Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis ke 9_Pemeriksaan Pajak_Diskursus Kesadaran David R Hawkins dan Jeff Cooper pada upaya wajib pajak untuk memperbaikai SPT_Prof Apollo Duito SE

13 November 2024   11:55 Diperbarui: 13 November 2024   11:58 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Pendekatan Keterlibatan: Dengan menerapkan kesadaran situasional dan pemahaman tentang berbagai tingkatan kesadaran, lembaga perpajakan atau konsultan pajak bisa merancang pendekatan yang lebih efektif dalam membantu wajib pajak memenuhi kewajiban mereka. Misalnya, melalui seminar, workshop, atau program pendidikan yang mengajarkan pentingnya mematuhi kewajiban pajak.

Contoh Kasus

Misalkan kita melihat sebuah kasus di mana seorang wajib pajak mengalami kesulitan dalam pelaporan SPT dan memilih untuk mengabaikan kewajiban pajaknya, yang sering kali mengarah ke masalah hukum dan finansial. Berdasarkan skala kesadaran Hawkins, individu dalam situasi ini mungkin berada di level rendah, seperti ketakutan atau rasa bersalah karena tidak memenuhi kewajibannya. Hal ini bisa menyebabkan mereka mengambil tindakan yang tidak bijak, seperti menunda pelaporan atau tidak melaporkan beban pajak dengan benar.

Di sisi lain, setelah menyadari konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka, wajib pajak tersebut mungkin mencari bantuan untuk memperbaiki SPT mereka. Dalam konteks ini, mereka bergerak ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi, mengadopsi sikap tanggung jawab dan proaktif.

Berita Relevan

Pada 2022, mungkin kita akan menemukan berita mengenai peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelaporan pajak yang benar, di mana lembaga pajak melakukan kampanye untuk membantu wajib pajak memahami cara pengisian SPT yang benar. Misalnya, berita tentang sosialisasi atau seminar yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tentang pentingnya pelaporan pajak yang akurat.

Kesimpulan

Dalam konteks perbaikan SPT wajib pajak, pemikiran tentang kesadaran dari Hawkins dapat diterapkan untuk memahami motivasi individual dalam bertindak, sedangkan perspektif Jeff Cooper dapat memberikan hadiah pada pentingnya mempersiapkan tindakan yang tepat. Dengan dukungan informasi dan sumber yang tepat, wajib pajak dapat pindah ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi yang mendorong kepatuhan dan tanggung jawab.

Secara keseluruhan, integrasi teori Hawkins dan Cooper dapat mendorong wajib pajak untuk tidak hanya memperbaiki kesalahan pada SPT mereka, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak secara berkelanjutan. Dengan meningkatkan kesadaran pribadi dan situasional, wajib pajak dapat bertransisi dari rasa takut dan kebingungan menuju tanggung jawab yang lebih tinggi dan pemahaman tentang pentingnya pelaporan pajak yang akurat.

Teori kesadaran situasional Jeff Cooper memberikan panduan praktis bagi individu untuk tetap waspada dan memiliki kontrol dalam situasi berisiko. Ini menarik perhatian terhadap pentingnya perhatian dan kesiapan dalam menghadapi potensi ancaman, baik dalam konteks fisik maupun mental. Menerapkan prinsip-prinsip ini dapat membantu individu menjadi lebih responsif dan tanggap terhadap lingkungan mereka.

Teori kesadaran dari Hawkins dan Cooper dapat memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana individu---termasuk wajib pajak---dapat memperbaiki perilaku dan menanggapi kewajiban perpajakan mereka. Dengan meningkatkan kesadaran situasional dan kesadaran spiritual/emosional, wajib pajak dapat lebih efektif dalam memperbaiki SPT, menghadapi tantangan perpajakan dengan lebih baik, dan memenuhi kewajiban dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun