Hal ini dapat dilihat dari argumentasi penulisan yang kompleks namun diuraikan dengan penggunaan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.Â
Selain itu penulis buku ini, untuk pertama kalinya menggunakan rujukan (footnote) dalam tulisannya. Padahal pada karya-karya lainnya, menggunakan footnote bukanlah gaya menulisnya (dikarenakan kebanyakan yang ditulis adalah fiksi).
Buku ini juga sangat bagus bila ditilik dari sudut pandang kepenulisan, bagaimana penulis buku pandai dalam mengolah kalimat, rapih dalam bernarasi, serta mengemas alur cerita sehingga identitas para tokohnya terkesan misterius. Setiap peristiwa demi peristiwa yang diceritakan pun tidak membosankan.
Kekurangan Buku Jejak Memori
Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya kesan tersirat dari tokoh-tokoh yang ditampilkan terlalu sederhana, terutama pada tokoh utama 'Aku' dan 'Kau', karena hingga akhir buku, tokoh ini tidak benar-benar diungkapkan.
Adegan-adegan pada tiap bab sangat singkat, padahal dalam beberapa hal, terlihat sangat menarik untuk diceritakan dengan detail dan panjang.
Meskipun buku ini memiliki tema Self-Improvement, di sisi lain buku ini juga tampak seperti buku filsafat yang berarti tidak ditulis seperti buku self-improvement pada umumnya.
Kesimpulan
Buku Jejak Memori memberikan gambaran mengenai pentingnya sebuah perjalanan; dalam makna etimologi maupun terminologi. Jejak Memori mengajarkan pentingnya melakukan perjalanan ke mana pun, dengan jarak yang bagaimana pun, agar manusia dapat merenungi nikmat-nikmat Tuhan yang terhampar luas. Jejak Memori juga mengajarkan pentingnya memaknai kehidupan sebagai sebuah perjalanan seperti yang dijelaskan pada salah satu babnya, yakni "Memaknai Perjalanan".
Buku ini menarik untuk dibaca dan memberikan pengalaman berpikir bagi para pembaca terhadap fenomena-fenomena yang sebenarnya sederhana dan kerap terjadi di sekitar kita, namun seringkali luput dan abai atau dianggap sebatas peristiwa biasa. Misalnya pada fenomena masyarakat yang gemar minum kopi, terlihat sederhana, namun Fram Han berusaha menggali akar kompleksitas yang terkadung di dalamnya.
Oleh karena itu buku Jejak Memori cukup layak untuk dibaca dan dinikmati. Selamat membaca