Isu intoleransi seperti penodaan agama, menghina dan merendahkan agama lain. Kita sebagai manusia sepantasnya menghargai setiap insan manusia tanpa melihat apa rasnya, apa agamanya, apa sukunya, apa pandangan politiknya, apa latar belakang keluarga dan pendidikannya hal itu harus dihilangkan, sebab dahulu Islam disebarkan oleh para pedagang dan ulama datang ke Indonesia juga berakulturasi melalui berbagai kebudayaan yang sudah ada seperti wayang yang dipentaskan oleh Sunan Kalijaga, Gamelan oleh Sunan Bonang dan lain sebagainya tanpa adanya paksaan dan ancaman sampai akhirnya banyak mendirikan kesultanan seperti Kesultanan Aceh, dan Kesultanan Ternate.
Begitupula agama Kristen dan Katolik yang dibawa oleh para penjajah dalam semangat Gold,Glory,Gospel (3G) gang sudah diagungkan oleh penjajah baik oleh Portugis yang datang tahun 1511 dan Belanda yang datang tahun 1596 melalui perdagangan dan penguasaan Kepulauan Nusantara.
Sementara itu, agama Hindu, Buddha dan Konghucu juga tidak lepas dari perdagangan di Nusantara yang sudah terjalin sejak lama dengan India dan China yang disebarkan melalui perdagangan, pengiriman pelajar dan bangsawan ke negeri tirai Bambu, dan negeri Bollywood tersebut sampai melahirkan banyak Kerajaan seperti Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, semasa perjuangan pergerakan nasional tahun 1905-1942 kenapa saya tidak menyebutkan tahun 1908 dikarenakan sudah ada benihnya semenjak terbentuknya Sarekat Dagang Islam tahun 1905 oleh Tirto Adhie Soerjo bersama dengan Haji Samanhudi, yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam di tahun 1912 dan berkembang pesat saat dipimpin oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto,yang merupakan besan pertama dari Presiden Soekarno.Â
Setahun setelah pendirian Sarekat Dagang Islam, Tirto mendirikan Sarekat Prijaji tahun 1906, disusul Boedi Oetomo tahun 1908, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia tahun 1945, Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun 1959, Sam Kau Hwee yang meliputi agama Buddha, dan Konghucu pada tahun 1920-an.
Dari sini sudah nampak jelas kita sebagai bangsa yang besar tidak patut menjelekkan atau merasa paling benar dan besar sebab semua pahlawan lintas agama turut andil dalam melakukan perjuangan kemerdekaan Indonesia, sehingga lahirlah Pancasila yang kita kenal saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H