Mohon tunggu...
Muhamad Alwi Syahrial
Muhamad Alwi Syahrial Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Football Enthusiast, Publik-policy, Enviromental and political-social

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transisi Sepak Bola Berbudaya ke Sepak Bola Berbisnis

4 November 2024   08:32 Diperbarui: 4 November 2024   08:32 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola dikenal sebagai olahraga yang melindungi dan mengangkat derajat masyarakat umum dari berbagai latar belakang. Dari stadion di kota kecil hingga kota besar, sepak bola selalu dapat berfungsi sebagai media untuk saling memahami, di mana masyarakat dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah apa pun yang mereka hadapi setiap hari. Namun pada periode saat ini, sepak bola telah mengalami transformasi yang cukup signifikan hingga menjadi sebuah industri bisnis yang sangat besar. Pemain dengan nilai kontrak fantastis, klub raksasa yang tercatat di bursa, serta tayangan yang mencapai satu juta dolar, semuanya menjadi bagian dari perjalanan Kkelompok pembisnis.

Dari pergeseran tersebut maka berlalih lah esensi sepak bola dari yang tadinya hiburan masyarakat, kini sepakbola menjadi sasaran hangat para pebisnis kelas atas. Namun apakah dengan masa peralihan ini, masih layakkah sepakbola di katakan sebagai olahraga hiburan bagi masyarakat?

Peralihan Sepak Bola dari Hiburan ke Bisnis

Sepak bola di masa lalu lebih dikenal sebagai olahraga yang murah dan mudah diakses. Dengan hanya sebuah bola, siapa pun bisa bermain, dan kebahagiaan bisa tercipta dari setiap tendangan dan gol. Namun, seiring waktu, sepak bola berkembang menjadi industri yang kompleks dan bernilai miliaran dolar. Para pemilik klub-klub besar seperti Manchester United, Real Madrid, dan Barcelona telah menjadikan klub mereka sebagai aset bisnis yang sangat menguntungkan, dengan pendapatan dari hak siar, sponsor, iklan, penjualan merchandise, hingga tiket pertandingan. Liga-liga besar seperti Liga Inggris, La Liga, dan Serie A tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tetapi juga sarana komersial yang menjanjikan keuntungan besar.

Komersialisasi ini berdampak terhadap akses masyarakat yang ingin menyaksikan sepak bola menjadi terbatas. Harga tiket pertandingan melambung tinggi, merchandise berharga mahal, dan siaran pertandingan kini lebih banyak tersedia di platform berbayar. Fenomena ini membuat sepak bola, terutama di level internasional, tampak semakin eksklusif dan cenderung menjauh dari rakyat. Beberapa pihak berpendapat bahwa sepak bola yang dahulu mudah dijangkau oleh siapa saja kini telah berubah menjadi barang mewah.

Benarkah Komersialisasi Mengurangi orinisil dan Esensi Sepak Bola?

Sepak bola dicintai karena kesederhanaannya dan kejujuran dalam bertanding. Suasana pertandingan dulunya didominasi oleh nyanyian para suporter dan semangat persaingan yang sehat, namun kini stadion dan pertandingan sering kali dipenuhi oleh iklan-iklan dan sponsor yang mencolok. Hal ini juga tercermin pada jersey pemain yang hampir seluruhnya dipenuhi logo sponsor, bahkan lapangan pun dipenuhi dengan banner iklan yang menonjol.

Selain itu, pasar transfer pemain juga mencerminkan bahwa sepak bola saat ini lebih digerakkan oleh uang. Pemain pindah dari satu klub ke klub lain tidak lagi berdasarkan loyalitas atau kecintaan terhadap klub, melainkan karena tawaran kontrak yang lebih tinggi. Loyalitas yang dulu menjadi bagian dari romantisme sepak bola kini tergeser oleh ambisi finansial, baik dari pihak pemain maupun klub. Para pemain bintang seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, hingga Neymar sering kali berpindah klub mengikuti tawaran kontrak yang lebih besar, membuat para penggemar merasa kecewa dan merasa kehilangan kedekatan emosional dengan idola mereka.

Dampak Positif dari Bisnis dalam Sepak Bola

Meskipun bisnis secara keseluruhan mengalami kemunduran, masih ada kemungkinan untuk berargumentasi bahwa masih banyak manfaat lain yang dihasilkan dari industrialisasi ini. Dengan berkembangnya bola sebagai sebuah industri, terdapat beberapa lowongan pekerjaan di berbagai sektor. Banyak organisasi yang memperoleh manfaat ekonomi dari setiap pertandingan sepak bola, mulai dari pemeliharaan stadion, petugas kebersihan, tenaga medis, hingga lapangan kerja di sektor hotel dan transportasi. Selain itu, dana besar yang diperoleh klub-klub besar seringkali digunakan untuk kegiatan sosial dan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan akademi muda muda atau fasilitas olahraga untuk masyarakat umum.

Dari perspektif para pemain, industri sepak bola memberikan peluang besar bagi mereka untuk memperbaiki taraf hidup. Banyak pemain yang berasal dari latar belakang ekonomi sulit, dan sepak bola menjadi cara mereka untuk keluar dari kemiskinan. Dengan pendapatan tinggi yang diperoleh, para pemain ini dapat membantu keluarga, menyumbang untuk masyarakat, dan bahkan berinvestasi untuk masa depan. Bahkan di beberapa negara, pemain sepak bola terkenal menjadi panutan bagi masyarakat dan memberikan inspirasi bagi anak-anak muda yang bercita-cita menjadi atlet.

Selain daripada itu, klub-klub besar yang memiliki basis suporter yanag mendunia juga membawa manfaat ekonomi bagi kota dan negara tempat mereka berada. Klub-klub seperti Barcelona, Real Madrid, dan Manchester United, dengan secara tidak langusng dari hadisrnya bisnis ini mampu menarik ribuan wisatawan yang ingin menonton pertandingan langsung, membeli merchandise resmi, atau sekadar mengunjungi stadion. Hal ini memberikan dampak ekonomi yang besar bagi sektor pariwisata dan mendukung pertumbuhan ekonomi setempat.

Menjunjung Sepak Bola sebagai Hiburan dan Identitas Sosial

Sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, tetapi sudah menjadi bagian dari identitas sosial dan budaya di berbagai negara. Orang-orang masih merasakan kebahagiaan dan kebanggaan saat tim kesayangan mereka menang atau ketika tim nasional berprestasi di kancah internasional. Dalam konteks ini, sepak bola tetap menjadi hiburan yang mempererat solidaritas di antara masyarakat.

Di tengah maraknya bisnis dalam sepak bola, di kalangan suporter mereka tetap menunjukkan kecintaan dengan berbagai cara. Seperti mereka tetap mendukung klub-klub lokal atau mengikuti pertandingan bersama komunitas nya masing-masing. Sepak bola tetaplah memiliki daya tarik sebagai olahraga yang mampu mempersatukan banyak orang.

Masih layak kah sepakbola dikatakan sebagai hiburan masyarakat?

Meskipun sepak bola semakin komersial dan eksklusif, banyak masyarakat masih merasa bahwa olahraga ini tetap layak menjadi hiburan rakyat. Para penggemar sepak bola masih bisa merasakan kebahagiaan saat menyaksikan pertandingan bersama keluarga atau teman, baik di stadion maupun lewat televisi. Namun, ada tantangan bagi para pemangku kepentingan di industri ini untuk menjaga agar sepak bola tetap bisa diakses oleh semua kalangan.

Beberapa langkah yang bisa diambil ialah dapat menjaga harga tiket tetap terjangkau dan membuka akses tontonan pertandingan di televisi publik. Hal ini sangat penting agar masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi tetap bisa menikmati pertandingan dan merasakan euforia sepak bola. Selain itu, dengan membuka akses kepada klub-klub lokal, masyarakat bisa menikmati pertandingan secara langsung tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk menonton klub-klub internasional.

Maka dengan itu Sepak bola memang telah berubah menjadi industri besar yang mendatangkan keuntungan, tetapi masih memiliki daya tarik sebagai hiburan yang mendekatkan masyarakat. Meskipun beberapa aspek komersialisasi bisa mengurangi keaslian dan esensi dari olahraga ini, sepak bola tetap layak dijadikan hiburan bagi masyarakat dengan berbagai cara. Penggemar sepak bola bisa mendukung klub-klub lokal, menikmati liga-liga nasional, atau bergabung dalam komunitas suporter untuk bersama-sama merayakan kecintaan pada sepak bola. Pada akhirnya, sepak bola tetap memiliki potensi besar untuk terus menjadi hiburan rakyat yang menyatukan berbagai kalangan masyarakat, asalkan pengelolaan komersialisasi tidak membuatnya terlalu jauh dari jangkauan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun