Lukman Rahman: Sang Abdi Negara, Mimpi, dan Perjuangan
Â
     Sersan Mayor TNI (Purn) Lukman Rahman, Pria kelahiran 28 Oktober 1939, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sersan Mayor TNI (Purn) Lukman Rahman adalah seorang pejuang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang selama hidupnya berkenala mencari tantangan serta berjuang menggapai mimpinya, Lukman nama sapaannya merupakan seorang anak yang terlahir dikeluarga sederhana disalah satu desa di Kota Sukabumi yang menjadi kebanggan keluarga serta mampu berjuang mengagapai mimpinya menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia.
     Saat masih muda sebelum menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), Lukman Rahman adalah seorang yang bekerja sebagai mekanik bengkel mobil di Kota Sukabumi, diusianya yang sangat muda dia sangat ahli dalam memperbaiki kerusakan segala jenis mobil. Pada saat itulah sebuah kegemaran menjadi seorang mekanik mobil menjadi pekerjaan Lukman untuk keberlangsungan hidupnya dikala muda. Lukman Rahman tidak kenal lelah dalam berjuang serta sepenuh hati dalam bekerja sebagai mekanik bengkel untuk kecukupan hidupnya dimasa muda, sebagai mekanik Lukman Rahman bertanggung jawab dalam proses membangun, merawat, hingga memperbaiki mesin mobil yang tidak dalam kondisi terbaiknya. Setelah beberapa tahun setelah lama menjadi mekanik bengkel mobil di Kota Sukabumi dimasa mudanya, Lukman Rahman memutuskan merantau ke Kota Bogor untuk keberlangsungan hidupnya dan menjalankan segala bentuk mimpinya menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia serta mendapatkan suasana dan tantangan yang baru.
     Setelah melewati masa-masa menjadi seorang mekanik mobil yang cekatan di Kota Sukabumi, Lukman memutuskan berpindah profesi dan mencari tantangan baru dalam hidupnya. Lukman akhirnya mendaftar kerja disuatu kantor pendidikan di Kota Bogor dan dia pun diterima bekerja menjadi pegawai salah satu kantor pendidikan sebagai seorang juru ketik yang mengandalkan kerja fisik dengan tenaga yang di keluarkan dan membutuhkan waktu yang dibutuhkan oleh Lukman. Beberapa tahun dia menjadi juru ketik di Bogor setelah berbagai pekerjaan dia lakukan disana, Lukman Rahman bermimpi serta terpikat dan sangat berminat menjadi seorang abdi negara disaat dia bekerja disalah satu kantor pendidikan di Bogor tersebut.Â
Pada saat itulah Lukman bermimpi menjadi sang patriot penjaga tanah air dan berniat merubah nasib hidupnya sangat kuat sekali setelah melihat orang-orang melakukan pendidikan militer dan berhasil lulus menjadi abdi negara yang gagah dan juga berani menjaga kesatuan negara Indonesia. Lukman berminat dan bertanya-tanya mengenai cara bagaimana masuk dan menjadi seorang tentara Indonesia, dia berjuang hingga sampai tikik darah penghabisan agar bisa masuk sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan mendaftarkan dirinya saat dia menetap di Kota Bogor tersebut.
     Setelah mendaftar di pusat Pendidikan Braga Zeni TNI AD di Bogor, Lukman melakukan beberapa tes dan juga tes lainnya seperti kesiapannya sebagai tentara yang tidak takut akan musuh-musuh dan menjadi sebagai seorang patriot yang cinta kesatuan serta persatuan negara. Hasil perjuangan Lukman tidak sia-sia dia berhasil menjadi seorang abdi negara Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Tahun 60-an dan ditempatkan di bengkel besar TNI Bengrah (bengkel daerah) Kota bandung. Lukman menjadi seorang Tentara Angkatan Darat sekaligus sebagai mekanik mobil di Bengrah TNI AD yang dimana menjadi mekanik dan tentara adalah dua profesi kegemaran Lukman selama hidupnya. Selama menjadi tantara Lukman sangat senang menjalani hidupnya dan sangat menikmati pekerjaannya seperti jaga markas dan sekaligus memperbaiki mobil-mobil prajurit tentara di Bengrah, Lukman sendiri bertugas sebagai supir derek mobil tentara di Kota Bandung.
     Awal tahun 1965 adalah awal dimana Lukman menikah dengan seorang wanita asal Kota Sukabumi yang bernama Rohimah, Setelah menikah Rohimah selaku istri seorang tentara ikut dalam lokasi bertugasnya Lukman dan menetap di Kota Bandung untuk menjalani hidupnya. Lukman mempunyai tanggung jawab baru dalam hidupnya mempunyai keluarga kecilnya disaat itulah semangat Lukman sangat membara dikarenakan adanya penyemangat dalam hidupnya dan dia berjuang bekerja untuk keberlangsungan hidupnya mencari nafkah untuk keluarga tercintanya. Rohimah sebagai istri seorang tentara pun mengikuti segala kegiatan sebagai Ibu Persit, Ibu Persit sendiri adalah sebutan untuk para istri anggota-anggota TNI AD Istilah Persit berasal dari singkatan "Persatuan Istri Tentara", mereka yang dijuluki Ibu Persit tergabung dalam organisasi istri TNI AD bernama Persit Kartika Chandra Kirana.
     Pada pertengahan menuju akhir tahun 1965 setelah beberapa bulan menikah, Lukman dihadapi situasi yang sangat genting dalam mempertahankan persatuan negara disaat itulah menjadi awal Lukman berjuang mempertahankan kesatuan negara Indonesia, disaat itu negara Indonesia sedang kacau dan genting keadaanya dikarenakan adanya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya yang ingin mengambil alih pemerintahan dan juga ideologi negara. Tidak hanya di Kota Jakarta saja keadaan genting dan menakutkan itu terjadi tetapi di Kota Bandung pun menjadi kota yang sangat genting dan diberlangsungkannya penjagaan ketat demi keamanan negara Indonesia. Pasca Gerakan 30 September/PKI terjadi, Lukman dan prajurit TNI AD lainnya berlindung dan berjaga tidak bisa kemana-mana dibawah arahan komandan di Markas Bengrah Bandung hanya mempertahankan markas Bengrah TNI AD dan mendengarkan tentang apa yang sedang terjadi serta melakukan analisis maksud-maksud dan tujuan antara konflik tersebut yang begitu genting juga rumit serta menakutkannya keadaan ditahun 1965 tersebut. Lukman hanya diam dimarkas mendengarkan radio dan menunggu perintah komandan mengenai konflik tersebut dan menunggu segala arahan penting serta segala tindakan pengambilan keputusan ada ditangan sang komandan markas Bengrah TNI AD.
     Pasca pemerintahan Orde Lama telah runtuh yang diakibatkan oleh suatu penghiatanan serta pemberontakan yang dinamai Gerakan 30 September/PKI yang menewaskan 6 Jendral TNI AD dan 1 Perwira Tinggi Angkatan Darat, oleh sebab itu pemerintahan era Presiden Soekarno digantikannya dengan pemerintahan baru era Presiden Soeharto menjadi Orde Baru, Luman tetap menjadi tentara dan tetap bertugas sebagai mekanik mobil para perajurit TNI AD di Bengrah Bandung. Lukman sendiri tetap bertugas sebagai supir derek mobil-mobil mesin berbahan bakar diesel prajurit TNI AD, Lukman sebagai tentara Angkatan darat hanya bertugas menunggu perintah komandan untuk ditugaskan mengirim atau menjemput mobil-mobil prajurit diberbagai lokasi di Kota bandung dan sekitarnya.
     Perjuangan Lukman sebagai seorang tentara dibelakang layar yang hanya bertugas sebagai seorang mekanik mobil-mobil para prajurit perang TNI AD agar semua mobil yang dipakai dapat mendapatkan kondisi yang baik. Setelah bertahun-tahun menjadi seorang prajurit Tentara Angkatan Darat, pada tahun 1970-an Lukman berpeluang mengikuti sebuah operasi militer di Timor Timur yang sekarang telah menjadi negara Timor Leste. Lukman sempat terpilih sebagai prajurit yang akan dikirim menghadapi serta mempertahankan dari segala bentuk pemberontakan dan juga perpecahan di Timor Timur. Lukman sebagai seorang tentara hanya bisa menunggu perintah atasan, karena segala bentuk keputusan terpilihnya Lukman dikirim bertugas ke Timor Timur hanya komandan saja yang mempunya keputusan bulat. Bagi seorang tentara seperti Lukman mungkin dikirimkannya ke medan perang maupun tidak dikirim ke medan perang pun merupakan suatu anugrah bagi dia, dikarenakan bila dia ditugaskan ke Timor Timur maupun tidak itu merupakan sebuah resiko bagi setiap tentara ada sisi buruk dan baiknnya bagi seorang Tentara seperti Lukman. Dengan segala Keputusan yang sudah bulat dari perintah sang komandan, Lukman hanya menjadi seorang prajurit cadangan yang hanya dibutuhkan apabila disaat kekurangannya sumber daya manusia di Timor Timur dan akan dikirimkan serta bertugas disana bila dibutuhkan saja.
     Bertahun-tahun menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Bengkel Derah (Bengrah) TNI AD Kota Bandung, Lukman memutuskan untuk pensiun sebagai seorang tentara di tahun 1989 di umur 50 tahun dengan pangkat trakhir Sersan Mayor (Serma). Sebagai seorang Sersan Mayor yang gagah Lukman bertanggung jawab atas sebagian besar segala bentuk pengarahan dan kinerja personel tamtama dalam unit militer, tugas seorang sersan mayor juga membantu segala logistik dan keperluan lainnya seperti penanggung jawab mekanik serta pengambilan keputusan penjemputan kendaraan tentara. Lukman sudah menjadi prajurit tentara selama kurang lebih 29 tahun dia mengabdi kepada negara Indonesia tercinta. Sebagai seorang abdi negara mempunya kesan tersendiri bagi Lukman, dia sangat senang dan mencintai pekerjaannya sebagai tentara dan juga mekanik mobil-mobil para prajurit TNI AD, dan dia menjadi tentara dibelakang layar yang senantiasa membantu prajurit tentara lainnya dari peran yang berbeda. Lukman sangat Ikhlas berjaga, membantu, menjemput, dan memperbaiki mobil para tentara Angkatan Darat di Bengrah Bandung yang menjadi kesan tersendiri bagi Lukman dalam menjalankan segala bentuk tugasnya sebagai seorang TNI AD.     Â
     Setelah memutuskan untuk pensiun sebagai tentara, Lukman berpindah dari Kota Bandung ke Kota kelahirannya yaitu Kota Sukabumi bersama sang istri dan juga anaknya. Setelah beberapa tahun menikmati masa pensiunnya sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat. Lukman memutuskan kembali bekerja diusia yang sudah tidak muda lagi untuk mencukupi keluarganya, dengan Langkah yang sangat  berani demi  cita-cita sang anak serta untuk keberlangsungan hidupnya dia pun bekerja sebagai seorang satuan pengamanan (Satpam) disalah satu pom bensin Kota Sukabumi. Lukman berjuang sepenuh hati dimasa tuanya untuk membiayai sekolah sang anak hingga menjadi orang yang berguna dan Lukman berharap sang anak menjadi seorang tentara yang akan meneruskan perjuangan Lukman dimasa yang akan datang. Melewati masa-masa sulit pasca pensiun dari dunia militer, Lukman memberikan nasihat kepada anaknya untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.Â
Sementara pada tahun 1990-an anak Lukman memutuskan untuk daftar menjadi seorang Tentara Angkatan Darat dan setelah melewati tes serta ketentuan lainnya, anak Lukman pun diterima sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat menjadi kebanggan keluarga dan bersiap melanjutkan perjuangan Lukman dimasa depan. Setelah melewati masa-masa yang tidak bisa diperkirakan adanya, Lukman akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaan satuan pengamanan (Satpam) disalah satu pom bensin Kota Sukabumi setelah 4 tahun dia bekerja. Lukman pun tidak berhenti disitu tetapi dia kembali sebagai seorang mekanik bengkel disalah satu bengkal di Kota Sukabumi untuk meluangkan waktunya, Lukman kembali bekerja dilingkungan yang ia gemari dikala muda dan disaat menjadi tentara pun dia menyukai bekerja pada divisi mekanik. Bekerja disuatu bengkel mobil tidaklah mudah dia bekerja untuk menikmati masa hidupnya sebagai seorang mekanik cekatan yang tidak kenal akan lelah demi meluankan waktunya saja, Lukman berjuang sepenuh hati dimasa tuanya dengan menikmati masa-masa pensiunnya dan sesekali meluangkan waktunya menjadi mekanik mobil kecil-kecilan.
     Perjuangan Lukman sebagai seorang yang berjuang bekerja untuk keberlangsungan hidupnya kemudian harus berakhir dan memutuskan untuk pensiun sebagai mekanik mobil disalah satu bengkel di Kota Sukabumi, dan dia memutuskan untuk beristirahat memberikan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk berhenti sejenak agar bisa melakukan berbagai aktivitas dengan baik serta menikmati masa pensiunnya dirumah yang dia tempati di daerah Warung Adang Cisaat Kota Sukabumi bersama sang istri dan juga anaknya. Lukman berharap dengan dia pensiun dari segala pekerjaannya dapat menjadi bentuk istirahat dan menikmati masa tuanya dikemudian hari. Pasca pensiun sebabai seorang Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan juga pekerjaan lainnya Lukman dan Rohimah selaku istri mereka  menjalani hidup dengan sederhana dan penuh kasih sayang.Â
Pada usia yang sudah tidak muda lagi Lukman sudah menuju tahap kondisi berkurangnya daya ingat dan selalu lupa akan sesuatu yang telah dia kerjakan atau pun yang dia lakukan lainnya. Lukman sering berdiam diri ditempat kediamannya menikmati masa-masa pensiunnya dan melakukan aktivitas kecil-kecilan menjadi seorang pria yang sudah tidak muda lagi tidak dalam kondisi prima seperti saat masih menjadi tentara dulu yang gagah dan kuat.
     Perjalanan seorang abdi negara seperti Lukman yang awalnya hanya bermimpi saja menjadi seorang tentara Indonesia tetapi dengan perjuangan yang dia lakukan dapat menumbuhkan hasil yang maksimal dan merubah nasib hidupnya. Lukman yang awalnya hanya seorang mekanik mobil merubah nasibnya hanya dengan berani bertindak dan merubah nasib sehingga dia menjadi pasukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Perjuangan dan mimpi seorang Sersan Mayor (Serma) TNI (Purn) Lukman Rahman adalah sebuah perjuangan yang sangat dikagumi, Lukman bukan berasal dari keluarga atau latar belakang orang yang terpandang maupun latar belakang militer tetapi dia berasal dari latar belakang yang sangat sederhana. Seorang mekanik mobil bengkel biasa yang merubah nasibnya menjadi seorang mekanik militer Angkatan Darat hanya dengan sebuah keberanian yang tinggi dan menjungjung tinggi keberanian dalam hidupnya untuk keberlangsungan hidup sebagai seorang manusia yang pemberani berguna bagi bangsa dan negara.
     Sersan Mayor (Serma) TNI (Purn) Lukman Rahman adalah seorang pria yang mencerminkan keindahan serta perjuangan sebagai seorang tentara dengan kepiawaian dan cekatan yang luar biasa, ia mampu mengubah sisi seorang pria dengan latar belakang yang sederhana menjadi seseorang yang luar biasa yang mempesona. Meskipun tak sempurna sebagai manusia, Lukman adalah legenda hidup yang menginspirasi bagi seorang anak muda yang berlatar belakang sederhana dan ingin terjun kedalam dunia militer dengan segala bentuk perjuangannya. Semoga cahaya dan hikmah dari perjalanan hidup seorang Lukman Rahman sosok pria yang sederhana akan terus memberikan sebuah inspirasi serta dorongan semangat berjuang menggapai mimpinya untuk menjadi seorang abdi negara yang cinta akan tanah air serta berjuang menjadi Angkata Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan berguna untuk bangsa dan negara bagi generasi muda yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H