Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Menjaga Kerukunan Umat Beragama dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

28 Februari 2022   06:42 Diperbarui: 28 Februari 2022   06:59 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila/ Foto: Suara.com

Pancasila/ Foto: Suara.com
Pancasila/ Foto: Suara.com

Isu intoleransi seperti penodaan agama, menghina dan merendahkan agama lain. Kita sebagai manusia sepantasnya menghargai setiap insan manusia tanpa melihat apa rasnya, apa agamanya, apa sukunya, apa pandangan politiknya, apa latar belakang keluarga dan pendidikannya hal itu harus dihilangkan, sebab dahulu Islam disebarkan oleh para pedagang dan ulama datang ke Indonesia juga berakulturasi melalui berbagai kebudayaan yang sudah ada seperti wayang yang dipentaskan oleh Sunan Kalijaga, Gamelan oleh Sunan Bonang dan lain sebagainya tanpa adanya paksaan dan ancaman sampai akhirnya banyak mendirikan kesultanan seperti Kesultanan Aceh, dan Kesultanan Ternate.

Begitupula agama Kristen dan Katolik yang dibawa oleh para penjajah dalam semangat Gold,Glory,Gospel (3G) gang sudah diagungkan oleh penjajah baik oleh Portugis yang datang tahun 1511 dan Belanda yang datang tahun 1596 melalui perdagangan dan penguasaan Kepulauan Nusantara.

Sementara itu, agama Hindu, Buddha dan Konghucu juga tidak lepas dari perdagangan di Nusantara yang sudah terjalin sejak lama dengan India dan China yang disebarkan melalui perdagangan, pengiriman pelajar dan bangsawan ke negeri tirai Bambu, dan negeri Bollywood tersebut sampai melahirkan banyak Kerajaan seperti Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Sriwijaya.

Sarekat Islam/ Foto: Buguruku we
Sarekat Islam/ Foto: Buguruku we

Selain itu, semasa perjuangan pergerakan nasional tahun 1905-1942 kenapa saya tidak menyebutkan tahun 1908 dikarenakan sudah ada benihnya semenjak terbentuknya Sarekat Dagang Islam tahun 1905 oleh Tirto Adhie Soerjo bersama dengan Haji Samanhudi, yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam di tahun 1912 dan berkembang pesat saat dipimpin oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto,yang merupakan besan pertama dari Presiden Soekarno. 

Setahun setelah pendirian Sarekat Dagang Islam, Tirto mendirikan Sarekat Prijaji tahun 1906, disusul Boedi Oetomo tahun 1908, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia tahun 1945, Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun 1959, Sam Kau Hwee yang meliputi agama Buddha, dan Konghucu pada tahun 1920-an.

Boedi Oetomo/ Foto: Merdeka.com
Boedi Oetomo/ Foto: Merdeka.com

Dari sini sudah nampak jelas kita sebagai bangsa yang besar tidak patut menjelekkan atau merasa paling benar dan besar sebab semua pahlawan lintas agama turut andil dalam melakukan perjuangan kemerdekaan Indonesia, sehingga lahirlah Pancasila yang kita kenal saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun