Mohon tunggu...
Dr Muhamad Erwin SH M Hum
Dr Muhamad Erwin SH M Hum Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Anggota Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia. Karya: Buku Filsafat Hukum: Refleksi Kritis Terhadap Hukum dan Hukum Indonesia (Dalam Dimensi Ide dan Aplikasi), Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta (2015), Buku Hukum Ruang Hidup Adat: Taman Nasional Adat Sebagai Gagasan Kawasan Konservasi Baru, Penerbit Genta Publishing, Yogyakarta (2021), Film Dokumenter Orang Rimba - The Life of Suku Anak Dalam (2021) YouTube: @orangrimbafilm

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu: Rahimnya Peradaban Bangsa

21 September 2023   20:29 Diperbarui: 21 September 2023   20:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Logikanya, buah tidak selalu jatuh dekat dengan pohonnya. Sebab jika pohonnya berada di atas bukit, maka buahnya akan jatuh menggelinding. Atau sebuah tunas kelapa bisa tumbuh jauh dari induknya, karena dia jatuh dan terbawa oleh ombak yang menghanyutkannya ke pantai lain. Begitu pula halnya dengan anak, tidak selalu mereka tumbuh dan berkembang seperti kedua orang tuanya, sehingga nasibnya-pun tidak akan sama. Tapi walau bagaimanapun, kedua orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Dalam QS Az-Zumar (39): 6, disebutkan: "... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan." Ayat ini menunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Williams P., dalam bukunya Basic Human Embryology, menyebutkan ketiga tahapan tersebut adalah pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran. Otak bayi mulai tumbuh dan berkembang sejak usia kandungan ibu menginjak delapan minggu dan mencapai puncaknya pada trimester ketiga. Sel-sel otak memang terbentuk sebelum ia lahir tetapi sel-sel itu terkoneksi secara bertahap setelah lahir. Perkembangan otak anak tidak tergantung pada gen orang tua, tapi dipengaruhi oleh pengalaman dan interaksi si kecil dengan lingkungannya.

Kondisi lingkungan yang baik memiliki peranan lebih besar dalam mempengaruhi masa depan anak ketimbang faktor genetik. Menurut John Medina (dalam buku Brain Rules: 12 Principles for Surviving and Thriving at Work, Home and School), kosa kata anak akan bertambah jika terus diajak bicara oleh ibunya dari waktu ke waktu. Kata-kata yang orang tua gunakan ketika berbicara dengan si kecil dapat meningkatkan kosakata dan tingkat intelegensinya. 

Artinya, ibu lah yang pertama kali berinteraksi dan meletakkan pondasi dasar kepribadian seorang anak. Atau dengan kata lain, ibu adalah sekolah pertama bagi sang anak. Jadi wajar jika Rasulullah pernah bersabda "Jagalah beliau (ibu), karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua telapak kakinya". (HR. An-Nasai, Ahmad dan Ath-Thabarani).

Surga itu ada dua, yaitu surga dunia, dan surga akhirat. Jika seorang ibu hanya pandai mengajarkan ilmu, maka anaknya hanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia semata. Begitupula sebaliknya, jika dia hanya mengajarkan aqidah, maka anaknya kelak akan tumbuh menjadi seorang anak yang religius dan berakhlak mulia tapi tak pandai meraih kebahagiaan dunia. Artinya, seorang ibu yang sempurna itu adalah ibu yang bisa mengajarkan ilmu dan agama kepada anak-anaknya dari semenjak dalam kandungan hingga mereka dewasa.

Lalu bagaimana dengan ayah? Islam mengajarkan tentang pembagian peranan dalam kehidupan sebuah rumah tangga. Ayah sebagai kepala keluarga, tentu saja bertanggung jawab terhadap seluruh anggota keluarga yang dipimpinnya, termasuk pendidikan anak-anaknya. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari R.A, "Siapa saja laki laki yang mempunyai anak perempuan, lalu memberinya pendidikan dengan sebaik baiknya, mengajarinya berprilaku terpuji dengan sebaik baiknya, lalu menikahkannya, ia memperoleh dua pahala."

Sementara jihad (perjuangannya) yang paling utama bagi seorang isteri dan sekaligus sebagai ibu ada di dalam rumah yang terletak pada ketaaatannya terhadap hak-hak suami dan pendidikan anak-anaknya, sedang untuk jihadnya di luar rumah adalah sumbangan tambahan. 

Oleh karena jihadnya lebih banyak di rumah, maka tanggung jawab pendidikan terhadap anak-anak menjadi dominan kepada ibu, disamping peranan utamanya dalam menciptakan suatu lingkungan keluarga yang nyaman dan harmonis bagi suami dan seluruh anggota keluarga yang lain. 

Jadi emansipasi wanita dalam Islam, lebih kepada pembagian peranan dan tanggung jawab, bukan kepada kesemarataan tanggung jawab antara ayah dan ibu. Karena tanggung jawabnya yang sangat besar dan bisa berdampak bagi masa depan anak-anaknya itulah kenapa jaminan surga lebih diletakkan di bawah kaki ibu ketimbang ayah, sekalipun anak tetap diwajibkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya tanpa kecuali apakah itu ayah maupun ibu.

Guru terbaik dari seorang anak adalah kedua orang tuanya, terutama ibu. Seorang ayah tahu mana yang terbaik bagi masa depan anaknya, sementara bagi seorang anak, tidak ada yang lebih memahami keinginannya selain dari pada ibu. Ibu yang baik harus memahami posisi dan peranannya. 

Sebagai istri, dia tentu tahu bahwa apa yang diinginkan suaminya adalah yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan sebagai seorang ibu, dia lebih mampu dalam menyampaikan keinginan terbaik itu kepada anak-anak mereka. Ibu sangat mengenali anak-anaknya sama seperti dia mengenali suaminya, hal inilah yang membuat seorang ibu bisa menghasilkan keputusan terbaik yang sama-sama diinginkan dan bisa diterima baik oleh suami maupun anak-anaknya dalam setiap urusan rumah tangga, termasuk masa depan anak-anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun