Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Kasus Al-Zaytun, Orangtua Harus Selektif Pilihkan Pondok Pesantren Bagi Anak

2 Juli 2023   10:22 Diperbarui: 2 Juli 2023   10:39 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(02/06/2023)- Belakangan ini kasus Al- Zaytun ramai dibicarakan bahkan hingga menuai protes dari sejumlah pihak yang geram terhadap pesantren yang berdiri sejak 1993 silam.

Pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tersebut mulai menuai kecaman sejak viralnya video sholat Idul Fitri yang mana gerakannya tidak sesuai tuntunan Islam.

Ada permasalahan yang kompleks sebetulnya dalam kasus ini adalah Panji Gumilang selaku pendiri Ponpes Al- Zaytun selalu berkilah ketika diajak berdiskusi dengan sejumlah lembaga agama Islam.

Berbagai penyimpangan kian semakin terasa misalnya saja dalam berqurban Al- Zaytun justru akan menembak hewan sembelihannya, hal ini tentunya sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Keberadaan ponpes tersebut sejatinya sudah ada sejak awal 2000-an namun pemerintah seolah tutup mata hingga kemudian sejumlah tudingan baru mulai menyeret Al- Zaytun.

Hingga kini Kementerian Agama, Kemenkopolhukam, dan pihak terkait terus melakukan kajian mendalam guna mengetahui secara jelas dan transparan sekaligus mempermudah pemberian sanksi terhadap pesantren tersebut.

Mengutip Harian Kompas, (16/12/200) pesantren ini hanya menerima santri usia 11-14 tahun atau yang sudah lulus Sekolah Dasar (SD).

"di kompleks pesantren ini tidak ada seorang pun santri yang mengenakan sarung dan peci seperti lazimnya. Namun, hanya ada remaja berusia 11-14 tahun yang berpakaian rapi dan modern." tulis Harian Kompas.

Jika saja pemerintah sejak awal berdirinya pesantren itu sudah menindaktegas segala penyimpangan permasalahan yang terjadi hari ini tentu tidak akan terjadi.

Dengan adanya kasus ini para orangtua sudah seharusnya lebih selektif lagi dalam memilih calon pondok pesantren untuk anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun