Mohon tunggu...
Muhamad Fadzri
Muhamad Fadzri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi yang sedang mengembangkan diri dan mencapai berbagai prestasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang belajar serta membagikan rekomendasi dan juga trending topic yang bermanfaat and ready to eksplore

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lukman Rahman: Sang Abdi Negara, Mimpi, dan Perjuangan

7 Desember 2023   23:45 Diperbarui: 8 Desember 2023   00:33 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lukman Rahman: Sang Abdi Negara, Mimpi, dan Perjuangan

 

          Sersan Mayor TNI (Purn) Lukman Rahman, Pria kelahiran 28 Oktober 1939, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sersan Mayor TNI (Purn) Lukman Rahman adalah seorang pejuang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang selama hidupnya berkenala mencari tantangan serta berjuang menggapai mimpinya, Lukman nama sapaannya merupakan seorang anak yang terlahir dikeluarga sederhana disalah satu desa di Kota Sukabumi yang menjadi kebanggan keluarga serta mampu berjuang mengagapai mimpinya menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia.

          Saat masih muda sebelum menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), Lukman Rahman adalah seorang yang bekerja sebagai mekanik bengkel mobil di Kota Sukabumi, diusianya yang sangat muda dia sangat ahli dalam memperbaiki kerusakan segala jenis mobil. Pada saat itulah sebuah kegemaran menjadi seorang mekanik mobil menjadi pekerjaan Lukman untuk keberlangsungan hidupnya dikala muda. Lukman Rahman tidak kenal lelah dalam berjuang serta sepenuh hati dalam bekerja sebagai mekanik bengkel untuk kecukupan hidupnya dimasa muda, sebagai mekanik Lukman Rahman bertanggung jawab dalam proses membangun, merawat, hingga memperbaiki mesin mobil yang tidak dalam kondisi terbaiknya. Setelah beberapa tahun setelah lama menjadi mekanik bengkel mobil di Kota Sukabumi dimasa mudanya, Lukman Rahman memutuskan merantau ke Kota Bogor untuk keberlangsungan hidupnya dan menjalankan segala bentuk mimpinya menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia serta mendapatkan suasana dan tantangan yang baru.

          Setelah melewati masa-masa menjadi seorang mekanik mobil yang cekatan di Kota Sukabumi, Lukman memutuskan berpindah profesi dan mencari tantangan baru dalam hidupnya. Lukman akhirnya mendaftar kerja disuatu kantor pendidikan di Kota Bogor dan dia pun diterima bekerja menjadi pegawai salah satu kantor pendidikan sebagai seorang juru ketik yang mengandalkan kerja fisik dengan tenaga yang di keluarkan dan membutuhkan waktu yang dibutuhkan oleh Lukman. Beberapa tahun dia menjadi juru ketik di Bogor setelah berbagai pekerjaan dia lakukan disana, Lukman Rahman bermimpi serta terpikat dan sangat berminat menjadi seorang abdi negara disaat dia bekerja disalah satu kantor pendidikan di Bogor tersebut. 

Pada saat itulah Lukman bermimpi menjadi sang patriot penjaga tanah air dan berniat merubah nasib hidupnya sangat kuat sekali setelah melihat orang-orang melakukan pendidikan militer dan berhasil lulus menjadi abdi negara yang gagah dan juga berani menjaga kesatuan negara Indonesia. Lukman berminat dan bertanya-tanya mengenai cara bagaimana masuk dan menjadi seorang tentara Indonesia, dia berjuang hingga sampai tikik darah penghabisan agar bisa masuk sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan mendaftarkan dirinya saat dia menetap di Kota Bogor tersebut.

          Setelah mendaftar di pusat Pendidikan Braga Zeni TNI AD di Bogor, Lukman melakukan beberapa tes dan juga tes lainnya seperti kesiapannya sebagai tentara yang tidak takut akan musuh-musuh dan menjadi sebagai seorang patriot yang cinta kesatuan serta persatuan negara. Hasil perjuangan Lukman tidak sia-sia dia berhasil menjadi seorang abdi negara Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Tahun 60-an dan ditempatkan di bengkel besar TNI Bengrah (bengkel daerah) Kota bandung. Lukman menjadi seorang Tentara Angkatan Darat sekaligus sebagai mekanik mobil di Bengrah TNI AD yang dimana menjadi mekanik dan tentara adalah dua profesi kegemaran Lukman selama hidupnya. Selama menjadi tantara Lukman sangat senang menjalani hidupnya dan sangat menikmati pekerjaannya seperti jaga markas dan sekaligus memperbaiki mobil-mobil prajurit tentara di Bengrah, Lukman sendiri bertugas sebagai supir derek mobil tentara di Kota Bandung.

          Awal tahun 1965 adalah awal dimana Lukman menikah dengan seorang wanita asal Kota Sukabumi yang bernama Rohimah, Setelah menikah Rohimah selaku istri seorang tentara ikut dalam lokasi bertugasnya Lukman dan menetap di Kota Bandung untuk menjalani hidupnya. Lukman mempunyai tanggung jawab baru dalam hidupnya mempunyai keluarga kecilnya disaat itulah semangat Lukman sangat membara dikarenakan adanya penyemangat dalam hidupnya dan dia berjuang bekerja untuk keberlangsungan hidupnya mencari nafkah untuk keluarga tercintanya. Rohimah sebagai istri seorang tentara pun mengikuti segala kegiatan sebagai Ibu Persit, Ibu Persit sendiri adalah sebutan untuk para istri anggota-anggota TNI AD Istilah Persit berasal dari singkatan "Persatuan Istri Tentara", mereka yang dijuluki Ibu Persit tergabung dalam organisasi istri TNI AD bernama Persit Kartika Chandra Kirana.

          Pada pertengahan menuju akhir tahun 1965 setelah beberapa bulan menikah, Lukman dihadapi situasi yang sangat genting dalam mempertahankan persatuan negara disaat itulah menjadi awal Lukman berjuang mempertahankan kesatuan negara Indonesia, disaat itu negara Indonesia sedang kacau dan genting keadaanya dikarenakan adanya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya yang ingin mengambil alih pemerintahan dan juga ideologi negara. Tidak hanya di Kota Jakarta saja keadaan genting dan menakutkan itu terjadi tetapi di Kota Bandung pun menjadi kota yang sangat genting dan diberlangsungkannya penjagaan ketat demi keamanan negara Indonesia. Pasca Gerakan 30 September/PKI terjadi, Lukman dan prajurit TNI AD lainnya berlindung dan berjaga tidak bisa kemana-mana dibawah arahan komandan di Markas Bengrah Bandung hanya mempertahankan markas Bengrah TNI AD dan mendengarkan tentang apa yang sedang terjadi serta melakukan analisis maksud-maksud dan tujuan antara konflik tersebut yang begitu genting juga rumit serta menakutkannya keadaan ditahun 1965 tersebut. Lukman hanya diam dimarkas mendengarkan radio dan menunggu perintah komandan mengenai konflik tersebut dan menunggu segala arahan penting serta segala tindakan pengambilan keputusan ada ditangan sang komandan markas Bengrah TNI AD.

          Pasca pemerintahan Orde Lama telah runtuh yang diakibatkan oleh suatu penghiatanan serta pemberontakan yang dinamai Gerakan 30 September/PKI yang menewaskan 6 Jendral TNI AD dan 1 Perwira Tinggi Angkatan Darat, oleh sebab itu pemerintahan era Presiden Soekarno digantikannya dengan pemerintahan baru era Presiden Soeharto menjadi Orde Baru, Luman tetap menjadi tentara dan tetap bertugas sebagai mekanik mobil para perajurit TNI AD di Bengrah Bandung. Lukman sendiri tetap bertugas sebagai supir derek mobil-mobil mesin berbahan bakar diesel prajurit TNI AD, Lukman sebagai tentara Angkatan darat hanya bertugas menunggu perintah komandan untuk ditugaskan mengirim atau menjemput mobil-mobil prajurit diberbagai lokasi di Kota bandung dan sekitarnya.

          Perjuangan Lukman sebagai seorang tentara dibelakang layar yang hanya bertugas sebagai seorang mekanik mobil-mobil para prajurit perang TNI AD agar semua mobil yang dipakai dapat mendapatkan kondisi yang baik. Setelah bertahun-tahun menjadi seorang prajurit Tentara Angkatan Darat, pada tahun 1970-an Lukman berpeluang mengikuti sebuah operasi militer di Timor Timur yang sekarang telah menjadi negara Timor Leste. Lukman sempat terpilih sebagai prajurit yang akan dikirim menghadapi serta mempertahankan dari segala bentuk pemberontakan dan juga perpecahan di Timor Timur. Lukman sebagai seorang tentara hanya bisa menunggu perintah atasan, karena segala bentuk keputusan terpilihnya Lukman dikirim bertugas ke Timor Timur hanya komandan saja yang mempunya keputusan bulat. Bagi seorang tentara seperti Lukman mungkin dikirimkannya ke medan perang maupun tidak dikirim ke medan perang pun merupakan suatu anugrah bagi dia, dikarenakan bila dia ditugaskan ke Timor Timur maupun tidak itu merupakan sebuah resiko bagi setiap tentara ada sisi buruk dan baiknnya bagi seorang Tentara seperti Lukman. Dengan segala Keputusan yang sudah bulat dari perintah sang komandan, Lukman hanya menjadi seorang prajurit cadangan yang hanya dibutuhkan apabila disaat kekurangannya sumber daya manusia di Timor Timur dan akan dikirimkan serta bertugas disana bila dibutuhkan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun