Padahal terbukti dilapangan, sejak diberi kewenangan khusus presiden Jokowi terkait pembenahan Dwelling time Tanjung Priok, Menko RR telah berhasil menurunkan angka Dwelling dari 7 hingga 8 hari, menjadi 3,6 hari, ini jelas sebuah perubahan yang perlu diapresiasi atas kerja keras menko Maritim beserta timnya itu, padahal target awal presiden Joko Widodo sendiri tadinya 4,7 hari.
Agung Kuswandono, Ketua Satgas Dwelling Time: “Pencapaian mengurangi "dwelling time" dari sebelumnya 7-8 hari menjadi 3,6 hari merupakan prestasi yang cukup membanggakan ………………. Namun, seperti kita ketahui, Pak Presiden minta 'dwelling time' bisa turun antara 2-3 hari. Untuk itu kita harus bekerja keras menurunkannya," (14/3/2016)
Isu Dwelling Time di eksploitasi sedemikian rupa dengan bingkai propaganda oleh Tempo melalui tajuknya (14/3/2016) agar terlihat benar dan faktual, padahal tidak lebih hanya sekedar upaya Tempo menyingkirkan tokoh yang berbeda paham dengannya melalui cara-cara keji tersebut.
Tempo jelas-jelas sedang melakukan upaya penghasutan publik dan menghasut presiden Jokowi agar segera menolak dan mengganti keberadaan RR di Kabinet pemerintahan Jokowi melalui isu Dwelling Time.
Itulah cara-cara Tempo yang cukup membuat kami sebagai anak bangsa yang segaris dengan spirit RR untuk tegakknya konstitusi dan agenda-agenda kerakyatan merasa terusik berat dengan Tajuk Tempo tanggal 14 Maret 2016.
Â
Terima Kasih
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H