Untuk dapat mencapai keberhasilan dalam mengembangkan program integritas mahasiswa, berikut ditampilkan cara merancang instrumen survei untuk mengukur integritas mahasiswa yang tentunya langkah ini sangat krusial untuk melakukan evaluasi keberhasilan program pengembangan karakter. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:
1. Tentukan Konsep Integritas yang Ingin Diukur
- Definisi Operasional: Tentukan secara jelas apa yang dimaksud dengan integritas dalam konteks penelitian Anda. Apakah mencakup kejujuran, tanggung jawab, etika, atau nilai-nilai lain?
- Dimensi Integritas: Identifikasi dimensi-dimensi integritas yang ingin Anda ukur, misalnya kejujuran akademik, tanggung jawab sosial, atau etika dalam berinteraksi dengan orang lain.
2. Buat Pertanyaan yang Relevan dan Jelas
- Skala Likert: Gunakan skala Likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) untuk mengukur tingkat persetujuan terhadap pernyataan tertentu.
- Pertanyaan Tertutup: Ajukan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang jelas dan terbatas.
- Pertanyaan Terbuka: Gunakan pertanyaan terbuka untuk menggali pemahaman mahasiswa secara lebih mendalam.
- Contoh Pertanyaan:
- "Saya selalu jujur dalam mengerjakan tugas dan ujian."
- "Saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan kampus."
- "Saya selalu berusaha untuk memperlakukan orang lain dengan adil dan hormat."
3. Perhatikan Validitas dan Reliabilitas
- Validitas: Pastikan pertanyaan yang diajukan benar-benar mengukur konsep integritas yang ingin diukur.
- Reliabilitas: Uji reliabilitas instrumen untuk memastikan hasil pengukuran konsisten jika dilakukan pengukuran ulang.
4. Pertimbangkan Aspek Budaya dan Konteks
- Nilai Budaya: Sesuaikan pertanyaan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku di lingkungan kampus.
- Konteks Sosial: Pertimbangkan konteks sosial di mana mahasiswa belajar dan berinteraksi.
5. Uji Coba Instrumen
- Pilot Test: Lakukan uji coba instrumen pada kelompok kecil mahasiswa untuk mengidentifikasi kelemahan dan memperbaiki instrumen.
- Revisi: Lakukan revisi terhadap instrumen berdasarkan hasil uji coba.
6. Jaga Kerahasiaan Responden
- Anonimitas: Pastikan responden merasa aman dan nyaman untuk memberikan jawaban yang jujur dengan menjamin kerahasiaan identitas mereka.
Kesimpulannya, Moral Kantian dan integritas sarjana memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya menekankan pentingnya bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral yang universal dan rasional. Moral Kantian memberikan kerangka kerja yang kuat bagi sarjana untuk menjaga integritas dalam menjalankan tugas akademiknya serta moral Kantian juga menawarkan sebuah kerangka kerja yang kuat untuk memahami dan menilai tindakan moral. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, etika Kantian tetap relevan dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita dalam membuat keputusan moral.
DAFTAR PUSTAKA
Fishman, T. (2014). Academic Integrity and Student Learning. Routledge
Mardiana, E., & Soedibyo, A. (2020). "Integritas akademik dalam penelitian: tantangan dan solusi." Jurnal Etika dan Profesionalisme, 4(1), 25-36.