Semut Kepala Hijau (Rhytidoponera Metallica) adalah spesies semut endemik Australia. Semut ini berukuran antara 5 hingga 7 mm. Semut Kepala Hijau tersebar luas di seluruh Australia dan Selandia baru.Â
 Semut pekerja dari semut kepala hijau memiliki ukuran panjang 5 hingga 7 mm dan warnanya bervariasi, mulai dari hijau-ungu hijau-biru dan lain lain. Sedangkan ratu mereka berukuran 7,4 mm dengan perut dada dan kepala menunjukkan berbagai warna metalik.Â
Semut Kepala Hijau hidup di beberapa habitat seperti, gurun, hutan, dan daerah perkotaan. Mereka biasa bersarang di semak belukar, ranting, batang kayu, di bawah tanah, dan di tunggul kayu yang membusuk.Â
Semut kepala hijau bersifat diurnal atau aktif sepanjang hari. Mereka memangsa serangga kecil atau mengumpulkan zat manis seperti embun madu dari serangga penghisap getah
Semut Kepala Hijau mempunyai bisa dan sengatan yang menyakitkan yang dapat menyebabkan syok anafilaksis ( alergi yang parah yang berpotensi mengancam nyawa) pada manusia. Disisi lain, semut kepala hijau juga bermanfaat bagi manusia, terutama untuk para petani. Semut kepala hijau biasa memangsa hama pertanian seperti rayap, kubang, dan ngengat.Â
Para pekerja dan Ratu sangatla mirip satu sama lain dari segi ukuran dan bentuk fisik, Membuat keduanya sulit untuk dibedakan. Ada beberapa yang membedakan antara pekerja dan sang ratu misalnya para pekerja terlihat lebih kecil dari ratu, pekerja jantan lebih kecil dari ratu dengan ukuran 5,5 mm dan tanpak hitam dan suram. Memiliki dada yang dikompresi dan memanjang, dan perut yang di dominasi berwarna hijau.Â
Para pekerja membangun sarang kecil dan terintegrasi secara longgar di bawah tanah atau di tunggul kayu yang membusuk. Mereka juga bersarang di gundukan rayap. Sarang ini biasanya ditemukan di bawah akar rumput atau di bawah batang kayu, batu, ranting, atau di dasar semak belukar.Â
Mereka adalah salah satu serangga pertama yang terlihat mencari makan di daerah di mana kebakaran hutan terjadi, dan dalam beberapa kasus mereka kembali tepat setelah bara api berhenti membara. Hujan juga tidak menimbulkan ancaman bagi semut kepala hijau selama hujan ringan di bawah sinar matahari terus menerus.
Mereka adalah pemulung, pemangsa dan pemakan biji atau yang biasa kita sebut dengan hewan Omnivora, umumnya memiliki pola makan yang luas dari bahan hewani, serangga, artropoda kecil, embun madu dari serangga penghisap getah dan biji-bijian. Para pekerja biasanya memangsa kumbang, ngengat dan rayap.Â
Mereka adalah pemulung, pemangsa dan pemakan biji, umumnya memiliki pola makan yang luas dari bahan hewani, serangga, artropoda kecil, embun madu dari serangga penghisap getah dan biji-bijian. Para pekerja biasanya memangsa kumbang, ngengat dan rayap, menggunakan sengat mereka untuk membunuh mangsanya dengan menyuntikkan racun.Â
Semut kepala hijau adalah mangsa sejumlah predator, termasuk serangga pembunuh dan echidna berparuh pendek, yang kotorannya ditemukan Semut Kepala Hijau pekerja. Burung juga memakan semut ini, termasuk burung ibis putih Australia, burung besar sayap sayap bertopeng dan burung owlet-nightjar Australia.Â
Pekerja dan larva dapat terinfeksi parasit; pekerja yang diperiksa terlihat dengan kepompong stadium akhir dari parasit tak dikenal di toraks mereka. Di beberapa sarang semut kepala hijau, beberapa serangga myrmecophilus seperti kumbang Chlamydopsis longipes terkadang terlihat hidup di dalam koloni.
Dalam studi racun alergi semut Australia 2011, yang tujuannya untuk menentukan semut asli Australia apa yang dikaitkan dengan anafilaksis sengatan semut. Ditunjukkan bahwa 34 peserta bereaksi terhadap racun semut kepala hijau. Peserta lainnya bereaksi terhadap racun semut besar, khususnya, 176 terhadap semut Pilosula saja. Studi tersebut menyimpulkan bahwa empat kelompok utama semut Australia bertanggung jawab menyebabkan anafilaksis. Semut kepala hijau adalah satu-satunya semut yang bukan spesies Myrmecia (genus/marga semut besar) yang menyebabkan reaksi alergi pada individu yang berpartisipasi. Semut kepala hijau telah dilaporkan menyebabkan kematian pada unggas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H