Terdapat beberapa asumsi pada teori pengujian klasik. Skor kesalahan pengukuran tidak berinteraksi dengan skor sebenarnya, yang merupakan asumsi pertama. Asumsi kedua adalah bahwa skor kesalahan tidak terkait dengan skor aktual dan skor kesalahan subjek yang sama pada tes lainnya. Ketiga, rata-rata skor kesalahan ini sama dengan nol.Â
Teori Skor Modern atau Respon Butir(IRT)
 Teori tes modern sering juga disebut Item Response Theory (IRT) yaitu respon subjek terhadap item yang menunjukkan kognitifnya. Kelebihan kinerja subjek dapat dilihat dengan Item Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang benar.
Pada teori skor modern, error standar yang digunakan berbeda dengan teori skor murni klasik. Perbedaan ini karena setiap orang memiliki level kemampuan yang berbeda-beda.
Manfaat menggunakan IRT adalah kami dapat mengumpulkan data pada tingkat individu. Jika IRT digunakan pada orang dengan IQ tinggi, kita akan dapat memilih alat ukur mana yang akan digunakan. Ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan hasil presisi tinggi.Â
Pada saat yang sama, meteran tidak dapat digunakan untuk orang dengan tingkat kecerdasan berbeda. Ketika manusia dan tes memiliki kesetaraan yang sama, tes tersebut akan mencapai reliabilitas yang tinggi. Misalnya, orang dengan kemampuan tinggi harus mengikuti ujian yang sulit, begitu pula sebaliknya.
 Untuk mengembangkan tes paralel, IRT memiliki fitur yang disebut Test Information Function (TIF). Teori uji modern juga menerapkan parameter uji yang tidak bergantung pada properti sampel. Butir-butir tes yang diuji akan tetap sama pada sampel yang berbeda dan dibandingkan dengan tes yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H