Oleh :
Muhamad Rizki Hasan
2210416320016
Kelas A
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2024
Framing Teks Terkait Pemasalahan atau Kondisi Lingkungan di Kota Bekasi
No
Judul
Tanggal
Waktu
Media
Ringkasan
1
Kali Bekasi Tercemar, Ribuan Warga Alami Darurat Air Bersih
19 September 2023
07:27 WIB
Kompas.id
Suplai air bersih dari Perusahaan Umum Daerah atau Perumda Tirta Patriot kepada ribuan pelanggannya di Kota Bekasi terhenti beberapa pekan terakhir. Pihak perumda terpaksa menghentikan sementara pengolahan air karena Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku tercemar limbah. Akibatnya, warga mengalami krisis air bersih dan harus mencari sumber air untuk kebutuhan sehari-hari. Suplai air dari Perumda Tirta Patriot terhenti. Warga pun berbondong-bondong mendatangi sumber air terdekat. Fipin menuturkan, salah satu warganya dalam sehari bisa menghabiskan Rp 50.000 untuk membeli 10 galon. Sejumlah warga memilih untuk mengeluarkan uang dengan membeli air galon ketimbang mencari sumber air lainnya karena berbagai alasan. Pemkot Bekasi dengan bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi dari Kali Bekasi ke Kalimalang yang dianggap lebih bersih karena merupakan bagian dari SPAM Jatiluhur. Namun, dalam proses pembangunan, ada banyak kendala, seperti pipa akan melewati perlintasan kereta api dan jalan nasional dengan lalu lintas yang padat.
2
Bekasi Juara Penghasil Sampah
10 Oktober 2023
-
Radarbekasi.id
Volume timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 35,93 juta ton, Bekasi termasuk dalam 10 besar kota dan kabupaten dengan timbulan sampah terbanyak.Sementara di Jawa Barat, Bekasi menjadi juara. Kondisi ini mesti disikapi dengan serius oleh seluruh pihak. Setiap jiwa manusia diperkirakan memproduksi 0,7 kg sampah setiap hari. Timbunan sampah menjadi besar melihat jumlah warga Kabupaten Bekasi saat ini sebanyak 3 juta jiwa, dan Kota Bekasi sebanyak 2,4 juta jiwa. Beberapa permasalahan sampah dihadapi oleh Bekasi, diantaranya masih adanya titik pembuangan sampah liar, pemilahan sampah yang belum berjalan maksimal, hingga tidak semua sampah bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Perluasan lahan TPA Burangkeng ini merupakan salah satu solusi jangka pendek untuk menangani persoalan sampah di Kabupaten Bekasi. Daerah dengan nilai investasi tertinggi di tanah air ini hanya memiliki satu tempat pembuangan sampah, yakni di Burangkeng. Setiap hari tercatat sebanyak 750 ton sampah yang dibuang ke TPA Burangkeng.
3
Tiap Tahun Kali Bekasi Tercemar, Wali Kota Minta Dinas Lingkungan Hidup Jabar Turun Tangan
Rabu, 20 Oktober 2021
05:00 WIB
tribunnews.com
Pencemaran limbah di Kali Bekasi terus terjadi hampir setiap tahun. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengakui bahwa pemerintah kota tidak memiliki kewenangan penuh untuk menangani masalah ini karena sumber pencemaran berasal dari hulu Kali Bekasi di Kabupaten Bogor. Meskipun sudah ada upaya koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kementerian Lingkungan Hidup, pencemaran masih berlanjut. Rahmat mendesak Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat untuk turun tangan, karena pencemaran ini mempengaruhi wilayah regional yang lebih luas, termasuk Kota dan Kabupaten Bekasi. Pencemaran tersebut berdampak langsung pada masyarakat, terutama karena Kali Bekasi merupakan sumber air baku bagi perusahaan air daerah.
4
Pengelolaan Sampah di Bekasi Dinilai Butuh Penanganan Serius
20 Oktober 2023
22:47 WIB
news.detik.com
Masalah sampah di Bekasi masih menjadi perhatian utama, dengan tanggung jawab bukan hanya pada pemerintah, tetapi juga warga. Ketua Umum Gerakan Untuk Lingkungan, Adrie Charviandi, menekankan perlunya reformasi mendalam dalam pengelolaan sampah, terutama di TPA Sumur Batu yang semakin memprihatinkan. Adrie mendukung penunjukan konsorsium EEI-MHE-HDI-XHE sebagai pemenang tender proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), dan menekankan pentingnya teknologi pengolahan sampah yang modern dan ramah lingkungan untuk mengatasi masalah ini.
5
Kala Kali Bekasi Tercemar Limbah Pabrik dan Berbau Busuk
15 Agustus 2023
09:51 WIB
Kompas.com
Kali Bekasi tercemar limbah pabrik sejak 11 Agustus 2023, menyebabkan air menghitam, berbau busuk, dan hampir kering. Limbah tersebut diduga berasal dari pabrik garmen di Kabupaten Bogor, berdasarkan uji laboratorium yang menemukan kandungan klorin dalam air. Pencemaran ini mengurangi cadangan air baku dan mempengaruhi pelayanan air masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi berupaya menetralisasi air dengan suplai tambahan dari Kalimalang, dan hasil uji laboratorium telah diserahkan kepada Dinas LH Jawa Barat untuk ditindak lanjuti.
6
Kali Bekasi Tercemar Limbah Pabrik, Pasokan Air Bersih Kini Terganggu
13 Agustus 2023
17:00 WIB
Kompas.com
Jadwal suplai air tak menentu dirasakan oleh warga Ambon, ibukota Maluku. Dalam seminggu bisa hanya sekali dua
bahkan pernah mundur sampai 9 hari. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pelanggan merogoh kantong demi membeli air. Ada juga yang menggunakan air hujan untuk mandi. Masifnya alih fungsi lahan pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA) menyebabkan debit air tanah menyusut drastis. Pulau Ambon memiliki DAS yang kecil dan pendek, aliran air yang tidak terserap ke dalam tanah, menjadi aliran permukaan dan masuk ke sungai dan bermuara di laut.
7
Polusi Udara Memburuk, 66.893 Warga Kota Bekasi Terinfeksi ISPA hingga Juli 2023
23 Agustus 2023
05:00 WIB
metro.tempo.com
Polusi udara di Jakarta akibat kendaraan bermotor telah menyebabkan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), termasuk di Bekasi. Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat 66.893 kasus ISPA dari Januari hingga Juli 2023, dengan puncaknya pada Maret 2023. Kepala Dinkes Bekasi, Tanti Rohilawati, menyebut gejala ISPA seperti batuk, pilek, dan sesak napas disebabkan oleh polusi udara, perubahan iklim, serta mikroba. Penanganan ISPA bisa dilakukan di puskesmas, dan pencegahan termasuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memakai masker saat di luar rumah.
8
Saatnya Kota Bekasi Terapkan Manajemen Pengolahan Sampah Berkelanjutan
31 Agustus 2023
-
radarbekasi.id
Kota Bekasi, sebagai kota metropolitan dan penyangga Jakarta, menghadapi masalah lingkungan serius akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Dengan populasi mencapai 2,53 juta pada tahun 2023 dan kepadatan tinggi, kota ini mengalami peningkatan volume sampah, banjir, serta pencemaran udara, sungai, dan tanah. Pengelolaan sampah, terutama di TPST Bantargebang dan TPA Sumurbatu, yang sudah kelebihan kapasitas, menjadi masalah utama, menyebabkan pencemaran air dan udara.
Meskipun regulasi pengelolaan sampah sudah ada, penerapannya belum optimal. Para pakar lingkungan menyarankan penerapan manajemen pengelolaan sampah berkelanjutan yang melibatkan tujuh unsur penting: visi kebijakan terpadu, regulasi rinci, organisasi yang kompeten, pendanaan cukup, pendekatan sosial-budaya, penerapan teknologi tepat, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Untuk keberhasilan, diperlukan kemauan politik dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat.
9
Polusi Udara Memburuk, 12.759 Kasus Penyakit ISPA di Kota Bekasi
25 Agustus 2023
-
radarbekasi.id
Polusi udara yang memburuk di Jabodetabek, terutama di Kota Bekasi, telah menyebabkan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat 12.759 kasus ISPA yang ditangani di berbagai puskesmas, dengan kasus terbanyak di Puskesmas Pengasinan. Kepala Dinas Kesehatan, Tanti Rohilawati, mengajukan nota dinas kepada Wali Kota Bekasi untuk mendorong penggunaan masker di luar ruangan. Tanti juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker, mengurangi aktivitas luar ruangan, dan menjaga kesehatan dengan olahraga serta asupan makanan bergizi.
10
Belum Serius Menyelesaikan Polusi, Udara di Bekasi Tak Sehat Dihirup
19 Juni 2023
-
radarbekasi.id
Kualitas udara di Jabodetabek, termasuk Bekasi, memburuk dan masuk kategori tidak sehat, terutama pada musim kemarau. Pemerintah Bekasi dinilai belum serius menangani masalah polusi udara yang menyebabkan peningkatan kasus ISPA. Data menunjukkan kualitas udara di Bekasi buruk, dengan beberapa area seperti Tarumajaya mencapai kategori sangat tidak sehat. Pemerintah daerah, termasuk Bekasi, telah menandatangani kerjasama untuk menangani polusi, namun tindakan nyata seperti penanaman pohon, peningkatan transportasi massal, dan pengawasan industri masih diperlukan. Pemerintah juga memantau kualitas udara dengan alat AQMS dan melakukan uji emisi untuk mengurangi polusi dari kendaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H