Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis ke 9_Pemeriksaan Pajak_Diskursus Kesadaran David R Hawkins dan Jeff Cooper pada upaya wajib pajak untuk memperbaikai SPT_Prof Apollo Duito SE

13 November 2024   11:55 Diperbarui: 13 November 2024   11:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori kesadaran dari David R. Hawkins dan model kesadaran situasional Jeff Cooper dapat diterapkan untuk memahami perilaku dan upaya wajib pajak dalam memperbaiki Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana kedua teori ini berhubungan dengan konteks wajib pajak dan upaya mereka dalam meningkatkan ketepatan SPT.

 1. Kesadaran Situasional (Jeff Cooper)

- Identifikasi Masalah: Kesadaran situasional mengedepankan pentingnya kewaspadaan dan pengamatan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini, wajib pajak yang memiliki kesadaran situasional yang baik dapat dengan cepat mengidentifikasi ketidaksesuaian atau kesalahan dalam SPT mereka. Misalnya, jika mereka merasa ada yang tidak tepat dalam angka yang dilaporkan atau dalam dokumen pendukung, mereka bisa lebih cepat mengambil tindakan untuk memperbaikinya.

- Pengambilan Keputusan yang Tepat: Wajib pajak yang beroperasi pada tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi (misalnya, kuning) mungkin lebih mampu melakukan analisis yang tepat terhadap situasi pajak mereka. Ini termasuk memahami regulasi perpajakan yang berlaku, memeriksa kembali dokumen dan penghitungan dengan teliti, serta menyadari konsekuensi yang mungkin timbul dari ketidakakuratan.

- Persiapan dan Tindakan: Dalam konteks memperbaiki SPT, ketika wajib pajak berada dalam mode "oranye" atau "merah", mereka akan lebih siap untuk bertindak. Kesadaran ini mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah proaktif, seperti berkonsultasi dengan ahli pajak atau melakukan audit internal untuk memastikan bahwa semua data yang dilaporkan akurat.

 2. Peta Kesadaran (David R. Hawkins)

- Transformasi Kesadaran: Teori Hawkins mengidentifikasi tingkat kesadaran manusia dan bagaimana setiap tingkat tersebut memengaruhi perilaku dan keputusan seseorang. Wajib pajak yang berada pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi (misalnya, rasa tanggung jawab, integritas) akan lebih termotivasi untuk melaporkan pajak secara benar dan akurat. Ketika mereka menginternalisasi nilai-nilai positif tersebut, mereka akan merasa lebih baik mengenai kewajiban pajak mereka.

- Mengatasi Ketakutan dan Stres: Memperbaiki SPT bisa menjadi proses yang menegangkan bagi banyak orang. Dengan memahami persepsi mereka tentang situasi ini (berdasarkan tingkatan kesadaran), wajib pajak dapat mengatasi ketakutan dan kecemasan yang mungkin muncul. Saat mereka berada di tingkat kesadaran yang lebih tinggi, mereka dapat menghadapi kesalahan dengan lebih tenang, berorientasi pada solusi, dan tidak terjebak dalam perasaan bersalah atau penyesalan.

- Kepatuhan yang Lebih Baik: Dengan meningkatkan kesadaran individu terhadap tanggung jawab mereka sebagai wajib pajak, mereka menjadi lebih cenderung untuk mematuhi peraturan perpajakan. Kesadaran yang lebih tinggi dapat memastikan bahwa mereka memahami pentingnya menjaga kepatuhan pajak, bukan hanya untuk menghindari denda, tetapi juga untuk berkontribusi pada masyarakat.

 3. Implikasi Praktis

- Pembelajaran dan Pendidikan: Baik kesadaran situasional maupun kesadaran tingkat tinggi menekankan pentingnya pendidikan. Wajib pajak yang mendapatkan pendidikan yang baik mengenai perpajakan akan lebih mampu memahami dan memperbaiki SPT mereka dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun