Monitoring dan Evaluasi Kebijakan

Monitor Kebijakan bertujuan untuk menghasilkan informasi mengenai mengapa kebijakan dapat menghasilkan konsekuensi tertentu pada tahap tertentu. Fungsi monitoring meliputi ketaatan, pemeriksaan, laporan, dan penjelasan tentang pelaksanaan kebijakan.

Evaluasi Kebijakan terdiri dari evaluasi implementasi dan evaluasi dampak kebijakan. Evaluasi implementasi melihat apa yang telah terjadi akibat pilihan dan implementasi kebijakan, sementara evaluasi dampak melihat efek kebijakan dalam jangka panjang setelah program dilaksanakan. Evaluasi dampak menilai apa yang telah dicapai dari suatu program dan mempertimbangkan waktu, hubungan dampak yang diinginkan dengan dampak aktual, akumulasi dampak, dan tipe dampak seperti kesejahteraan ekonomi, pembuatan keputusan, sistem politik, dan kualitas kehidupan.

Desain evaluasi formatif dilakukan pada awal program dilaksanakan dan berfokus pada tujuan implementasi kebijakan serta mengidentifikasi sumber-sumber tujuan program.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun