(02/06/2023)-Â Belakangan ini kasus Al- Zaytun ramai dibicarakan bahkan hingga menuai protes dari sejumlah pihak yang geram terhadap pesantren yang berdiri sejak 1993 silam.
Pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tersebut mulai menuai kecaman sejak viralnya video sholat Idul Fitri yang mana gerakannya tidak sesuai tuntunan Islam.
Ada permasalahan yang kompleks sebetulnya dalam kasus ini adalah Panji Gumilang selaku pendiri Ponpes Al- Zaytun selalu berkilah ketika diajak berdiskusi dengan sejumlah lembaga agama Islam.
Berbagai penyimpangan kian semakin terasa misalnya saja dalam berqurban Al- Zaytun justru akan menembak hewan sembelihannya, hal ini tentunya sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Keberadaan ponpes tersebut sejatinya sudah ada sejak awal 2000-an namun pemerintah seolah tutup mata hingga kemudian sejumlah tudingan baru mulai menyeret Al- Zaytun.
Hingga kini Kementerian Agama, Kemenkopolhukam, dan pihak terkait terus melakukan kajian mendalam guna mengetahui secara jelas dan transparan sekaligus mempermudah pemberian sanksi terhadap pesantren tersebut.
Mengutip Harian Kompas, (16/12/200) pesantren ini hanya menerima santri usia 11-14 tahun atau yang sudah lulus Sekolah Dasar (SD).
"di kompleks pesantren ini tidak ada seorang pun santri yang mengenakan sarung dan peci seperti lazimnya. Namun, hanya ada remaja berusia 11-14 tahun yang berpakaian rapi dan modern." tulis Harian Kompas.
Jika saja pemerintah sejak awal berdirinya pesantren itu sudah menindaktegas segala penyimpangan permasalahan yang terjadi hari ini tentu tidak akan terjadi.
Dengan adanya kasus ini para orangtua sudah seharusnya lebih selektif lagi dalam memilih calon pondok pesantren untuk anak-anaknya.
Rekam jejak, nama besar, kurikulum, para pengajar dan lain sebagainya harus dipastikan dengan betul supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Kita ketahui bersama bahwa orangtua di tanah air mayoritas melihat pondok pesantren adalah tempat yang menerapkan berbagai syari'at Islam serta tidak mungkin ada kyai atau pengasuh yang berperilaku tidak senonoh atau menyimpang.
Akan tetapi, pada realitanya hari ini banyak dari para pengasuh sebagian pesantren yang justru tidak menerapkan aturan-aturan secara Islam dan melakukan tindakan tidak terpuji dengan dalih jika menolak maka akan kualat.
Padahal sejatinya setiap manusia terlepas dari apapun latar belakangnya bisa saja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Al- Zaytun hari ini.
Pihak terkait baik dari pemerintah, ormas keagamaan dan orang tua harus turut pula mengawasi sejumlah pondok pesantren bukan bermaksud membatasi pendidikan Islam melainkan untuk mencegah hal-hal yang menyimpang terulang kembali.
Jangan sampai segala sesuatu menunggu untuk viral terlebih dahulu baru ditindaklanjuti, sebab sebagai pihak yang berwenang seharusnya lebih giat dan cepat dalam menangani segala sesuatu permasalahan utamanya yang berkaitan dengan agama atau keyakinan.
Tentunya tindakan tegas perlu segera diputuskan oleh Kementerian Agama selaku lembaga pemerintah yang berhak membekukan izin seluruh ponpes di Indonesia apakah akan ditutup atau cukup dievaluasi.
Meskipun sudah dikecam dan didemo habis-habisan rupanya tidak membuat Panji Gumilang dan pengelola Al- Zaytun mengentikan aktivitasnya, sehingga diperlukan tindakan yang lebih tegas dan nyata dari pemerintah.
Semoga dengan adanya penelitian yang tengah dilakukan oleh pemerintah penyimpangan ini dapat segera diusut tuntas dan tidak digoreng oleh isu-isu politik.
Sebab jika digoreng dengan bumbu-bumbu politik dikhawatirkan justru akan semakin memperkeruh suasana dan timbul berbagai kekisruhan dan memecah belah bangsa.
Tindakan yang dilakukan oleh pihak terkait saat ini merupakan tindakan yang tepat dengan memperhatikan berbagai kemungkinan segala yang terburuk dengan melakukan kajian terlebih dahulu.
Jika dilakukan oleh secara serampangan atau asal bunyi karena ditekan oleh warganet atau netizen justru pemberitaan dan informasi yang berkembang di masyarakat semakin menjadi bola liar
Maka kita sebagai masyarakat juga harus tetap memantau kelanjutan dari kasus yang tengah mendera pesantren yang sempat dinobatkan sebagai ponpes termegah se- Asia Tenggara tersebut.
Lantas bagaimana tanggapan mu  terhadap Al- Zaytun yang viral belakangan ini di tengah  masyarakat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H