Penuntut ilmu yang merasa jenuh
Pada suatu hari saya kelas 6 SD yang usianya 11 tahun sedang menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Bangil. Setelah itu saya lulus di sekolah tersebut. Lalu saya meneruskan Sekolah Menengah Pertama. Pada saat itu saya kebingungan meneruskan SMP dimana?. Lalu saya berkonsultasi dengan orang tua, alhasil orang tua ingin saya mengetahui ilmu agama untuk bekal dimasa depan. Agar saya tau hidup tidak akan selamanya bersama orang tua, akhirnya saya dipondokkan di suatu tempat yang tidak jauh dari rumah.
Setelah 2 tahun lebih saya di pondok merasa jenuh dalam menuntut ilmu. akhirnya di waktu sore ada kegiatan Roukha yang mana kegiatan tersebut dilakukan sore hari, kegiatan tersebut menjadi kegiatan rutin di pondok dan Pada Roukha tersebut yang mengisi adalah syeh adham dari Syam, Yaman dan yang menterjemahkan yaitu Sayyid abu bakar Assegaf beliau adalah walad atau anak dari pengasuh pondok pesantren itu. Roukha itu sendiri adalah pengajian ilmu tambahan, Roukha itu dimulai beliau menjelaskan tentang menuntut ilmu.
Tak lama kemudian Roukha itu selesai dan ada sesi tanya jawab, lalu salah satu santri menanyakannya tentang “assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya ingin bertanya tentang solusi santri yang menuntut ilmu, di awal perjalanannya ada kesungguhan hati dalam menuntut ilmu. Namun sering terjadi yang menimpanya yaitu kelesuan dan kejenuhan saat menuntut ilmu. apa nasehat darimu untuk penuntut ilmu agar mereka tidak merasa begitu atau tipsnya untuk mencegah hal tersebut?.”
Beliau syekh adham menjawab:
“Sekarang kasus kejenuhan dalam menuntut ilmu ini adalah kasus yang wajar-wajar saja. jika hal seperti ini terjadi menimpa seorang penuntut ilmu bukan berarti dia menyimpang “tidak”, setiap penuntut ilmu di tengah perjalanannya dalam menuntut ilmu akan menghadapi kelesuan. Nabi Saw mengabarkan
انه القلوب تمل كما تمل الابداع
Artinya: “Sesungguhnya hati ini bisa letih dan bosan sebagaimana badan”.
Dan adapun sabda Rasulullah Saw yang artinya “Memilah-milah hari yang tepat bagi kami untuk memberikan nasehat karena khawatir rasa bosan akan mengghing kami”.
Kejenuhan merupakan hal yang wajar bagi manusia. Kenapa? Karena manusia bukanlah benda mati dan benda mati tidak akan jenuh, karena memang tidak memiliki perasaan. Akibat dari kondisi emosionalnya, akibat dari berpikir, dan akibat dari akalnya.
Namun hakikatnya jika ingin menasehati diriku sendiri dan juga kalian dengan sesuatu yang berhubungan dengan rasa jenuh, pertama-tama manusia harus menampakkan kelemahan dihadapan Allah SWT bahwa dia kalau bukan karena Allah dia tidak mungkin bisa menuntut ilmu, tidak mungkin bisa membaca, tidak akan mampu melangkah kakinya. Ini adalah kewajiban baginya, engkau menyadarkan dirimu pada sebab dan engkau melupakan sang penyebab paling utama yaitu Allah maka ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
Ada sabda hadits Nabi Saw:
يقول أنا مع عبدي إذا ذكرني وتحركت بي شفتاه
Artinya: Allah SWT berfirman “Aku selalu menyertai hambaku apabila dia mengingatku dan bergerak kedua bibirnya untuk menyebutku”.
Maksud dari hadits tersebut adalah bibirnya bergerak karenaku. Manusia itu kalau bukan karena Allah maka tidak akan mampu menyebarnya, jadi bila kejenuhan telah menimpamu maka kamu harus merendahkan dirimu dihadapan Allah, takutlah dengan memohon kepadanya, dan berdo’a agar Allah menghilangkan kejenuhan ini. Terkadang justru sebaliknya kejenuhan itu Allah yang menurunkan kepada kita agar kita merasa lemah,agar kita bergantung pada diri kita sendiri. Kalau kita selalu kuat dan rajin malah kita tidak akan memohon kepada Allah, kita jadi melupakan Allah.
Adapun kejenuhan juga merupakan penyakit sebagaimana manusia yang kuat tidak mau memohon kepada Allah, sedangkan saat lemah dia mau memohon kepada Allah. Kejenuhan juga merupakan bagian dari kelemahan dan ambisi merupakan bagian dari kekuatan. Jika kita kalau terus-terusan bisa jadi kamu dengan kekuatanmu merasa tidak butuh Allah SWT, maka Allah dengan penuh kemuliaan kepada kita, Allah mengantarkan kepada kifa rasa lemah agar kita merendahkan diri kita dihadapan nya dan memohon kepadanya.
Maka apapun langkah seorang manusia gang dijalannya entah untuk dunia atau agamanya wajib baginya menjadjkan Allah sebavai prioritas utamanya.
Dia wajib memjnga kelasa Allah SWT agar dikumpulkan dengan orang-orang yang penuh ambisi dan agar berbicara tapi sedikit tindakan bahkan terkadang omongannya bannyak dan tidak bertindak sama sekali dan tahu bahwa circle itu berefek pada ketaatan
kamu harus sering membaca cerita orang yang ambisius, lebih pentingnya kamu membaca biografi tokoh salaf seperti biografi imam Syafi'i
Hendaknya juga seorang mencari lingkungan yang baik