Mohon tunggu...
Muhamad RizkiHasan
Muhamad RizkiHasan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kenalkan nama saya Rizki Hasan seorang mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat, hobi main game, kulineran dan nonton film. Sekian perkenalan saya, saya ucapkan terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemetaan Potensi Wilayah Daya Saing dan Kerjasama antar Wilayah Kabupaten Sintang

15 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 15 Mei 2024   20:50 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pribadi
Pribadi

Kabupaten Sintang mengalami fluktuasi yang signifikan dalam produksi komoditasnya selama periode 2019 hingga 2024.Pada tahun 2019, produksi komoditas di Kabupaten Sintang mencapai 836,7 ton. Jumlah ini mencerminkan tahap awal dari periode analisis dan memberikan baseline untuk evaluasi produksi di tahun-tahun berikutnya. Produksi meningkat tajam pada tahun 2020, mencapai 3.586,8 ton. Lonjakan ini lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini mungkin disebabkan oleh perbaikan dalam teknik pertanian, investasi dalam infrastruktur pertanian, atau kondisi cuaca yang lebih baik. Tahun 2021 melihat penurunan produksi menjadi 1.602,5 ton. Penurunan ini lebih dari separuh produksi tahun sebelumnya, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti bencana alam, serangan hama, atau perubahan kebijakan pertanian.

Produksi komoditas kembali mengalami kenaikan drastis pada tahun 2022, mencapai 10.238 ton. Lonjakan ini mungkin terkait dengan peningkatan luas lahan pertanian yang digunakan, pengenalan varietas tanaman unggul, atau bantuan pemerintah yang efektif untuk petani. Tahun 2023 melanjutkan tren peningkatan dengan produksi mencapai 12.252 ton. Kenaikan ini menunjukkan keberlanjutan dari faktor-faktor positif yang sudah ada pada tahun 2022, serta kemungkinan adanya inovasi atau teknologi baru yang diadopsi oleh petani di Kabupaten Sintang. Namun, pada tahun 2024, produksi menurun cukup tajam menjadi 4.117 ton. Penurunan ini bisa mengindikasikan adanya masalah yang perlu diidentifikasi lebih lanjut, seperti kondisi cuaca yang tidak mendukung, penyakit tanaman, atau masalah pasar yang mempengaruhi harga komoditas.

Kesimpulannya selama periode 2019 hingga 2024, produksi komoditas di Kabupaten Sintang menunjukkan pola yang berfluktuasi dengan peningkatan yang signifikan di beberapa tahun, diikuti oleh penurunan pada tahun-tahun lainnya. Puncak produksi terjadi pada tahun 2023 dengan 12.252 ton, sementara titik terendah ada pada tahun 2019 dengan 836,7 ton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun