Secara umum pertumbuhan indeks sektor jasa keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didorong oleh positifnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I hingga III tahun 2017, positifnya kinerja investasi, terjaganya angka inflasi, serta membaiknya kinerja ekspor yang berdampak pada terjaganya defisit transaksi berjalan. Secara khusus pertumbuhan indeks sektor jasa keuangan menurut beberapa analis pasar modal didorong oleh perbaikan rasio kredit macet (Non-Performing Loan- NPL), peningkatan prospek perbankan dari stabil ke positif oleh pemeringkat Moody's, serta penurunan suku bunga pinjaman yang berdampak pada positifnya pertumbuhan kredit.
      Terhitung hingga saat ini (19/12/2017) pertumbuhan indeks sektor jasa keuangan ditopang oleh lima saham lembaga perbankan besar di Indonesia, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Lima saham lembaga perbankan besar di Indonesia tersebut memang merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di indeks sektor jasa keuangan maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan.
 Selain lima saham lembaga perbankan besar di Indonesia (BBTN, BBNI, BBRI, BBCA, dan BMRI), terdapat saham lembaga perbankan di Indonesia lainnya yang menarik untuk dicermati atau bahkan dikoleksi oleh para investor di pasar modal, yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Analisis Mikro Perusahaan (Laporan Keuangan)
      Analisis mikro perusahaan akan membandingkan saham lain di sektor yang sama, dalam hal ini saham BTPN sebagai saham lembaga perbankan di Indonesia yang menarik untuk dicermati atau bahkan dikoleksi oleh para investor di pasar modal akan dibandingkan dengan saham lain di sektor yang sama (sektor jasa keuangan - sub sektor bank). Khusus untuk saham BTPN akan dibandingkan dengan saham lain di sektor jasa keuangan -  sub sektor bank dengan kapitalisasi pasar yang sebanding (antara Rp1 triliun sampai dengan Rp40 triliun)
hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari bias karena pengaruh ketimpangan kapitalisasi pasar dengan saham lain di sektor jasa keuangan - sub sektor bank. Saham lain di sektor jasa keuangan - Â sub sektor bank dengan kapitalisasi pasar antara Rp1 triliun sampai dengan Rp40 triliun adalah PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), PT Bank National Nobu Tbk (NOBU), PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS), PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC), dan PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB). Perbandingan saham BTPN dengan saham lain di sektor yang sama berdasarkan rasio-rasio yang terdapat di dalam laporan keuangan, seperti Return On Assets(ROA), Return On Equity(ROE), Debt Equity Ratio(DER), Price Earnings Ratio(PER), Earnings Per Share(EPS), dan Price Book Value(PBV).
Tabel Perbandingan
      Dalam sektor jasa keuangan - sub sektor bank secara umum yang terdiri dari 43 saham, saham BTPN menjadi saham yang menarik untuk dicermati atau bahkan dikoleksi oleh para investor di pasar modal. Saham BTPN sebagai salah satu saham lembaga perbankan di Indonesia tentu bergerak di bidang perbankan. Saham BTPN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008, saham BTPN merupakan saham milik perusahaan yang didirikan pada tanggal 22 Maret 1993 dan perusahaan tersebut memiliki kantor pusat yang berlokasi di DKI Jakarta, Indonesia.
      Alasan Saya untuk kemudian merekomendasikan saham BTPN dikarenakan saham ini memiliki kinerja yang terbilang baik, namun dengan harga saham yang terbilang cukup murah (dilihat dari sisi PER). Berikut ini merupakan isu-isu yang diasumsikan akan menopang kinerja saham BTPN, sehingga kinerjanya diharapkan akan semakin meningkat di masa yang akan datang, yakni:
- Suku bunga acuam Bank Indonesia (BI Rate) sedang dalam tren turun, sehingga bunga kredit diperkirakan akan mengalami tren turun juga. Hal tersebut tentu berpotensi untuk meningkatkan Net Interest Margin (NIM) bagi perusahaan, NIM tentunya sangat penting khususnya bagi perusahaan dalam sektor jasa keuangan - sub sektor bank. NIM akan sangat mempengaruhi peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola oleh perusahaan dengan baik.
- Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)Â mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir dan tidak pernah mengalami hasil yang negatif. Pertumbuhan pendapatan secara akumulatif sebesar 68,86%. Pertumbuhan pendapatan akan sangat mempengaruhi proyeksi peningkatan pendapatan perusahaan secara keseluruhan, dimana proyeksi peningkatan pendapatan perusahaan secara keseluruhan akan berkorelasi positif terhadap harga saham.
Valuasi Saham