Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usai Viral Gedung Merdeka Akhirnya Direvitalisasi, Begini Sejarah dan Status Pengelolaannya

26 September 2022   07:43 Diperbarui: 26 September 2022   07:56 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung merdeka kini sedang direvitalisasi, Sabtu (24/09/2022) /Foto: Dokumentasi Pribadi 

(26/09/2022)- Kota Bandung dikenal akan sejarah panjang dan banyaknya bangunan terkenal yang memiliki nilai sejarah serta tidak ternilai harganya. 

Salah satu sudut dari kota yang berjuluk ' Paris Van Java' ini memiliki berbagai gedung peninggalan masa kolonial terutama di ruas jalan protokol seperti Jalan Asia Afrika, dan Jalan Braga yang dikenal dengan banyaknya bangunan bergaya klasik dan modern abad 20an yang sebagian besarnya masih berdiri kokoh.

Salah satu yang paling mencuri perhatian dan mencolok keberadaannya yaitu Gedung Merdeka. Bangunan yang terletak di Jalan Asia Afrika,No 65 ini, merupakan bangunan yang menjadi ikon Kota Bandung sekaligus bangunan yang banyak menjadi saksi bisu sejarah dari ibukota Jawa Barat.

Bangunan yang memiliki nama awal ' Sociteit Concordia' ini dibangun pada tahun 1895 sebagai tempat berkumpulnya para anggota perkumpulan Concordia yang sebelumnya selalu menghabiskan waktu di seberang gedung ini yakni Toko De Vries yang didirikan oleh Klaas De Vries tahun 1875.

Tentunya hal ini dilakukan karena perkumpulan ini kemudian berkembang dan pada akhirnya lambat laun menjadi gedung hiburan orang-orang elit Belanda.

 Dalam perkembangannya Gedung Merdeka mengalami perubahan bentuk sampai mengalami bentuk yang kita lihat seperti sekarang ini.

Pada tahun 1920-1929 gedung ini mengalami renovasi mengacu kepada rancangan Van Gallest Last dan C.P Wolff Scohoemacker. Dari renovasi inilah kemudian ditambahkan gedung pertunjukan ( Schouwburg) dan kembali direnovasi tahun 1940 kali ini oleh AF. Aalbers sampai bentuk yang kita lihat seperti sekarang.

Terdapat banyak fasilitas mulai biliar,sepatu roda, gedung pertunjukan,cafe dan lain sebagainya di gedung ini sampai akhirnya tempat ini digunakan pada masa penjajahan Jepang sebagai Pusat Kebudayaan atau Dai Toa Kaikan dan semasa kemerdekaan gedung ini juga sempat berfungsi menjadi markas dari Tentara Nasional Indonesia ( TNI) .

Pada tanggal 18-24 April 1955 gedung ini sempat digunakan untuk Konferensi Asia-Afrika 1955 dan dihadiri oleh 29 negara di kawasan Asia- Afrika yang merdeka maupun semi merdeka. 

Beberapa bulan sebelum penyelenggaraan konferensi gedung ini sempat ingin diubah bentuknya oleh Soekarno, akan tetapi hal ini ditolak oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu, Ali Sastroamidjojo karena Indonesia kala itu belum mempunyai kas negara yang cukup.

Sociteit Concordia itu sendiri berubah nama menjadi Gedung Merdeka sejak tahun 1955 guna menyambut Konferensi Asia-Afrika dimana hal lainnya yang berbarengan dengan perbaikan dan pengecatan gedung merdeka adalah adanya perbaikan Gedung Dwiwarna di Jalan Diponegoro.

Penggantian nama Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia-Afrika dan dan renovasi Masjid Raya Bandung dari yang awalnya beratapkan seperti Balai Nyungcung sejak tahun 1905 menjadi kubah berbentuk Bawang sejak tahun 1955. 

Sebetulnya video viral mengenai bocornya Gedung Merdeka bukan berita baru karena jika ditilik dari buku ' The Bandung Connection' yang ditulis oleh Sekretaris Jenderal Konferensi Asia-Afrika 1955, Roeslan Abdulgani menjelaskan bahwa gedung yang terletak di pusat Kota Bandung ini pada KAA 1955, sempat mengalami kebocoran dan fakta ini tidak diketahui oleh para wartawan karena semua pintu dan akses masuk langsung ditutup dan baru diceritakan oleh Cak Roes usai KAA 1955 usai.

Pada peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika tahun 1980 sebetulnya gedung ini juga mendapatkan bantuan renovasi sekaligus diresmikan sebagai Museum Konperensi Asia-Afrika pada tanggal 24 Agustus 1980 oleh Presiden Soeharto dan pengguntingan pita dilakukan oleh Ibu Negara saat itu,Tien Soeharto perubahan ini merupakan prakarsa dari Menteri Luar Negeri Indonesia ketika itu, Mochtar Kusumaatmadja. 

Sampai saat ini pengelolaan gedung ini terbagi dua yaitu untuk Gedung Merdeka dibawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sementara area Museum Konperensi Asia-Afrika yang masih satu kompleks dengan Gedung Merdeka berada dibawah Kementerian Luar Negeri.

Meskipun demikian tentunya sejak terakhir kali mendapatkan perbaikan di tahun 2015 ketika peringatan Konferensi Asia-Afrika ke- 60 sampai saat ini gedung ini belum mendapat bantuan perbaikan sehingga wajar jika gedung yang kini juga berfungsi sebagai Sekretariat Sahabat Museum Konperensi Asia-Afrika ini mengalami banyak kerusakan, kebocoran dan retak karena memerlukan pendanaan serta menunggu perizinan yang lama.

Hal ini diakibatkan karena gedung ini masuk kategori A sebagai bangunan berstatus cagar budaya.

Mengutip dari Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya gedung ini sudah ditetapkan sebagai bangunan berstatus cagar budaya nasional dengan surat ketetapan sebanyak dua kali yaitu Tingkat SK : Menteri No SK : 238/M/1999 Tanggal SK : 4 Oktober 1999 Tingkat SK : Menteri dan No SK : 210/M/2015 Tanggal SK : 5 November 2015

Cagar Budaya sendiri merupakan bangunan yang tidak bisa diubah seenaknya oleh pihak pengelola maupun oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi di bidangnya. 

Hal ini terkadang memerlukan proses yang lama sama halnya dengan Gedung Merdeka yang kini tengah mendapatkan sorotan karena bocor dan mengalami kerusakan dibeberapa sudut dan atap. 

Hal ini sebenarnya bukan ada masalah pada pendanaan akan tetapi alur dari birokrasi yang berbelit-belit dan terlalu panjang sehingga sangat beresiko terhadap hancurnya bangunan cagar budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun