Mohon tunggu...
Muhamad Alfin
Muhamad Alfin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Saya adalah penulis pemula yang senang belajar banyak hal. Saat ini saya sedang menempuh kuliah si salah satu Universitas di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenal Cerita Rujak Cingur, Ada Abdul Rozak

23 Juli 2023   21:33 Diperbarui: 23 Juli 2023   22:24 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribun Jatim

Pada awalnya cingur onta digunakan dalam pembuatan rujak cingur.

Padahal, menurut sang Raja, makanan yang disediakan Abdul Rozak cukup enak. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, raja melahap keringatnya sampai dia benar-benar terlapisi dan kemudian menjilat piring itu sampai bersih. Bahkan raja pun merasa perlu menanyakan kepada Abdul Rozak arti dibalik nama hidangan tersebut. Mengejutkan mengetahui bahwa Abdul Rozak tidak dapat menyebutkan nama makanan tersebut.

Raja, yang sedang menikmati makan siangnya saat itu, bertanya kepada para pengiringnya apakah ada "kenyal-kenyal" atau tidak. Dalam tanggapannya, Abdul Rozak menegaskan bahwa isu ritual nasionalis Kenya yang diklaim tidak lebih dari sebuah fiksi yang rumit. Putra raja memberi tahu Baiklah bahwa jika keadaan terus berjalan seperti semula, mereka harus mulai menyebut hidangan ini sebagai Rozak Cingur. Last but not least, entri untuk nama itu dibuat dalam daftar resmi nasional.

Nama yang dulu dikenal dengan nama "Rozak Cingur" diganti namanya menjadi "Rujak Cingur". Sebagai pengakuan atas kemenangannya dalam taruhan yang dipasang oleh Sayembara Raja, Abdul Rozak dianugerahi sebuah kapal, sebidang tanah, dan gelar juru masak istana. Namun, dia menolak, dan Abdul Rozak berperang hanya dengan kapal yang disediakan raja untuknya. Dia cukup baik untuk membagikan resep hidangan favoritnya sepanjang masa kepada raja.

Di atas kapal baru Abdul Rozak yang indah, dia berlayar menuju pulau Tanjung Perak dan berlayar ke sana. Saat itu, ia mulai mengenalkan masyarakat Surabaya dengan kulinernya untuk pertama kali. Namun Rozak terkendala karena tidak ada onta di Surabaya, sehingga dia mengganti cingur sapi sebagai bahan masakannya untuk menutupi kekurangannya. Ini mungkin mengejutkan, tetapi hasil akhirnya adalah makanan yang unggul dalam kualitas dan rasa.

Warga sekitar mulai berdatangan saat mencium bau makanan busuk yang keluar dari dapur Abdul Rozak. Nama Abdul Rozak dan rozak cingur semakin populer dan semakin sering digunakan. Namun karena kebanyakan orang kesulitan mengucapkan "rozak", kata tersebut akhirnya berubah menjadi "rujak", dan hingga saat ini, istilah tersebut masih digunakan orang untuk menyebut hidangan hasil cipta Abdul Rozak tersebut.

Kini, dengan cepat menemukan rujak cingur di berbagai lokasi di Jawa bagian timur. Makanan yang dianggap sebagai lambang Surabaya, rujak cingur, mengalami transformasi serupa dan kini dianggap sebagai salah satu hidangan khas seluruh wilayah Jawa Timur. Sebagai akibatnya, rujak cingur memiliki ciri khas tersendiri di setiap wilayah di dunia tempat rujak cingur disajikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun