Diskursus Model Dialektika Hegelian, dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan
Pendahuluan
Audit merupakan proses yang esensial dalam dunia bisnis dan pemerintahan, berfungsi untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keandalan informasi keuangan. Dalam konteks ini, pendekatan dialektika dapat memberikan perspektif yang mendalam dan komprehensif mengenai praktik audit. Audit perpajakan merupakan aspek penting dalam sistem perpajakan yang berfungsi untuk memastikan bahwa wajib pajak (WP) memenuhi kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di Indonesia, kompleksitas sistem perpajakan sering kali menjadi sumber konflik, baik karena kurangnya pemahaman WP, interpretasi yang berbeda terhadap peraturan, maupun kurangnya transparansi dalam proses pelaporan pajak. Dalam konteks ini, pendekatan dialektika Hegelian dan Hanacaraka dapat memberikan perspektif yang berharga untuk meningkatkan efektivitas audit perpajakan. Â Dua pendekatan dialektika yang menarik untuk dikaji adalah dialektika Hegelian dan dialektika Hanacaraka.
Dialektika Hegelian, yang berakar pada pemikiran filsuf Jerman Georg Wilhelm Friedrich Hegel, menekankan proses perkembangan ide melalui konflik antara tesis dan antitesis yang menghasilkan sintesis. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam audit untuk menganalisis konflik kepentingan dan menghasilkan solusi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan. Dengan memahami dinamika ini, auditor dapat lebih efektif dalam menilai risiko dan mengusulkan perbaikan sistem yang berkelanjutan.
Di sisi lain, dialektika Hanacaraka, yang merupakan bagian dari tradisi budaya Jawa, menawarkan perspektif yang kaya mengenai hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam. Aksara Hanacaraka tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai media untuk memahami konsep ketuhanan dan moralitas dalam konteks sosial. Dalam praktik audit, pendekatan ini dapat membantu auditor untuk mempertimbangkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial dalam penilaian mereka.
Menggabungkan kedua pendekatan ini dalam praktik audit dapat menciptakan sistem yang tidak hanya efisien tetapi juga adil dan manusiawi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana dialektika Hegelian dan Hanacaraka dapat saling melengkapi dalam meningkatkan kualitas audit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori audit serta praktik audit yang lebih responsif terhadap konteks budaya dan sosial di Indonesia.
What
Dialektika Hegelian
Dialektika Hegelian merupakan salah satu metode filosofis yang dikembangkan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf Jerman abad ke-19. Metode ini berfokus pada proses perkembangan ide dan realitas melalui interaksi antara kontradiksi, yang menghasilkan kemajuan pemahaman dan pengetahuan. Berikut adalah definisi dan prinsip dasar dari dialektika Hegelian:
Dialektika Hegelian adalah metode berpikir yang mengandalkan proses kontradiktif untuk memahami realitas. Dalam pandangan Hegel, setiap ide atau konsep (tesis) akan menghadapi tantangan atau penyangkalan (antitesis), yang kemudian menghasilkan resolusi atau sintesis yang lebih tinggi. Proses ini tidak hanya sekadar negasi, tetapi juga mencakup pemeliharaan elemen-elemen kebenaran dari tesis dan antitesis dalam sintesis yang baru.