Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usai Viral Gedung Merdeka Akhirnya Direvitalisasi, Begini Sejarah dan Status Pengelolaannya

26 September 2022   07:43 Diperbarui: 26 September 2022   07:56 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sociteit Concordia itu sendiri berubah nama menjadi Gedung Merdeka sejak tahun 1955 guna menyambut Konferensi Asia-Afrika dimana hal lainnya yang berbarengan dengan perbaikan dan pengecatan gedung merdeka adalah adanya perbaikan Gedung Dwiwarna di Jalan Diponegoro.

Penggantian nama Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia-Afrika dan dan renovasi Masjid Raya Bandung dari yang awalnya beratapkan seperti Balai Nyungcung sejak tahun 1905 menjadi kubah berbentuk Bawang sejak tahun 1955. 

Sebetulnya video viral mengenai bocornya Gedung Merdeka bukan berita baru karena jika ditilik dari buku ' The Bandung Connection' yang ditulis oleh Sekretaris Jenderal Konferensi Asia-Afrika 1955, Roeslan Abdulgani menjelaskan bahwa gedung yang terletak di pusat Kota Bandung ini pada KAA 1955, sempat mengalami kebocoran dan fakta ini tidak diketahui oleh para wartawan karena semua pintu dan akses masuk langsung ditutup dan baru diceritakan oleh Cak Roes usai KAA 1955 usai.

Pada peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika tahun 1980 sebetulnya gedung ini juga mendapatkan bantuan renovasi sekaligus diresmikan sebagai Museum Konperensi Asia-Afrika pada tanggal 24 Agustus 1980 oleh Presiden Soeharto dan pengguntingan pita dilakukan oleh Ibu Negara saat itu,Tien Soeharto perubahan ini merupakan prakarsa dari Menteri Luar Negeri Indonesia ketika itu, Mochtar Kusumaatmadja. 

Sampai saat ini pengelolaan gedung ini terbagi dua yaitu untuk Gedung Merdeka dibawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sementara area Museum Konperensi Asia-Afrika yang masih satu kompleks dengan Gedung Merdeka berada dibawah Kementerian Luar Negeri.

Meskipun demikian tentunya sejak terakhir kali mendapatkan perbaikan di tahun 2015 ketika peringatan Konferensi Asia-Afrika ke- 60 sampai saat ini gedung ini belum mendapat bantuan perbaikan sehingga wajar jika gedung yang kini juga berfungsi sebagai Sekretariat Sahabat Museum Konperensi Asia-Afrika ini mengalami banyak kerusakan, kebocoran dan retak karena memerlukan pendanaan serta menunggu perizinan yang lama.

Hal ini diakibatkan karena gedung ini masuk kategori A sebagai bangunan berstatus cagar budaya.

Mengutip dari Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya gedung ini sudah ditetapkan sebagai bangunan berstatus cagar budaya nasional dengan surat ketetapan sebanyak dua kali yaitu Tingkat SK : Menteri No SK : 238/M/1999 Tanggal SK : 4 Oktober 1999 Tingkat SK : Menteri dan No SK : 210/M/2015 Tanggal SK : 5 November 2015

Cagar Budaya sendiri merupakan bangunan yang tidak bisa diubah seenaknya oleh pihak pengelola maupun oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi di bidangnya. 

Hal ini terkadang memerlukan proses yang lama sama halnya dengan Gedung Merdeka yang kini tengah mendapatkan sorotan karena bocor dan mengalami kerusakan dibeberapa sudut dan atap. 

Hal ini sebenarnya bukan ada masalah pada pendanaan akan tetapi alur dari birokrasi yang berbelit-belit dan terlalu panjang sehingga sangat beresiko terhadap hancurnya bangunan cagar budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun