Mohon tunggu...
Muhamad ArdiAzizi
Muhamad ArdiAzizi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selamat Datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Dialogis Perspektif Paulo Freire terhadap Pembelajaran Jarak Jauh

11 Januari 2021   08:27 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:11 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Muhamad Ardi Azizi

1405618007

Pendidikan Sosiologi


Indonesia saat ini dan seluruh dunia sedang mengalami era pandemi yang diakibatkan adanya virus covid-19. Virus ini bisa menular melalui bersentuhan langsung, droplet udara maupun kontak fisik yang jaraknya cukup dekat. Adanya virus covid-19 di Indonesia pertama kali muncul pada saat bulan Maret 2020 dan sekarang jumlah kasus yang terkena virus covid-19 semakin banyak. Tercatat sampai saat ini jumlah yang terkena covid mencapai 828.026 kasus. Dengan adanya keadaan pandemi maka pemerintah menerapkan beberapa kebijakan yang bisa meminimalisir penularan virus ini, seperti halnya penerapan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, berjaga jarak, menghindari kerumunan maupun selalu membawa handsanitizer.


Keadaan ini tentu membuat beberapa sektor kehidupan terganggu maupun terhambat, misalnya sektor pertanian, sektor ekonomi, sektor sosial maupun sektor pendidikan. Lalu pemerintah membuat suatu kebijakan baru untuk mengsiasati agar sektor-sektor tersebut bisa tetap berjalan walau sedang keadaan pandemi. Tidak terkecuali dalam hal sektor pendidikan yang menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau biasa di sebut PJJ. Dengan adanya pembelajaran jarak jauh diharapkan sektor pendidikan bisa tetap berjalan dengan semestinya secara efektif dan efisien walaupun hanya tatap muka secara daring.

Pembelajaran jarak jauh dinilai sebagai solusi paling tepat dalam sektor pendidikan guna mempersiapkan tantangan yang dihadapi di era new normal. Meskipun memang banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan kebijakan PJJ dan perlu adanya analisis penanganan yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika PJJ dilaksanakan. Terlebih lagi di Indonesia yang merupakan salah satu wilayah yang cukup luas dengan kondisi geografis yang berbeda menjadi tantangan tersendiri untuk sektor pendidikan.


Masalah dalam pembelajaran jarak jauh memang banyak dan harus bisa segara diatasi seperti halnya masih kurang meratanya sistem pendidikan di Indonesia, tidak adanya jaringan internet yang memadai, maupun kurangnya fasilitas peserta didik untuk dapat melakukan pembelajaran jarak jauh. Selain masalah teknis ada juga permasalah non teknis yang harus diperhatikan dan jangan sampai diabaikan. Menurut Munir (2009 : 177), ada beberapa masalah yang dihadapi ketika pembelajaran jarak jauh diantaranya terjadi kesalahan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran sehingga persepsi pengajar dan pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang harus dicapai mungkin berbeda, sulitnya memilih media pembelajaran yang efektif dan interaktif sesuai dengan keinginan dan minat pembelajar maupun karena tidak ada atau kurangnya interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya.


Dengan adanya masalah tersebut terutama dalam hal interaksi maupun dialog yang hanya satu arah tentu akan berdampak terhadap proses pembelajaran yang dilakukan terutama bagi pendidikan di perguruan tinggi yang didalam proses pembelajarannya melibatkan interaksi, diskusi, maupun proses berfikir yang melibatkan beberapa pendapat dari mahasiswa/i maupun dosen yang mengajar.

Salah satu tokoh yang ikut berperan andil dalam teori pendidikan yaitu Paulo Freire yang memiliki corak pemikiran pendidikan sebagai praktik kebebasan yang fokus perhatiannya kesadaran kritis. Konsep yang Paulo Freire berikan yaitu melalui pendidikan dialogis yang implikasinya adanya daya kritis serta interaksi yang aktif antara tenaga pendidik dan peserta didik. Menurut Samsudin (2020 : 164) Freire menggunakan penyadaran sebagai metode pendekatan bagi individu dan masyarakat dalam mengembangkan pemahaman kritis tentang realitas social melalui refleksi dan tindakan. 

Menurutnya individu harus secara sadar memiliki untuk mengutarakan pemikirannya. Namun masalah yang dihadapi ketika dilaksanakan pembelajaran jarak jauh justru kurangnya dialog interaktif antara mahasiswa/i dengan dosen karena tidak bisa bertatap muka secara langsung sehingga apa yang dikatakan Freire yang dimana individu harus bisa merefleksikan secara sadar untuk mengutarakan pemikirannya ini terkait dengan proses diskusi yang seharusnya bisa dilakukan dalam ruang kelas tapi saat ini ada sebuah sekat yang menjadi penghalang untuk berdiskusi dan pemikiran yang dibatasi.


Kurangnya interaksi melalui dialog juga semakin terganggu jika adanya kendala teknis seperti tidak ada jaringan internet maupun platform pembelajaran yang digunakan sering eror. Jika keadaan ini terus terjadi maka adanya ketidaksesuain model pembelajaran yang terjadi dalam pendidikan kritis sehingga dapat menimbulkan masalah yang kompleks bagi peserta didik dan tidak terarahnya tujuan pembelajaran serta esensi dari pembelajaran yang dilakukan. Meskipun memang dalam ranah perguruan tinggi para mahasiswa/i tidak lagi diberikan transfer ilmu secara terus menerus sewaktu masih berseragam sekolah menengah atas yang kalau Freire menamakan pendidikan gaya bank dan harus terbiasa dengan pola belajar andragogi atau pembelajaran orang dewasa, tapi jika kurangnya dialog maupun terbatasnya ruang untuk menyampaikan pemikiranya satu sama lain tentu ilmu yang sudah di serap tidak bisa berkembang karena tidak adanya pemikiran diskusi yang kritis.


Berbagai masalah yang terjadi akibat kurangnya berfikir kritis seperti yang dikatakan Freire akan terjadinya kebekuan berfikir dan tidak munculnya kesadaran kritis pada diri murid seperti layaknya tabungan yang tidak pernah terisi. Sehingga daya kreatif menjadi terbelenggu dan tercipta kebodohan absolut, dengan adanya kebodohan ini merupakan suatu penindasan kesadaran manusia karena proses berfikir yang ada direnggut suatu keadaan yang menghambat. 

Keadaan ini secara tidak sadar membuat mahasiwa/i menjadi sesorang yang belum menjadi manusia yang bebas dalam berfikir seperti apa yang dinamakan pendidikan yang membebaskan. Jika keadaannya sudah seperti ini maka lembaga pendidikan tidak berjalan dengan sebagimana fungsinya sepertu yang dikatakatan menurut Anwar (2015 : 168), sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak atau peserta didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis, dan komprehensif serta kritis. Sehingga, anak atau peserta didik memiliki wawasan,kemampuan, dan kesempatan yang luas.


Menurut Suparno (2001 : 26), dalam menjelaskan hubungan guru dan murid, Freire berpendapat pentingnya dialog dalam proses belajar mengajar karena dalam dialog itu mereka saling menghargai, saling belajar, saling menghindarkan dari tekanan penguasa. Dalam hal ini pentingnya dialog kritis yang dilakukan terutama saat pembelajaran jarak jauh sehingga bisa dikembangkan oleh dosen maupun mahasiswa/i dari terciptanya pemikiran-pemikiran yang dikeluarkan. Pemikiran-pemikiran yang sudah di kembangkan ini bukan hanya sebagai memepertahankan identitas natara dosen dan mahasiswa/i namun juga bisa dikembangkan bersama serta dialog yang tercipta tidak ada unsur untuk saling mendominasi satu sama lain.


Menurut Freire (2001 : 62), bila dialog semakin mendalam, terjadilah perubahan-perubahan dalam diri peserta, bergerak ke arah penemuan bahwa kodofikasi menampilkan realitas eksistensial diri mereka sendiri. Menurutnya juga peran pendidik perlu memasuki ruang-ruang dialog kepada siswanya dan pendidikan tidak dijalankan dari atas ke bawah tetap dijalankan dari dalam ke luar agar peserta didik dapat menemukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran yang dilakukan. 

Ini sama halnya dengan peran dari dosen maupun tenaga pendidik lainnya harus bisa menjadi wadah untuk terciptanya dialog secara mendalam serta harus bisa memposisikan diri dan memberikan pengajaran bukan karena tingkatan tapi karena adanya jalinan kasih satu sama lain serta bisa mengerti keadaan yang dirasakan peserta didik. Sehingga dengan adanya proses penanaman pembelajaran yang tepat diharapkan tidak ada lagi budaya kebisuan yang terjadi, adanya diskusi yang lancar serta kritis yang kemudian hasil akhir yang diperoleh yaitu pendidikan yang kritis melalui metode dialogis.

Dalam masa pembelajaran jarak jauh masih memiliki berbagai macam kendala yang sering terjadi dintaranya kurangnya interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik, termasuk apa yang terjadi pada perguruan tinggi. Karena pembelajaran jarak jauh ini hanya satu arah sehingga memunculkan budaya kebisuan karena kurangnya dialog dan tidak terbangunnya daya fikir kritis mahasiswa/i. Selain itu dengan adanya kendala demikian maka esensi dari pendidikan menjadi kurang bernilai karena kurangnya proses dalam meraih ilmu yang dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan maupun tenaga pendidik harus menunjukkan  ideologi idealismenya, dengan mengutamakan dalam pendidikannya, yang kemduai perlu cara mengetahui bagaimana peserta didik memahami, mengkritik, memproduksi dan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk memahami realitas hidup dan mengubahnya. Proses pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kesadaran kritis peserta didik. Dengan proses pendidikan dialogis ala Paulo Freire sehingga mahasiswa/i

Daftar Pustaka
Freire, Paulo. 2001. Pendidikan Yang Membebaskan. Jakarta Timur : Media Lintas Batas.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta CV.
Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Suparno, Paul. 2001. Relevansi dan Reorientasi Pendidikan di Indonesia
Samsudin, Umar. 2020. Pendidikan Kritis di Era Pandemi Covid 19 dan Media Sosial. Tarbawi, 3. (2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun