"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad).
Bagi al-Fansuri, tasawuf adalah ekspresi praktik zuhud, sabar, dan syukur yang diajarkan oleh Rasulullah. Ia menekankan bahwa seorang Muslim yang benar-benar mengikuti Sunah Nabi akan dengan sendirinya menjalani jalan tasawuf.
Menghadapi Kritik terhadap Tasawuf
Syekh al-Rauf al-Fansuri menyadari bahwa banyak kritik terhadap tasawuf berasal dari praktik-praktik yang dianggap menyimpang, seperti klaim tentang maqam spiritual yang berlebihan atau ritual yang tidak berdasar. Dalam karyanya, ia mengingatkan bahwa semua praktik tasawuf harus kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah.
Ia menegaskan bahwa tasawuf sejati tidak mengajarkan isolasi total dari masyarakat, melainkan mendorong individu untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. Dalam hal ini, tasawuf justru memperkuat hubungan sosial dengan landasan akhlak yang mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H