Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... -

Pemikir Radikal, Rasional, Fundamental, Filosofis, Oposisi Pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Teologi, Manusia dan Eksistensi Tuhan

12 November 2018   23:40 Diperbarui: 13 November 2018   07:54 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka lupa pada substansi sebenarnya dari eksistensi Tuhan. Berbagai simbol yang ada, mereka seperti menganggapnya sebagai eksistensi yang berbeda. Inilah bukti nyata bahwa mereka telah terbelenggu oleh Simbol dari "Tuhan", dan melupakan hakikat substansial dari Tuhan itu sendiri. Mereka pikir Tuhan hanyalah deretan simbol - simbol. Itu sama saja merendahkan kebesaran Tuhan.

Kembali dalam Filsafat Bahasa (asal - usul bahasa), seluruh bahasa muncul akibat sebuah aktivitas penyimbolan manusia ketika mengetahui sebuah realitas yang baru.

Seluruh realitas di dalam dimensi ruang dan waktu sejatinya punya kerumitan dan kompleksitas yang sangat tinggi, lalu manusia berusaha menyimbolkan realitas tersebut untuk menyederhanakannya. Realitas yang terbatas (dimensi ruang den waktu) saja, seperti meja, manusia perlu jutaan lembar kertas untuk menerangkan realitas tersebut tanpa meninggalkan satupun informasi di dalamnya, dari segi fisik maupun metafisik. Namun manusia hanya menyederhanakannya dengan simbol "meja".

Sebuah simbol dipastikan tak mampu mewakili sebuah realitas yang rumit dan kompleks. Itu baru pada realitas di dalam keterbatasan dimensi ruang dan waktu, bagaimana kalau realitas "Theos" / "Tuhan"?? jauh lebih kompleks dan rumit lagi.. sebuah entitas yang absolut, mutlak, causa prima, pencipta, maha segalanya.. tak mungkin bisa diwakili hanya dengan sebuah simbol yang sempit.. Pada dasarnya yang harus dipahami oleh manusia adalah hakikat sebenarnya dari Allah / Tuhan itu.. sayangnya malah manusia hanya kenal dan hafal saja dengan simbol.. tapi jauh sekali dari sebuah pemahaman yang fundamental dan komprehensif mengenai suatu entitas yang absolut tersebut. Hanya berdebat soal simbol "Allah" / "Dewa" / "Tuhan"/ "Yahweh" / "Theos", tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya, hakikat substansional dari entitas tersebut, dan bagaimana sebenarnya kedudukan kita dengan-Nya? Setara? Lebih rendah? Dan pada akhirnya akan menimbulkan sebuah penyikapan dari manusia sendiri terhadap entitas absolut tersebut.

Buat apa juga terjebak dan berdebat hanya karena simbol belaka, itu menandakan bahwa manusia itu hanya menjangkau sisi terluar Tuhan, lalu dengan percaya dirinya membuat definisi Tuhan, HANYA DENGAN SIMBOL!! Kekuasaan, ke-absolut-an dan kebesaran Tuhan jauh lebih luas dari simbol - simbol yang mereka ciptakan. Ini namanya penistaan Tuhan!!

Akui dan Maknai Eksistensi "Tuhan"

Sebagai contoh yang lebih kasuistik, penulis pernah menemui sebuah pemikiran pimpinan militan pemberontak Nigeria yang bisa dikatakan sebagai pemikiran yang unik, sekaligus mungkin dalam sudut pandang pembaca / orang Indonesia pada umumnya merupakan pemikiran yang aneh. Seperti ini :

"I believe with God, God is the creator, but,  I think, all of religion is a lies, bullshit."

Diatas itu adalah penggalan pernyataannya.

Dia mengatakan bahwa dia mempercayai eksistensi dari Tuhan, tapi menurutnya, agama adalah suatu yang omong kosong belaka, agama adalah hasil khayalan dari manusia.

Sekilas, kita mungkin pemikiran itu akan mengingatkan pada paradigma orang - orang Quraisy jaman nabi Muhammad, mereka mengakui bahwa Allah adalah pencipta alam semesta, tapi mereka tak  mengakui Islam yang dibawa oleh Muhammad. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun