Jalan yang sepi disambut bisikan pohon-pohon.
Kejut-kejut sedap melewatinya.
Setiap ku lewat hanya ada harapan terbaik
Tetapi selalu ku siap untuk yang terburuk.
Pemandangan yang hampir sama setiap harinya.
Tak banyak berubah.
Biarkan hanya aku yang menikmatinya.
Suatu hari kulewati lagi jalan itu.
Terlihat kilauan tersangkut diatas pohon mangga.
Mata-mata tertuju saling memata-matai.
Kilauan yang memancarkan nafas emosi.
Terengah-engah diam memantau isi hati.
Hingga tibalah di depan gerbang sekolah yang menyambutku dengan senyuman semu itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!